TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tahap Perkembangan Menurut Freud, Teori Populer di Dunia Psikologi

Teorinya dikenal sebagai perkembangan psikoseksual

Sigmund Freud (commons.wikimedia.org/Max Halberstadt)

Sigmund Freud adalah orang yang mengembangkan teori perkembangan yang disebut sebagai teori psikoseksual. Hal ini dikarenakan Freud membangun teori ini dengan menekankan dorongan dan konflik seksual dalam diri setiap manusia.

Menurut Freud, ketika kesenangan seseorang tidak dipenuhi pada tahap perkembangan tertentu sebagaimana mestinya, entah itu diremehkan atau dilebih-lebihkan, maka orang tersebut dapat mengalami fiksasi atau terkunci pada tahap perkembangan tersebut. Berikut lima tahap perkembangan menurut Freud yang juga jadi teori populer di dunia psikologi.

1. Tahap oral (0-1 tahun)

ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/PolinaTankilevitc)

Pada tahap ini, anak mendapatkan kepuasannya melalui mulut. Oleh karena itu, mereka sering kali merasa senang memasukkan segala hal ke dalam mulutnya, termasuk ketika sedang menyusu pada sang ibu.

Menurut Freud, jika seorang anak berusia 3 tahun masih sering mengedot atau mengisap jempolnya, maka anak tersebut boleh jadi mengalami fiksasi pada tahap oral. 

Baca Juga: 8 Tahap Perkembangan Anak Menurut Teori Erik Erikson, Catat!

2. Tahap anal (1-3 tahun)

ilustrasi anak sedang bermain (pexel.com/cottonbro studio)

Pada tahap ini, bagian tubuh sensitif anak adalah wilayah anal atau anus. Anak-anak jadi semakin sadar mengenai sensasi menyenangkan yang hadir ketika memainkan daerah analnya sendiri. Mereka senang berlama-lama dalam kegiatan buang air, memegang serta membaui feses sendiri, dan lain sebagainya.

Untuk itulah bantuan dan arahan orangtua pada tahap ini sangat dibutuhkan, demi memberikan pemahaman kepada anak, tentang cara yang tepat mengendalikan kesenangan tersebut.

Menurut Freud, tahap ini merupakan masa yang tepat pula untuk melatih toilet training pada anak. Orangtua bisa mengajarkan, bahwa feses yang berasal dari dalam diri merupakan hal yang kotor dan penuh bakteri. Jadi, tidak boleh dipegang secara sembarangan dan harus dibuang sebagaimana mestinya. 

3. Tahap falik (3-6 tahun)

ilustrasi anak di sekolah (pexels.com/RODNAEProductions)

Pada tahap ini, anak-anak mulai tertarik pada organ vitalnya. Di tahap ini, Freud memberikan istilah Oedipus Complex pada laki-laki dan Electra Complex pada perempuan sebagai tantangan yang akan dihadapi oleh anak-anak.

Anak-anak mulai tertarik pada orangtuanya dengan jenis kelamin yang berbeda, seperti anak laki-laki yang menyukai ibunya atau anak perempuan kepada ayahnya. Mereka juga mulai merasakan kecemburuan terhadap orangtuanya dengan jenis kelamin yang sama, misalnya anak laki-laki cemburu kepada ayahnya atau anak perempuan yang cemburu pada sang ibu.

Untuk menghindari hukuman, mereka akhirnya mengikuti gaya dan karakteristik orangtuanya, hingga akhirnya superego dalam diri mereka meningkat. Hal tersebut mengakibatkan mereka mulai menyadari tentang norma dan aturan sosial yang berlaku.  

4. Tahap latensi (5-masa pubertas)

ilustrasi belajar di sekolah (pexels.com/Yan Krukau)

Pada tahap ini, pemahaman anak tentang aturan dan norma sosial yang berlaku berkembang semakin kuat. Mereka akhirnya memendam ketertarikan seksualnya yang menggebu-gebu di tahap sebelumnya, lalu berusaha mengembangkan kemampuan sosial dan intelektualnya.

Ketertarikan dan dorongan seksual dalam diri berusaha untuk disublimasi menjadi sebuah kegiatan yang dapat diterima di lingkungan sosial. 

Baca Juga: 5 Jenis Gangguan Perkembangan pada Anak dan Cara Mengatasinya

Verified Writer

Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya