TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Kunang-Kunang, Dihindari Pemangsa

Cahaya pada kunang-kunang disebabkan oleh reaksi kimia

Kunang-kunang (unsplash.com/Tony Phan)

Kunang-kunang menarik perhatian dengan kerlipan cahayanya yang indah. Ketika matahari terbenam, kerlipan cahaya mereka akan mulai terlihat. Kunang-kunang memiliki nama ilmiah Lampyridae. Cahaya yang memesona bukan?

Kamu akan menemui Kunang-kunang di mana pun selama ada sungai, rawa, kolam dan genangan air lainnya. Satu kunang-kunang akan membuatmu terpesona, ratusan kunang-kunang akan terlihat seperti lentera yang berkelap-kelip. Penasaran dari mana cahaya kunang-kunang berasal? Yuk kenalan dengan hewan ini lebih jauh lagi.

1. Kunang-kunang adalah kumbang

Serangga bercahaya (pexels.com/Marek Piwnicki)

Serangga bercahaya tidak berada dalam famili yang sama dengan lalat, berbeda dengan namanya. Kunang-kunang termasuk dalam famili Lampyridae dalam ordo Coleoptera, termasuk di dalamnya kepik, emerald ash borer,  dan kumbang kapas. Hewan ini adalah kumbang yang memiliki tubuh lunak dan bersayap.

Tahukah kamu bahwa nama ilmiah kunang-kunang yaitu Lampyridae berasal dari bahasa Yunani yaitu lampein yang berarti untuk bersinar. Hewan ini mencintai suasana yang hangat dan daerah yang lembap. Mereka membutuhkan lingkungan hidup yang lembap untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Menikmati Indahnya Kunang-kunang, Ini 9 Fakta Muju Firefly Festival

2. Kunang-kunang berkomunikasi dengan cahayanya

Kunang-kunang (pixabay.com/KIWI CHEN)

Melansir dari firefly.org sebuah pusat konservasi dan penelitian kunang-kunang, mereka menggunakan cahaya kebanyakan untuk menarik pasangan. Selain itu, mereka juga menggunakannya untuk menjaga wilayahnya dan untuk memperingati pemangsa agar menjauh. Pada beberapa jenis Kunang-kunang, hanya satu jenis kelamin yang bersinar.

Tetapi sebagian besar jenis Kunang-kunang, kedua jenis kelamin bersinar. Masing-masing jenis kunang-kunang memiliki pola kedipan cahayanya sendiri. Biasanya, kunang-kunang jantan menggunakan cahayanya untuk menarik betina Kunang-kunang, menunggu sang betina untuk memberikan kedipan cahaya saat mereka juga tertarik.

3. Bioluminesensi kunang-kunang disebabkan oleh reaksi kimia

Kunang-kunang (unsplash.com/Tengyart)

Bioluminesensi yang terjadi pada kunang-kunang disebabkan oleh reaksi kimia. Kondisi ini merupakan adanya emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia yang terjadi. Pusat konservasi dan penelitian kunang-kunang menjabarkan bahwa di ekor mereka, terdapat dua zat kimia yang disebut Luciferin dan Luciferase.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuichi Oba dan timnya yang berjudul Biosynthesis of Firefly Lucifern in Adult Lantern menjelaskan bahwa Luciferin adalah enzim yang berada di dalam area perut dan ekor kunang-kunang, ketika enzim ini dikombinasikan dengan oksigen, kalsium dan adenosine triphosphate kemudian akan menghasilkan cahaya. Sementara Luciferase adalah enzim yang memicu emisi cahaya.

Penelitian dari Helen Ghiradella dan John T. Schmidt yang berjudul Fireflies: Control of Flashing memaparkan bahwa kondisi itu terjadi di dalam organ pendar dari serangga yang bertempat di dua atau tiga segmen perut terakhirnya, ini bisa dikendalikan oleh kunang-kunang.

4. Kunang-kunang memiliki umur pendek

Kunang-kunang (unsplash.com/Adrian Infernus)

Kunang-kunang memiliki umur pendek. Dari telur hingga dewasa, kunang-kunang bisa hidup setidaknya satu hingga dua tahun. Tetapi pada periode dari mereka bisa terbang dan menempatkan telurnya membutuhkan waktu setidaknya dua bulan. Dalam tahap larva, mereka bersembunyi di liang bawah tanah dan muncul dalam tahap dewasa dan bertelur, kemudian mati tidak lama setelahnya, sekitar lima hingga 30 hari.

Sangat disayangkan umur yang pendek dari kunang-kunang diiringi dengan jumlahnya yang juga berkurang. Para peneliti menyebutkan bahwa jumlah serangga bercahaya mengalami penurunan. Ini dikarenakan penggunaan pestisida dan penghancuran habitat mereka.

Baca Juga: Gak Cuma Kunang-kunang, 5 Hewan Ini Bisa Menyala dalam Gelap

Verified Writer

Nur Aulia Safira

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya