TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gerhana Bulan Itu Tanda Bumi Tidak Datar, Ini Faktanya

Fakta Bumi berbentuk bulat sudah hadir sejak dulu

Ilustrasi gerhana bulan. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Masih banyak perdebatan tentang bentuk Bumi yang sebenarnya. Kubu Bumi datar dan Bumi bulat masih terus beradu argumen di media sosial. Namun, sebuah fenomena langit bisa menjadi bukti bahwa bentuk Bumi yang sebenarnya tidaklah datar.

Gerhana Bulan menjadi salah satu kunci penjelasan bentuk Bumi. Bagaimana fenomena ini mampu membuktikan bentuk planet tempat tinggal kita? Simak jawabannya di artikel ini.

1. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan fenomena Gerhana Bulan

Ilustrasi Bulan (pexels.com/Bruno Scramgnon)

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin membuktikan bagaimana Gerhana Bulan dapat membuktikan bentuk bumi. Dikutip dari blog yang bersangkutan, Thomas menyebutkan bahwa bayangan gelap yang jatuh pada Bulan adalah bayangan Bumi. Bayangan gelap pada Bulan yang berbentuk melengkung mengindikasikan bulatnya Bumi.

Bayangan ini sendiri terbentuk karena cahaya Matahari yang seharusnya menyinari Bulan terhalang oleh Bumi. Thomas juga menuliskan fenomena ini bisa diprakirakan waktu dan prosesnya dengan baik. Pernyataan ini dijelaskan melalui model saintifik dari sistem Bumi-Bulan-Matahari.

Baca Juga: Kenapa Bulan Berubah Merah saat Gerhana? Ini Penjelasannya

2. Perputaran Bumi-Bulan-Matahari menyebabkan adanya gerhana

Ilustrasi Gerhana Bulan di Indonesia. ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Bumi merupakan planet yang mengitari Matahari. Bumi sendiri memiliki sebuah satelit yang kita sebut sebagai Bulan. Sebagai satelit dari Bumi, Bulan mengitari planet ini. 

Seperti yang kita tahu, Bulan memantulkan cahaya dari Matahari. Namun, pada saat tertentu cahaya yang harusnya mencapai Bulan menjadi terhalang oleh Bumi. Kondisi ini bisa terjadi jika Matahari-Bumi-Bulan (sesuai urutan) berada dalam satu garis lurus. Fenomena ini disebut sebagai Gerhana Bulan. 

3. Penganut teori Bumi datar tidak bisa menjelaskan fenomena ini

Ilustrasi mengamati bintang di malam hari (pexels.com/Yuting Gao)

Proses terjadinya Gerhana Bulan bisa menjelaskan bentuk Bumi yang bulat dari bentuk bayangan yang dihasilkan. Di sisi lain, orang-orang yang memercayai bahwa bentuk Bumi datar tidak bisa menjelaskan fenomena Gerhana Bulan secara logis. Mereka tidak bisa menjelaskan secara runtut proses dan waktu kejadian gerhana.

Thomas menyebutkan bahwa meskipun penganut teori Bumi datar melakukan "penelitian", hal ini hanya sebatas klaim saja. Fenomena Gerhana Bulan menjadi sebuah pukulan telak bagi mereka yang memercayai Bumi datar.

4. Teori Bumi datar hanyalah pseudoscience

Ilustrasi Bumi datar (theconversation.com)

Dibandingkan dengan teori Bumi bulat yang sudah benar-benar dibuktikan, teori Bumi datar hanyalah sebatas pseudoscience. Definisi dari pseudoscience menurut Kamus Cambridge adalah "sebuah sistem pemikiran atau sebuah teori yang tidak dibentuk secara saintifik." Berbeda dengan teori Bumi bulat yang bisa dibuktikan secara sains.

Hal ini berarti pseudoscience tidak bisa dipastikan kebenarannya karena dibentuk tanpa melalui proses sains. Bisa dibilang, pseudoscience merupakan sebuah teori atau klaim belaka. Contoh pseudoscience selain teori Bumi datar adalah kriptozoologi, yaitu sebuah cabang pseudoscience yang mempelajari tentang keberadaan makhluk kriptid seperti Bigfoot dan Yeti.

Baca Juga: 8 Fakta Unik Gerhana Bulan, Masih Banyak yang Belum Tahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya