TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Nero, Kaisar Terburuk Sepanjang Sejarah Romawi Kuno

Sang kaisar bahkan tega membunuh ibunya sendiri!

potret patung Kaisar Nero (historycooperative.org)

Peradaban Romawi Kuno menjadi salah satu peradaban terbesar di masa lalu. Kesuksesan ini tentu tidak lepas dari campur tangan para pemimpinnya. Berdiri selama ratusan tahun, Romawi Kuno diperintah oleh banyak kaisar. Beberapa di antaranya adalah kaisar hebat yang membawa Romawi Kuno ke masa keemasannya.

Namun Romawi tidak selalu seberuntung itu. Di antara kaisar hebat, Romawi Kuno juga beberapa kali dipimpin oleh kaisar kejam seperti Nero yang membuatnya berada di ambang kehancuran. Dilansir History Hit, berikut tujuh fakta seputar Nero, kaisar terburuk sepanjang sejarah Romawi Kuno!

1. Dia tidak seharusnya naik takhta menjadi Kaisar Romawi

potret patung Nero dan ibunya, Agrippina (brewminate.com)

Lahir pada 15 Desember tahun 37 Masehi, Nero Lucius Domitius Ahenobarbus sebenarnya bukanlah putra mahkota. Dia bahkan tidak masuk dalam garis keturunan seorang raja. Lalu bagaimana dia bisa menjadi raja?

Dilansir History Hit, ibu Nero yang bernama Agrippina, meracuni suaminya sendiri pada tahun 39 Masehi. Setelahnya, ia menikahi Kaisar Romawi Claudius. Pada tahun 54 Masehi, Agrippina kembali meracuni suami barunya.

Tidak hanya itu, perempuan ambisius ini juga meracuni Britannicus yang merupakan anak tiri sekaligus putra mahkota. Kematian ini mau tidak mau membuat takhta jatuh ke tangan Nero Lucius Domitius Ahenobarbus atau yang lebih dikenal dengan nama Kaisar Nero.

Baca Juga: 'Raksasa' yang Berumur Pendek, Ini 5 Fakta Kekaisaran Romawi Barat

2. Diawal kepemimpinannya, Nero sangat dicintai oleh rakyat Roma 

Nero diangkat menjadi kaisar setelah kematian ayah dan adik tirinya tahun 54 Masehi. (arkeofili.com)

Memerintah sejak tahun 54 Masehi, Nero naik takhta saat usianya masih 17 tahun. Mengingat usianya yang masih sangat muda, sang kaisar didampingi oleh ibunya Agrippina, dua penasehat utama yaitu gurunya yang bernama Seneca, dan seorang penasihat bernama Burrus.

Meski usianya sangat muda, sang kaisar ternyata mampu menjadi pemimpin yang baik. Pada lima tahun pertama kepemimpinannya, dia melarang korupsi, melarang penyiksaan terhadap hewan di sirkus, menurunkan pajak, menghapus hukuman mati, bahkan mendengarkan keluhan seorang budak tentang tuannya.

3. Tidak ingin diatur, dia membunuh ibunya sendiri

Nero meminta Agrippina pergi ke Teluk Napoli dengan menumpangi perahu bocor. (historyextra.com)

Meski memerintah sebagai kaisar, Nero sejatinya hanya boneka bagi ibunya. Segala aspek kehidupannya sang kaisar muda diatur oleh sang ibu, termasuk untuk urusan pemerintahan. Muak dengan semua itu, Nero memutuskan untuk melenyapkan Agrippina.

Dilansir History Ten, Kaisar Nero meminta ibunya pergi ke Teluk Napoli dengan menggunakan perahu yang sudah dilubangi. Beruntung, meski perahunya tenggelam, Agrippina berhasil berenang hingga ke tepi pantai. Tidak menyerah, Nero kemudian memerintahkan seorang budak untuk membunuh Agrippina. 

4. Nero juga membunuh kedua istrinya

Nero membunuh kedua istrinya dengan cara yang kejam. (li.ru)

Satu tahun sebelum naik takhta, Nero yang kala itu masih berusia 16 tahun menikah dengan adik tirinya sendiri yang bernama Claudia Octavia. Sayangnya pernikahan itu tidak berakhir bahagia. Nero yang bosan dengan Claudia, justru jatuh cinta pada Poppaea Sabina. 

Akhirnya sang kaisar muda ini menggunakan alasan ketiadaan anak sebagai alasan untuk menceraikan istri pertamanya, dan menikahi Sabina dua belas hari kemudian. Perceraian Nero dan pernikahannya kilatnya dengan Sabina rupanya mendapatkan sambutan buruk dari masyarakat Romawi Kuno. Rakyat lebih menyukai Claudia yang mereka anggap sebagai bangsawan sejati.

Karena merasa kesal, Nero kemudian membunuh Claudia. Tidak lama kemudian, hubungan Sabina dan sang kaisar menjadi tidak akur. Suatu hari, Nero yang emosi menendang Sabina yang sedang hamil. Perbuatannya ini berakibat fatal, akhirnya ia tak hanya kehilangan calon anaknya, tetapi juga istrinya.

5. Sang kaisar sangat terobsesi dengan dirinya sendiri 

Nero memaksa rakyat untuk menonton pertunjukkannya. (historyonthisday.com)

Kepergian ibu dan istrinya, justru memberikan efek buruk pada sang kaisar. Nero diketahui merupakan pencinta seni. Alih-alih bekerja keras untuk rakyat, Nero justru sering tampil dalam pertunjukan teater, memainkan musik, membaca puisi, dan menyanyi. 

Dia menggunakan kekuasaannya untuk memaksa rakyat menonton pertunjukan dan memuji penampilannya. Jika jadwalnya kosong, sang kaisar juga sering kali menyamar sebagai budak lalu pergi mengunjungi rumah bordil atau berkeliaran di jalanan kota Roma dan melukai siapa pun yang ditemuinya.

6. Dia disebut-sebut sebagai dalang dari kebakaran Roma 

Kota Roma mengalami kebakaran hebat tahun 64 Masehi. (geschiedenisbeleven.nl)

Pada tanggal 18 Juli tahun 64 Masehi, sebuah kebakaran hebat melanda kota Roma. Kebakaran bermula dari lereng Aventine, lalu merembet ke Circus Maximus, sebelum akhirnya melalap habis seluruh kota selama enam hari.

Menurut laporan dari Live Science, ketika kebakaran itu terjadi, Kaisar Nero sedang bermain bola di Antium, yang terletak di luar kota Roma. Mendengar kotanya terbakar, ia segera kembali ke kota dan melakukan berbagai upaya untuk membantu warganya. Meski Nero berusaha menolong, tapi banyak desas-desus yang menyebutkan bahwa kaisarlah yang sebenarnya menjadi dalang utama atas kebakaran itu. 

Nero disebut-sebut membenci tata letak kota Roma dan ingin mengatur ulang kota itu untuk memberikan ruang agar dia bisa membangun istana baru. Well, tidak ada bukti bahwa Kaisar Nero melakukan pembakaran, tetapi yang jelas dia memang memanfaatkan lahan kosong di kotanya untuk membangun Domus Aurea atau Rumah Emas untuk dirinya sendiri.

Baca Juga: 8 Aturan Gila yang Pernah Berlaku di Masa Peradaban Romawi Kuno 

Verified Writer

Siti Marliah

Find me on 📷 : instagram.com/sayalia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya