TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Ilmuwan Perempuan Dunia Ini Mestinya Dapat Hadiah Nobel

Mereka adalah orang hebat dengan kontribusi yang berarti

Lise Meitner (allea.org)

Hadiah Nobel adalah penghargaan paling bergengsi yang diberikan untuk pencapaian intelektual di dunia, sebagaimana dibahas Britannica. Meskipun memiliki gengsi yang tinggi, penghargaan ini tidak terlepas dari kontroversi dan kritik, terutama seputar perempuan.

Data yang dimuat BBC menunjukkan bahwa terdapat 59 Hadiah Nobel yang diberikan kepada perempuan. Ya, hanya 59, meskipun total penerima penghargaan tersebut melebihi angka 900.

Hal ini tidak memiliki arti bahwa komite Nobel perlu memberikan penghargaan kepada perempuan karena mereka adalah perempuan. Faktanya, terdapat banyak perempuan dalam sejarah dengan pencapaian yang luar biasa sehingga mereka berhak dianugerahi Hadiah Nobel.

Namun, sampai detik ini, mereka belum mendapatkan penghargaan tersebut. Berikut daftar ilmuwan perempuan yang berhak mendapatkan Hadiah Nobel. Simak faktanya!

1. Rosalind Franklin (1920-1958)

Rosalind Franklin (cshl.edu)

"Penelitian dan penemuannya tentang virus masih bermanfaat bagi umat manusia."

Seperti itulah bunyi tulisan yang terpampang di batu nisan Rosalind Franklin di Willesden Jewish Cemetery, London. Dalam satu kalimat saja, kita sudah mengetahui betapa pentingnya kontribusi Rosalind bagi kehidupan manusia.

Rosalind memiliki peran yang penting dalam mengungkap struktur DNA. Mengutip Nature, ia paling dikenal karena potret difraksi X-ray yang menjadi kunci untuk penemuan heliks ganda DNA. Bahkan, jurnal Nature menyebutkan bahwa pekerjaan Rosalind, kolaborator, dan penerusnya, menjadi penyebab mengapa peneliti dapat memanfaatkan pengurutan DNA serta kristalografi X-ray untuk menyelidiki virus SARS-CoV-2.

Ilmuwan hebat ini meninggal karena kanker ovarium. Menurut situs resmi Nobel Prize, Rosalind tidak mendapatkan Hadiah Nobel karena komite penghargaan tersebut tidak memberikan penghargaan anumerta.

2. Esther Lederberg (1922-2006)

Esther Lederberg (jax.org)

Pada masanya, banyak ilmuwan perempuan seperti Esther Lederberg yang kurang disorot dunia. Hal ini tidak lain disebabkan oleh diskriminasi terhadap ilmuwan perempuan yang marak terjadi, sebagaimana dicatat What is Biotechnology. Buktinya, sebelum belajar biokimia, ia mendapatkan peringatan bahwa studi tersebut 'terlalu sulit untuk perempuan', dikutip Time.

Esther menemukan fag lambda (lambda phage), virus yang menginfeksi Escherichia coli. Melansir Medical News Today, penemuan ini digunakan sebagai dasar model virus sampai saat ini.

Kerja sama Esther dan suaminya, Joshua Lederberg, juga membuahkan hasil. Pasangan ini menemukan bahwa bakteri dapat bertukar DNA dan menciptakan varian (strain) yang baru. Walaupun keduanya sama-sama berkontribusi, faktanya hanya Joshua yang mendapatkan Hadiah Nobel. Joshua juga hampir tidak mengakui jasa istrinya dalam penemuan ini.

Baca Juga: 7 Pemberontak Paling Hebat dalam Sejarah, Kisahnya Epik!

3. Chien-Shiung Wu (1912-1997)

Chien-Shiung Wu (info.umkc.edu)

Ketidakadilan seputar Hadiah Nobel juga dirasakan oleh Chien-Shiung Wu, perempuan yang mendapatkan panggilan 'First Lady of Physics', 'Chinese Madam Curie', dan 'Queen of Nuclear Research'. Terdengar keren, bukan?

Tentu saja! Sebab, Chien-Shiung Wu mengembangkan proses pengayaan bijih uranium sehingga menghasilkan uranium dalam jumlah yang cukup besar sebagai bahan bakar bom atom. Catatan Engineering and Technology menunjukkan bahwa ilmuwan ini menjalankan eksperimen yang menggunakan isotop kobalt-60. Eksperimen ini menentang hukum kekekalan paritas.

Anehnya, Chien-Shiung Wu tidak mendapatkan Hadiah Nobel atas prestasinya. Rekan kerjanya, Chen Ning Yang dan Tsung-Dao Lee merupakan pihak yang dianugerahi penghargaan tersebut.

4. Lise Meitner (1878-1968)

Lise Meitner (mpg.de)

Empat puluh delapan nominasi untuk Hadiah Nobel dalam kategori Fisika dan Kimia, nol penghargaan yang diperoleh. Ya, itulah yang dialami oleh Lise Meitner, ilmuwan yang dijuluki 'German Marie Curie' oleh Albert Einstein.

Laman Chemical & Engineering News menjelaskan bahwa Lise dan Otto Hahn memimpin kelompok di Kaiser Wilhelm Institute yang pertama kali menemukan fisi nuklir uranium. Penemuan Lise, Otto, dan Fritz Strassmann juga menjadi kunci untuk pengembangan senjata nuklir serta reaktor nuklir.

Berkat kolaborasi ini, Otto diberikan Hadiah Nobel Kimia. Di sisi lain, Lise tidak mendapatkan penghargaan yang sama. Namun, dapat dipastikan bahwa namanya tidak akan dilupakan oleh sejarah.

5. Jocelyn Bell Burnell (1943)

Jocelyn Bell Burnell (bath.ac.uk)

Sejak kecil, Jocelyn Bell Burnell sudah mengenal astronomi. Keluarganya dan staf di Armagh Observatory mendukung minat Jocelyn pada astronomi, dikutip StarChild NASA. Menariknya, minat ini terbawa sampai dewasa, sampai ia dikenal dunia.

Kini, Jocelyn bukan lagi nama yang asing oleh karena prestasinya dalam penemuan pulsar (pulsating radio source), yang sampai sekarang digunakan untuk mempelajari keadaan ekstrem materi, mencari planet di luar tata surya bumi, dan mengukur jarak kosmis. Situs Space juga memaparkan bahwa pulsar dapat menolong ilmuwan untuk menemukan gelombang gravitasi.

Pencapaian yang hebat ini memiliki arti bahwa Jocelyn berhak mendapatkan Hadiah Nobel. Sayangnya, penghargaan tersebut malah dianugerahkan kepada Martin Ryle dan Anthony Hewish. Menanggapi hal ini, Jocelyn tidak memiliki rasa dendam sama sekali terhadap komite Nobel.

6. Vera Rubin (1928-2016)

Vera Rubin (astronomy.com)

Seperti Jocelyn, Vera Rubin sudah memiliki ketertarikan terhadap bidang astronomi sejak kecil. Melansir American Museum of National History, ayah Vera mendukung minat buah hatinya dengan membantunya membangun teleskop dan menemaninya ke pertemuan astronom amatir. Semua hal ini dilakukan ayahnya meskipun ia meragukan kesempatan karir di bidang astronom.

Melalui prestasinya, Vera membuktikan bahwa ayahnya tidak perlu khawatir. Ia dan rekannya, Kent Ford, menemukan materi gelap (dark matter) di galaksi. Dicatat Forbes, materi gelap telah diterima sebagai komponen utama dari alam semesta kita.

Penemuan yang luar biasa ini menjadikan Vera sebagai ilmuwan yang berhak mendapatkan penghargaan Nobel. Akan tetapi, ia tidak dianugerahi hadiah tersebut. Menurut situs Astronomygender bisa saja menjadi penyebab mengapa Hadiah Nobel tidak diberikan kepada Vera.

Baca Juga: 7 Ilmuwan Genius yang Dilupakan Sejarah, Ini Kisahnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya