TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Jenis Gigitan Tungau dan Cara Mengatasinya, Kenali Yuk!

Beda jenis, beda penanganan

ilustrasi tungau (pixabay.com/makamuki0)

Tungau adalah arakhnida (artropoda berkaki delapan) berukuran kecil. Panjangnya berkisar antara 0,1–6,0 milimeter dan gigitannya bisa menyebabkan gatal, iritasi, kemerahan, bengkak, atau timbul benjolan.

Ada ribuan spesies tungau yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Jenis gigitan dan cara penanganannya pun berbeda-beda. Berikut beberapa di antaranya!

1. Sarcoptes scabiei

Kudis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei. Tungau berukuran mikroskopis ini tinggal dan bertelur di lapisan terluar kulit manusia.

Orang yang terkena kudis biasanya mengeluhkan rasa gatal yang hebat dan ruam di sepanjang lipatan kulit, seperti di antara jari-jemari, tekukan lutut dan siku, serta di sekitar pinggang, payudara, alat kelamin, atau bokong. 

Dilansir American Academy of Dermatology, kudis bisa diobati dengan krim atau losion yang mengandung crotamiton 10 persen. Bisa juga dengan losion yang mengandung benzil benzoat 25 persen.

2. Chigger

ilustrasi tungau dari keluarga Trombiculidae (commons.wikimedia.org/Thomas Shahan)

Chigger adalah larva tungau dari keluarga Trombiculidae. Larvanya memakan sel-sel kulit inang yang masih hidup, sementara tungau dewasa mengonsumsi bahan-bahan organik yang membusuk di tanah.

Cara makannya unik, yaitu dengan mengeluarkan enzim pencernaan yang bisa melarutkan epidermis (lapisan kulit terluar). Lalu, larva tungau akan menyedotnya. Efeknya adalah rasa gatal hebat disertai dengan benjolan merah kecil di kulit.

Mengutip Cleveland Clinic, gejalanya bisa diredakan dengan mengoleskan krim atau losion berbahan calamine, mengonsumsi diphenhydramine atau antihistamin lainnya, menggunakan permetrin (obat anti parasit), serta membersihkan area kulit yang terkena dengan air dan sabun.

3. Tungau burung dan hewan pengerat

Manusia bisa digigit oleh tungau burung dan hewan pengerat ketika inangnya mati atau meninggalkan sarangnya. Seperti tungau tikus rumah (Liponyssoides saguineus), tungau tikus tropis (Ornithonyssus bacoti), dan tungau ayam (Dermanyssus gallinae), yang juga menyerang merpati, burung pipit, dan burung jalak.

Setelah digigit, kita mungkin akan merasakan nyeri, ruam, rasa gatal yang luar biasa, pembengkakan, dan iritasi. Yang bisa kita lakukan adalah mengoleskan krim atau losion anti gatal.

Baca Juga: Kasus Alergi di Indonesia Paling Banyak Disebabkan oleh Tungau Debu

4. Demodex

ilustrasi demodex (commons.wikimedia.org/K.V. Santosh)

Ada dua spesies Demodex yang kerap ditemukan di tubuh manusia, antara lain Demodex folliculorum yang hidup di folikel rambut di wajah dan Demodex brevis yang menghuni leher atau dada.

Makin banyak Demodex bisa memperburuk masalah kulit yang sudah ada, seperti rosacea, androgenic alopecia, dan dermatitis wajah (Indian Journal of Dermatology, 2014).

Gigitan Demodex bisa membuat kulit gatal, bersisik, atau kasar seperti amplas, kemerahan, sensitivitas kulit meningkat, serta sensasi terbakar. Ini bisa dicegah dengan mencuci wajah dua kali sehari, melakukan eksfoliasi, dan menghindari pembersih muka berbahan dasar minyak.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya