TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Lucrezia Borgia, Putri Kuat dalam Keluarga yang Kontroversial

Selalu menjadi alat politik untuk keluarganya

Lucrezia Borgia (Bartolomeo Veneto via Wikimedia Commons)

Dalam kisah-kisah sejarah yang dipenuhi dengan intrik politik serta drama keluarga, tak heran jika nama Lucrezia Borgia kerap muncul di dalam daftar perempuan yang paling kontroversial pada masa Renaisans Italia. Lahir dalam keluarga Borgia yang terkenal karena ambisinya pada politik yang luar biasa, sudah menjadi takdir bahwa Lucrezia harus terlibat dalam berbagai lika-liku hidup yang akhirnya menyebabkan rumor-rumor yang membuat citranya menjadi misterius.

Pada abad ke-15, namanya kerap bersanding dengan kata-kata kontroversial seperti skandal, racun, bahkan hubungan saudara. Namun, di balik kisah hidupnya yang erat akan konflik, siapakah sebenarnya Lucrezia Borgia? Mari kita menelusuri jejak perjalanan hidup Lucrezia Borgia yang penuh warna dan mengetahui bagaimana kisah seorang perempuan yang hidup dalam keluarga yang penuh kompleksitas.

1. Terlahir dalam keluarga yang problematik

potret Lucrezia Borgia (P. Berlotti and Laure Junot Abrantès via Wikimedia Commons)

Lucrezia Borgia lahir pada tanggal 18 April 1480 dari pasangan Rodrigo Borgia dan selir kesayangannya, Vannozza dei Cattanei di Roma, Italia. Pada saat itu, ayahnya menjabat sebagai seorang kardinal yang secara teknis seharusnya tidak boleh memiliki pasangan. Namun, hal tersebut tidak menghentikan Rodrigo untuk menjadi ayah dari anak-anak para selirnya.

Rodrigo Borgia yang kemudian diangkat menjadi Paus Alexander VI, dianggap sebagai salah satu paus yang paling kontroversial. Masa pemerintahannya diwarnai dengan banyaknya selir, anak haram, nepotisme, dan skandal. Ia diangkat menjadi kardinal pada tahun 1456 oleh pamannya, Paus Calixtus III, dan terpilih menjadi paus pada bulan Agustus 1492.

2. Terjebak dalam pernikahan politik

Giovanni Sforza (18th century Italian engraver via Wikimedia Commons)

Lucrezia Borgia terlibat dalam pernikahan yang sangat kontroversial pada usia 13 tahun dengan Giovanni Sforza, putra di luar nikah dari Costanzo I Sforza yang saat itu berusia 27 tahun. Pernikahan ini digelar pada 12 Juni tahun 1493.

Pernikahan ini direncanakan oleh keluarga Borgia untuk tujuan politik. Ayah Lucrezia yang saat itu telah menjadi paus, menjadi lebih ambisius dan bertekad untuk bekerja sama dengan keluarga Sforza agar bisa menghadapi Raja Napoli yang merupakan musuhnya dan memperluas kekuasaan keluarga Borgia di Milan. 

Seiring berjalannya waktu, Rodrigo merasa bahwa hubungan Borgia dengan keluarga Sforza sudah tidak diperlukan lagi. Dengan kata lain, Giovanni tak lagi dibutuhkan dan pernikahannya dengan Lucrezia tidak lagi berguna. Rodrigo kemudian memutuskan untuk membatalkan pernikahan putrinya agar ia dapat menjalin aliansi yang lebih menguntungkan. Rodrigo menggunakan alasan untuk membatalkan pernikahan Lucrezia dengan mengklaim bahwa Giovanni impoten dan tidak pernah menyentuh Lucrezia.

Hal ini tentunya membuat Giovanni malu dan marah. Alasan pembatalan pernikahan tersebut tentunya adalah kebohongan karena sebelum menikah dengan Lucrezia, Giovanni memiliki istri yang sayangnya telah meninggal saat melahirkan.

3. Tuduhan hubungan sedarah dengan keluarganya

Cesare Borgia (Altobello Melone via Wikimedia Commons)

Proses pembatalan pernikahan tersebut terdengar oleh publik yang akhirnya menimbulkan rumor mengenai keperawanan Lucrezia. Giovanni yang tak terima dengan klaim Rodrigo kemudian melayangkan tuduhan bahwa Lucrezia telah menjalin hubungan sedarah atau inses dengan ayah dan saudara laki-lakinya.

Di tengah pembicaraan mengenai pembatalan pernikahan Lucrezia dengan Giovanni, publik tiba-tiba digemparkan dengan isu bahwa Lucrezia yang saat itu dikirim ke sebuah biara diketahui sedang hamil. Berembus kabar bahwa ayah dari anak yang tengah dikandung oleh Lucrezia merupakan pelayan ayahnya yang bernama Pedro Calderon. Namun, Pedro Calderon ditemukan telah meninggal dunia di tepi sungai Tiber secara mendadak.

Rodrigo berusaha menutupi skandal tersebut dengan mengklaim bahwa anak itu adalah anak kakak laki-laki Lucrezia bernama Cesare dari seorang perempuan tak dikenal. Sayangnya, hal ini justru membuat rumor inses antara Lucrezia dengan saudara laki-laki dan ayahnya semakin tersebar luas.

4. Kisah cintanya yang tragis

Alfonso d'Aragon saat berumur 7 tahun (Pinturicchio via Wikimedia Commons)

Setelah pernikahannya dengan Giovanni resmi dibatalkan, Lucrezia harus kembali menjalin pernikahan politik. Agar keluarga Borgia dapat bersekutu dengan Napoli, kali ini Lucrezia dinikahkan dengan putra di luar nikah Raja Napoli bernama Alfonso d'Aragon pada Juli tahun 1498. Alfonso merupakan seorang Duke Bisceglie dan juga Pangeran Salerno.

Walaupun pernikahannya didasari atas kepentingan politik, namun, Lucrezia mulai menemukan arti cinta dalam pernikahannya dengan Alfonso. Hal ini sangat berbeda saat ia menikah dengan Giovanni di mana ia sama sekali tak mencintai suami lamanya itu.

Tak berselang lama, kehidupan pernikahan Lucrezia lagi-lagi harus hancur akibat rencana licik keluarganya. Pandangan keluarga Borgia berubah dan berujung melawan Napoli. Hal ini diakibatkan karena adanya aliansi dengan Prancis berkat pernikahan Cesare pada Mei tahun 1499 dengan Charlotte d'Albret yang merupakan sepupu Raja Prancis. Rodrigo menyadari bahwa ia dapat memperoleh lebih banyak keuntungan dari hubungan yang lebih baik dengan Prancis. Namun, hasil dari hubungan tersebut mengancam kedudukan Napoli.

Nyawa suami Lucrezia tentunya terancam karena masalah ini. Alfonso berkali-kali diserang oleh pembunuh yang diduga sebagai anak buah Cesare. Ia bahkan pernah nyaris terbunuh usai diserang menggunakan pisau. Beruntungnya, ia berhasil menyelamatkan diri dan mendapatkan perawatan dari Lucrezia di rumah. Sayangnya, pada suatu hari Alfonso berhasil dibunuh. Penyebab kematian Alfonso diduga karena dicekik oleh pelayan Cesare saat sedang beristirahat dalam masa pemulihan.

Lucrezia terpukul karena kematian Alfonso dan secara resmi berstatus sebagai janda pada usia 20 tahun. Setelah ikatan dengan Napoli terlepas, Lucrezia mau tak mau kembali berada dibawah kontrol keluarga Borgia.

5. Citra Lucrezia Borgia dalam pandangan publik

potret Lucrezia Borgia (Henri Roche via Wikimedia Commons)

Kematian Alfonso tentunya membuat publik heboh. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana Alfonso bisa terbunuh, bahkan sampai ada yang menghubungkan Lucrezia sebagai dalang di balik kematian Alfonso. Karena hal ini, nama Lucrezia pun mulai disangkutpautkan dalam berbagai rumor dan skandal.

Menurut rumor yang beredar, Lucrezia kerap menyimpan zat beracun di dalam cincin yang dikenakannya. Pada era Renaisans Eropa, racun adalah metode yang populer untuk membunuh seseorang dan sering digambarkan sebagai senjata pilihan perempuan. Karena rumor ini, Lucrezia sampai mendapatkan reputasi sebagai peracun para musuh keluarganya.

Meskipun demikian, rumor ini tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya. Tidak dapat diketahui dengan pasti apakah Lucrezia benar-benar pernah meracuni para musuh keluarga Borgia. Meski begitu, diketahui bahwa musuh-musuh keluarga Borgia memang sering menghilang secara misterius.

Verified Writer

Lilis Nur Mukhlisoh

Simple is best, less is more

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya