TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dampak Meninggalnya Orangtua pada Psikologis Anak Kecil

Kehilangan orangtua menimbulkan trauma

Ilustrasi anak kecil (pexels.com/Bess Hamiti)

Tidak ada yang bisa memastikan seberapa lama seseorang bisa hidup. Siapa pun pasti akan sedih ketika kehilangan orang yang disayangi. Kehilangan sosok yang disayangi bisa menimbulkan dampak pada psikologis seseorang.

Bahkan, anak kecil juga bisa merasakan dampak psikologis ini ketika orangtuanya meninggal. Ketika kehilangan sosok yang akan membimbingnya, anak akan mengalami dampak negatif. Berikut dampak yang diterima oleh anak ketika kehilangan orangtuanya.

1. Berdampak dalam jangka panjang

Ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Pixabay)

Seseorang membutuhkan waktu agar dapat sembuh dari rasa duka. Ketika anak kehilangan sosok yang disayangi seperti orang tua, ia bisa mengalami dampak psikologis. Gejala psikologis pada anak juga bisa berlangsung dalam jangka panjang.

Dampak psikologis yang diterima oleh anak bisa berlangsung dalam jangka panjang. Bahkan, dampak ini bisa terus berlanjut hingga anak sudah dewasa. Gejala-gejala psikologis yang semakin parah juga bisa memicu dampak fisik.

2. Rentan terhadap masalah emosional

Ilustrasi anak kecil (pexels.com/Skitterphoto)

Melansir Psychology Today, seorang anak yang kehilangan orangtuanya mengalami rasa duka dalam waktu lama akan rentan memiliki masalah emosional jangka panjang. Ketika anak gagal untuk mengatasi rasa kehilangannya, masalah emosional bisa menyerang dengan beberapa gejala.

Contoh gejala yang bisa menyerang anak adalah menjadi lebih tertutup. Anak-anak akan rentan memunculkan sikap depresi dan merasa cemas. Tidak hanya di rumah, masalah lainnya juga bisa muncul di sekolah seperti turunnya kemampuan akademik anak.

Baca Juga: 6 Dampak Selingkuh bagi Psikologis Anak, Jangan Coba-coba!

3. Berdampak ke masa depan

Ilustrasi keluarga (pexels.com/freestocks.org)

Dampak psikologis yang timbul juga bisa memengaruhi masa depan anak. Kasih sayang dan hubungan yang akrab dari orangtua merupakan sebuah faktor penting untuk perkembangan anak. Kurangnya kasih sayang yang diterima oleh anak bisa mengganggu hubungan intim sang anak di masa depan.

Penelitian oleh Beverly Lim Hoeg dari Danish Cancer Society Research Center menunjukkan bahwa perceraian lebih rentan terjadi pada anak yang kehilangan orangtua sebelum usia 18 tahun. Faktor penyebab perceraian ini juga bisa dipengaruhi oleh hal yang menyebabkan kematian orangtua. Kehilangan orangtua memiliki dampak jangka panjang yang tidak bisa diabaikan.

4. Orangtua/pendamping yang bertahan harus bisa mendukung

Ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/George Pak)

Agar anak dapat melakukan proses penyembuhan, orangtua atau pendamping yang masih ada harus mengambil peran. Keberhasilan anak untuk mengatasi rasa duka bergantung pada kemampuan orangtua/pendamping untuk mengatasi masalah. Dukungan emosional dari orangtua/pendamping yang bertahan bisa mendorong anak untuk beradaptasi dengan keadaan.

Psikolog bernama John Bowlby menyebutkan ada proses yang disebut sebagai penataan ulang keterikatan (attachment reorganization). Anak akan menimbulkan keterikatan kepada orang baru dan mampu mengatasi rasa duka atas kehilangan.

Baca Juga: Kenali Efek Barnum, Kondisi Psikologis yang Bikin Kamu Percaya Ramalan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya