TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siklus Bulan Memengaruhi Kita? Ini 7 Fakta Lunar Effect!

Ketahui apakah itu benar terjadi atau cuma mitos belaka

messagetoeagle.com

Kita semua tahu jika bulan bisa memengaruhi pasang surut air laut dan gaya gravitasi. Namun, percayakah kamu jika siklus bulan bisa memengaruhi perilaku manusia? Bahkan, bisa membuat manusia menampilkan perilaku yang aneh, seperti keletihan, sleep walking bahkan tindak kekerasan?

Fenomena tersebut disebut dengan lunar effect. Teori ini sudah dipercaya oleh manusia sejak berabad-abad silam. Namun, apakah benar bahwa siklus bulan benar-benar bisa memengaruhi kepribadian manusia? Atau ini hanya kepercayaan orang zaman dahulu?

1. Telah dipercaya sejak abad ke-4 masehi

starsignstyle.com

Istilah lunatic berasal dari bahasa Latin 'lunaticus' (moonstruck) yang awalnya menyebut epilepsi sebagai penyakit yang disebabkan oleh bulan. Kepercayaan yang berkaitan dengan lunar effect sudah dipercaya sejak berabad-abad silam.

Tepatnya, sejak abad ke-4 masehi, para astrolog umumnya menggunakan istilah ini untuk merujuk pada penyakit neurologis dan kejiwaan. Tak hanya masalah kejiwaan, lunar effect dipercaya memengaruhi demam, rematik dan penyakit lainnya.

2. Lunar effect memengaruhi kesuburan manusia?

youaremom.com

Bulan sendiri memiliki siklus antara 28-29 hari dan dipercaya memberi pengaruh pada perilaku dan perubahan fisiologis pada manusia. Salah satu mitos populer lunar effect adalah bulan memengaruhi kesuburan dan siklus menstruasi pada perempuan.

Astrologi meyakini bahwa bulan purnama menciptakan energi tinggi yang terkait dengan hubungan cinta. Lunar effect diyakini memengaruhi puncak gairah seksual dan peningkatan hormon estrogen pada perempuan. 

Baca Juga: Adanya Gerhana Bulan adalah Tanda Bahwa Bumi Tidak Datar

3. Berkorelasi dengan tingginya tingkat kelahiran?

romper.com

Antara tahun 1959-1973, dilaporkan ada peningkatan 1 persen kelahiran di New York setelah bulan purnama. Namun, hal itu kemudian dibantah oleh berbagai penelitian yang menunjukkan tidak adanya korelasi antara siklus bulan dan angka kelahiran.

Hal ini kemudian dibuktikan oleh analisis pada 9.551 kelahiran di Danville, Pennsylvania di tahun 1957, begitu pula UCLA Medical Center antara 1974-1978 yang mencatat 11.961 kelahiran hidup dan 8.142 kelahiran alami (tidak diinduksi oleh obat-obatan maupun operasi caesar) membantah adanya keterkaitan siklus bulan dengan tingkat kelahiran. Studi-studi tersebut akhirnya membantah mitos bahwa siklus bulan memiliki pengaruh pada tingginya tingkat kelahiran.

4. Ahli bedah dilarang melakukan operasi kala bulan purnama?

marylandsurgeons.com

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Nursing Practice di tahun 2004 menunjukkan adanya klaim ahli bedah yang menolak untuk beroperasi selama bulan purnama. Hal ini untuk menghindari peningkatan risiko kematian pasien karena kehilangan darah.

Meski begitu, metode ini telah dikritik, dianggap tak ilmiah serta tak ada korelasi antara operasi dengan risiko kehilangan darah pasien.

5. Apa hubungan antara lunar effect dan siklus tidur manusia?

businessinsider.sg

Sementara itu, ditemukan bukti adanya keterkaitan lunar effect dengan kualitas tidur manusia. Berdasarkan studi yang dilakukan di University of Basel, Swiss pada Juli 2013 menunjukkan bahwa ritme bulan dapat memodulasi struktur tidur manusia ketika diukur dalam kondisi yang sangat terkendali.

Peneliti mempelajari 33 sukarelawan dan menemukan siklus bulan memengaruhi tidur manusia, bahkan ketika ia tidak melihat bulan dan tidak menyadari fase bulan yang sesungguhnya. Diketahui bahwa siklus bulan berpengaruh pada struktur tidur, sekresi hormon melatonin dan kortisol dan non rapid eye movement sleep (NREM).

6. Berkaitan dengan masalah kejiwaan dan epilepsi?

hellosehat.com

Kalau pada zaman dahulu, para astrolog menyakini lunar effect berpengaruh pada masalah kejiwaan dan kambuhnya epilepsi, apakah hal itu masih relevan sekarang? Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Psychiatry pada tahun 1978 menyebut bahwa ada peningkatan agresivitas pada penderita skizofrenia sebesar 1.8 persen. Namun, tidak ditemukan hubungan ini pada pasien kejiwaan non-skizofrenia.

Terkait epilepsi sendiri, peneliti menemukan bahwa jumlah kejang epilepsi (yang terkait dengan aktivitas listrik di otak) cenderung turun ketika bulan pada titik paling terang.

"Temuan ini menunjukkan bahwa kejang epilepsi lebih kecil terjadi ketika malam cerah," terang dr. Sallie Baxendale dari Institute of Neurology di University College London.

Baca Juga: 8 Fakta Unik Gerhana Bulan Ini Sering Gak Kamu Sadari Saat Kejadiannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya