Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Badai meteor didefinisikan sebagai meteor yang datang dari arah yang sama di langit dengan durasi tertentu. Waktu yang tepat untuk melihatnya ketika langit masih gelap di tempat yang jauh dari keramaian kota.
Ternyata, ada badai meteor langka yang akan mencapai puncaknya pada Selasa (31/5/2022) mendatang! Kapan dan di mana kita bisa melihatnya? Ketahui detailnya di sini!
1. Namanya Tau Herculids
Badai meteor yang dimaksud ini disebut Tau Herculids. Mengutip Earth Sky, Tau Herculids berasal dari komet induk 73P/Schwassmann-Wachmann 3 atau SW3, yang ditemukan para astronom pada 2 Mei 1930. Komet ini mengorbit matahari setiap 5,4 tahun.
Di tahun 1995, para astronom menyaksikan komet ini mulai "retak" dan mengotori orbitnya dengan puing-puing. Itulah yang dikenal sebagai Tau Herculids.
2. Kecepatannya memengaruhi kemunculannya
Komet 73P/Schwassmann-Wachmann 3. (nasa.gov) Menurut Bill Cooke, pemimpin Kantor Lingkungan Meteoroid NASA, badai meteor akan terjadi jika puing-puing komet SW3 melaju lebih dari 354 kilometer per jam.
Sebaliknya, jika puing-puing bergerak lebih lambat, maka tidak akan ada meteor yang bisa dilihat dari bumi. Tetapi, menurut kalkulasi ilmuwan, badai meteor Tau Herculids akan tampil singkat namun intens!
Baca Juga: Mengenal 'Super Earth' Planet K2-18B, Apakah Layak Dihuni Manusia?
3. Komet SW3 ditemukan secara tidak sengaja
Awalnya, Arnold Schwassmann dan Arno Arthur Wachmann berniat mencari keberadaan asteroid atau planet minor. Tetapi, mereka justru menemukan komet SW1 pada tahun 1927, SW2 pada 1929, dan SW3 pada 1930.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Namun, setelah itu tidak ada yang melihat komet itu lagi sampai tahun 1979. Padahal, periode orbitnya relatif pendek. Ini karena SW3 samar intrinsiknya dan para astronom mencari di tempat yang salah di langit.
4. Kemudian, komet terbelah menjadi beberapa bagian
Keunikan terjadi pada tahun 1995. Tiba-tiba komet SW3 menjadi 600 kali lebih terang dari biasanya. Sehingga, bisa dilihat dengan mata telanjang, tanpa bantuan binokular atau teleskop.
Sebulan setelahnya, pengamat memerhatikan melalui teleskop bahwa nukleus atau inti SW3 telah terbelah menjadi empat bagian. Dilansir Earth Sky, dua bagian hancur dan dua bagian tersisa, yang masih mengikuti komet mengorbit matahari.
Bahkan, di tahun 2006, pecahannya menjadi semakin banyak. Komet terfragmentasi menjadi 68 bagian! Yang terbesar yaitu komponen C, yang diameternya hanya 1 kilometer. Padahal, inti komet biasa lebarnya sekitar 10 kilometer.
Baca Juga: 7 Fakta Unik Bulan, Benda Langit yang Setia Mengelilingi Bumi Kita