TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Pahlawan dalam Tragedi Tenggelamnya Kapal Titanic

Mereka rela mempertahurkan nyawanya agar orang lain selamat!

ilustrasi tenggelamnya kapal Titanic tahun 1912 (faithmag.com)

Situasi buruk selalu menjadi salah satu cara terbaik untuk menunjukkan watak asli seseorang. Hal yang sama juga berlaku saat tragedi tenggelamnya kapal Titanic tahun 1912. Berangkat dari Southampton pada 10 April 1912, kapal ini melakukan perjalanan pertamanya menuju New York City.

Awalnya perjalanan berlangsung menyenangkan, namun perjalanan menyenangkan ini mendadak berubah jadi horor bagi penumpang dan krunya. Kapal yang digadang-gadang tidak akan tenggelam ini, justru tenggelam setelah menabrak gunung es di Samudra Atlantik pada 14 April 1912.

Setidaknya 1.514 nyawa melayang dalam tragedi ini. Mayoritas korban meninggal karena tidak mendapatkan sekoci, namun banyak juga yang meninggal karena memilih untuk mengorbankan nyawanya demi menjaga orang lain tetap hidup. Dilansir ITV, berikut 7 pahlawan dalam tragedi tenggelamnya kapal Titanic, siapa mereka?

1. William Moyles 

William Moyles bekerja sebagai senior sixth engineer di kapal Titanic. (encyclopedia-titanica.org)

Wiliam Young Moyles atau lebih dikenal dengan nama William Moyles merupakan pemuda berusia 23 tahun asal kota Stirling, Skotlandia. Pada tahun baru 1911, William bekerja di kapal Oceanic, sebelum akhirnya bergabung dalam pelayaran Titanic sebagai senior sixth engineer.

Sebagai senior sixth engineer, Wiliam termasuk orang pertama yang mengetahui bencana tersebut. Dia bisa saja meraih sekoci untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Alih-alih kabur sebagai pengecut, William justru menunjukkan sikap kesatria dengan bertahan bersama awak kapal lain di ruang mesin, dan berusaha mati-matian menjaga agar listrik tetap menyala selama mungkin.

Berkat usahanya, kapal tetap terang dalam jangka waktu cukup lama. Orang-orang bisa mengatur penyelamatan dengan sekoci, dan awak kapal lain bisa mengirimkan sinyal SOS kepada kapal Carpathia yang berada di dekatnya. Namun karena ruang mesin berada di bagian paling bawah kapal, ruangan inilah yang pertama kali tenggelam. Pada akhirnya, William Moyles tidak bisa menyelamatkan diri lagi, dan tenggelam bersama awak kapal lain di ruang mesin.

2. Kapten Edward Smith 

Kapten Edward Smith menjadi salah satu korban meninggal dalam tragedi tenggelamnya kapal Titanic. (wiadomosci.onet.pl)

Memiliki nama panggilan "The Millionaires Captain", Edward Smith merupakan kapten kapal yang hebat, dan memiliki pengalaman panjang selama 40 tahun dalam dunia pelayaran. Ketika Titanic melakukan pelayaran pertamanya pada 10 April 1912, perusahaan White Star Line menunjuknya sebagai kapten kapal. Sayang pengalaman panjang tidak cukup untuk menyelamatkan Titanic dari intaian maut.

Dilansir Biography, seorang kru melihat gunung es di depan mereka pada pukul 23.40. Namun sebelum sempat menghindar, kapal sudah lebih dahulu menabrak gunung es. Akibatnya kapal tergores di bagian depan, dan membuat air laut dapat dengan mudah masuk ke dalam. Menyadari kapalnya tidak bisa diselamatkan lagi, Smith segera mengelola transmisi panggilan darurat.

Dia juga memerintahkan para kru untuk menyiapkan sekoci bagi para penumpang wanita dan anak-anak sebagai prioritas utama. Seorang pemadam kebakaran yang selamat bahkan bersaksi, sang kapten menggendong bayi di atas kepalanya dan menempatkannya di sekoci, sebelum akhirnya berenang kembali ke kapal dan tenggelam.

Baca Juga: Masih Berkilau, 10 Perhiasan Ini Ditemukan dari Bangkai Kapal Titanic

3. Lucile Carter dan Noël Leslie 

Lucile Carter (kiri) dan Noël Leslie (kanan) memimpin para korban selamat menuju kapal penyelamat. (encyclopedia-titanica.org | titanicdatabase.fandom.com)

Menjadi kaya bukan berarti kamu bisa mengabaikan orang lain, setidaknya itulah yang dilakukan oleh Lucile Carter dan Noël Leslie. Berstatus sebagai aristokrat, Lucile Carter dan Noël Leslie masuk dalam orang-orang pertama yang diselamatkan. Setelah aman di sekoci masing-masing, keduanya memimpin orang-orang mendayung ke tempat yang lebih aman.

Mengingat orang-orang ketakutan, keduanya berusaha menyemangati para korban dengan meminta mereka bernyanyi bersama. Tidak berhenti sampai disitu, ketika semua korban selamat tiba di kapal Carpathia, Lucile Carter dan Noël Leslie mengumpulkan obat-obatan, makanan, dan menenangkan korban lain yang masih ketakutan. Apa yang dilakukan oleh keduanya mungkin terdengar sepele, namun berkat mereka keadaan menjadi jauh lebih baik.

4. Charles Lightoller 

Charles Lightoller seorang perwira kedua kapal membantu menolong para penumpang. (medium.com)

Lahir di Lancashire tahun 1874, Lightoller merupakan perwira kedua di kapal Titanic. Ketika Titanic menabrak gunung es, Charles sebenarnya sudah bebas tugas dan sudah kembali ke kabinnya. Namun baru saja dia mau tidur, Charles merasakan getaran kecil di kabinnya. Sepuluh menit kemudian, dia mendapatkan peringatan bahwa air sudah masuk ke dek kapal.

Tahu kapal mewah itu tidak bisa diselamatkan, dia segera menurunkan sekoci untuk para penumpang. Dilansir History, dia mematuhi perintah Kapten Smith, untuk memprioritaskan anak-anak dan perempuan naik ke sekoci. Charles bahkan tidak segan untuk menodongkan senjata kepada para pria yang naik sekoci, sementara masih banyak perempuan dan anak-anak disekitar mereka yang berteriak meminta tolong.

Ketika tugasnya selesai, Charles berusaha berenang menjauh dari kapal Titanic. Usahanya berhasil, dan dia menjadi salah satu dari 710 korban yang selamat dari tragedi itu.

5. Margaret "Molly" Brown 

Aktivis Margaret "Molly" Brown berusaha mengangkut korban sebanyak mungkin dengan sekocinya. (titanicfacts.net)

Margaret "Molly" Brown merupakan aktivis, dan artis Amerika Serikat. Dilansir Britannica, Nyonya Brown sedang berada di Mesir ketika dia diberi kabar bahwa cucunya sakit. Merasa khawatir, Margaret Brown kemudian pergi ke Prancis dan naik kapal Titanic menuju New York. Namun baru beberapa hari perjalanan, kapal Titanic yang dia tumpangi justru menabrak gunung es dan tenggelam.

Sama seperti Lucile Carter dan Noël Leslie, Margaret Brown menjadi salah satu orang pertama yang mendapat sekoci dan naik ke kapal penyelamat. Orang lain mungkin akan lebih memilih tetap aman di kapal penyelamat, namun tidak dengan Nyonya Brown. Setelah teman satu sekocinya aman, dia mendayung kembali ke Titanic dan mengangkut korban lain yang masih terdampar di lautan untuk dibawa ke kapal penyelamat.

Apa yang dia lakukan bukannya tidak berbahaya, kapal Titanic yang tenggelam memiliki daya isap kuat dan bisa menarik orang-orang disekelilingnya untuk tenggelam bersama. Namun Margaret Brown tidak memedulikan resiko itu. Dia berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin korban, meski itu berarti dia menempatkan nyawanya sendiri di ujung tanduk.

6. Wallace Henry Hartley dan anggota bandnya 

Wallace Henry Hartley dan anggota bandnya tetap memainkan musik hingga kapal tenggelam. (historyonthenet.com)

Sebagai seorang musisi, kesempatan untuk bermain dalam pelayaran perdana sebuah kapal mewah menjadi kesempatan yang baik. Hal yang sama juga muncul di benak Wallace Henry Hartley, seorang musisi asal Inggris yang juga menjadi pemimpin band orkestra kelas dua di kapal Titanic.

Awalnya Wallace merasa ragu saat ditawari menjadi pemimpin orkestra untuk kapal Titanic, karena pergi dengan Titanic sama saja dengan meninggalkan Maria Robinson, kekasih yang baru saja dilamarnya. Namun Wallace berpikir jika tawaran ini adalah kesempatan bagus untuk karirnya pada masa depan. Siapa sangka, kalau 'kesempatan bagus' ini justru menjadi jalan menuju akhir hidupnya.

Dia dan seluruh pemain musik merupakan korban yang tidak selamat dalam tragedi tersebut. Tidak seperti hampir semua orang yang lari mencari pertolongan, Wallace dan pemain musik lainnya tidak bergerak sedikit pun dari tempat mereka. Alih-alih menyelamatkan diri, mereka berusaha menenangkan para penumpang yang panik dengan permainan musik mereka hingga akhir.

Baca Juga: Selain Titanic, Ini 5 Film dengan Kisah Cinta yang Berakhir Tragis

Verified Writer

Siti Marliah

Find me on 📷 : instagram.com/sayalia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya