TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Oposisi Saturnus, Fenomena Langit yang Jarang Terjadi

Membuat Saturnus terlihat lebih besar dan cerah

ilustrasi Saturnus (pixabay.com/WikiImages)

Para astronomy enthusiast selalu menantikan fenomena langit untuk dilihat dengan mata kepala sendiri. Salah satu fenomena langit yang baru saja terjadi adalah oposisi Saturnus pada 26-27 Agustus 2023. Apakah kamu sempat menyaksikannya? Atau justru kamu melewatkannya?

Mau tahu lebih banyak tentang oposisi Saturnus? Simak penjelasan di bawah ini, yuk!

Baca Juga: Astronot Temukan 62 Bulan Baru di Sekitar Saturnus

1. Mengenal Saturnus terlebih dahulu

Saturnus adalah planet terbesar kedua di tata surya setelah Jupiter. Dilansir WorldAtlas, diameter Saturnus adalah 116.460 kilometer, sementara diameter cincinnya adalah 270.000 kilometer.

Sebagian besar material penyusun Saturnus adalah gas, terutama helium. Sedangkan cincinnya terdiri dari bongkahan es, debu, dan batu. Suhunya sangat dingin karena jauh dari matahari, rata-rata -288°F atau -178°C.

Rotasi (perputaran planet pada sumbu atau porosnya) Saturnus sangat singkat, hanya 10 jam 14 menit, berkebalikan dengan revolusinya (perputaran planet mengitari matahari), yaitu 29,4 tahun.

2. Penjelasan mengenai oposisi Saturnus

ilustrasi Saturnus dan matahari di kejauhan (pixabay.com/TheSpaceway)

Mengutip Lowell Observatory, oposisi Saturnus terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan planet Saturnus (sejajar). Ini membuat Saturnus tampak lebih besar dan lebih terang di langit.

Untuk melihat Saturnus dan cincinnya, gunakan teleskop atau teropong (binoculars). Semakin baik kualitasnya, semakin jelas Saturnus terlihat. Bahkan, kita mungkin bisa melihat beberapa satelit alaminya, seperti Titan atau Enceladus.

Baca Juga: 3 Fenomena Langit September 2023, Ada Hujan Meteor Lagi!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya