TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Mandela Effect, Fenomena di mana Ingatan Bisa Berbohong!

Hati-hati, ingatanmu pun bisa salah lho

ilustrasi berpikir (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Pernahkah kamu merasa yakin dengan suatu ingatan, tetapi ternyata ingatan itu salah? Fenomena ini dikenal sebagai Mandela Effect, di mana banyak orang memiliki ingatan kolektif yang keliru tentang suatu peristiwa atau fakta.

Istilah ini pertama kali digunakan oleh Fiona Broome pada tahun 2009, ketika dia dan banyak orang lain keliru mengingat bahwa Nelson Mandela telah meninggal di penjara pada tahun 1980-an. Padahal, Mandela baru meninggal pada tahun 2013.

Berikut adalah lima fakta menarik tentang Mandela Effect.

1. Berawal dari kesalahan ingatan tentang Nelson Mandela

ilustrasi berpikir (pexels.com/Marcelo Chagas)

Istilah Mandela Effect diciptakan oleh Fiona Broome pada tahun 2009. Saat menghadiri konferensi tentang spiritualitas, dia dikejutkan oleh fakta bahwa banyak orang yang yakin Nelson Mandela meninggal di penjara pada tahun 1980-an. Kenyataannya, Mandela dibebaskan dari penjara pada tahun 1990 dan kemudian menjadi presiden Afrika Selatan.

Kekeliruan ini bukan hanya dialami oleh Fiona Broome, tetapi juga banyak orang di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat ingatan kolektif yang salah tentang kematian Nelson Mandela. Fenomena ini kemudian dikenal sebagai Mandela Effect dan mulai menarik perhatian banyak orang.

2. Beragam contoh Mandela Effect

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mandela Effect tidak hanya terjadi pada kasus Nelson Mandela. Banyak contoh lain yang menunjukkan adanya ingatan kolektif yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya. Berikut beberapa contohnya:

  • Ekor Pikachu: Bagi sebagian orang, karakter Pikachu dari serial animasi Pokemon identik dengan keberadaan ekor berwarna hitam di ujungnya. Padahal, Pikachu sebenarnya tidak memiliki ekor hitam.
  • Ejaan nama permen: Permen cokelat dengan wafer renyah ini kerap disebut sebagai KitKat. Namun, ada yang berpendapat bahwa ejaan yang benar adalah Kit-Kat dengan tanda penghubung. Perdebatan ini pun ramai diperbincangkan.
  • Acara televisi Hafiz Indonesia: Pernahkah kamu menonton acara Hafiz Indonesia? Nah, banyak yang salah mengira acara ini dulu bernama "Hafiz Quran". Padahal sejak awal peluncurannya, nama resminya memang "Hafiz Indonesia".

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa Mandela Effect bukan hanya kasus terpencil, tetapi merupakan fenomena yang cukup luas dan melibatkan berbagai macam hal.

Baca Juga: Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukan

3. Penyebab Mandela Effect masih menjadi misteri

ilustrasi berpikir (pexels.com/Julia M Cameron)

Penyebab pasti Mandela Effect masih belum diketahui. Beberapa teori yang diajukan:

  • Kesalahan memori: Orang-orang mungkin salah mengingat informasi dan kemudian secara tidak sengaja menyebarkan informasi yang salah tersebut kepada orang lain.
  • Gangguan memori: Gangguan memori seperti confabulation dapat menyebabkan orang-orang menciptakan ingatan palsu.
  • Realitas alternatif: Beberapa orang percaya bahwa Mandela Effect adalah bukti bahwa kita hidup di realitas alternatif.
    Hingga saat ini, belum ada teori yang dapat menjelaskan secara pasti penyebab Mandela Effect. Fenomena ini masih menjadi misteri dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.

4. Mandela Effect menjadi fenomena budaya pop

ilustrasi berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Mandela Effect telah menjadi fenomena budaya pop yang populer. Banyak film, buku, dan acara TV yang membahas fenomena ini.

Popularitas Mandela Effect menunjukkan bahwa fenomena ini menarik perhatian banyak orang. Hal ini juga menunjukkan bahwa banyak orang yang ingin memahami dan mencari penjelasan tentang fenomena ini.

Verified Writer

Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya