TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Sputnik 1, Satelit Pertama Penjelajah Ruang Angkasa! 

Uni Soviet negara yang terdepan dalam teknologi satelit 

Wikimedia.org/NASA

Pada 63 tahun lalu, tepat pada Oktober ini, sejarah teknologi penjelajahan antariksa dimulai. Teknologi baru yang diciptakan oleh para ilmuwan digunakan untuk mewujudkan ketidakmungkinan menjadi mungkin. Teknologi yang diciptakan tersebut adalah alat yang mampu menjelajahi ruang angkasa bernama satelit. Uni Sovietlah sang pemula pencapaian teknologi ini.

Uni Soviet dengan sangat mengejutkan sukses meluncurkan satelit antariksa bernama Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957. Kesuksesan itu akhirnya memantik perlombaan antariksa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Amerika Serikat akhirnya dapat menyusul kesuksesan yang dicapai oleh Uni Soviet. Pada 1958, tepatnya 31 Januari, satelit pertama Amerika Serikat diluncurkan ke ruang angkasa bernama Explorer. Lantas, apa yang sebenarnya yang bisa dilakukan oleh Sputnik 1?

1. Sputnik 1 adalah satelit sederhana, tapi menjadi tonggak sejarah

Twitter.com/John Constantine

Satelit Sputnik 1 adalah dua belahan logam seperti “mangkok” setebal dua milimeter yang ditangkupkan. Agar rapat, digunakan baut sebanyak 36 untuk menyatukan dua belahan “mangkok” itu. Karenanya, bentuk satelit Sputnik 1 berbentuk bola. Menurut Mike Wall dari laman Space, diameternya hanya 58 sentimeter dan beratnya hanya 83,6 kilogram.

Satelit berbentuk bola itu dilengkapi dengan antena yang nantinya digunakan untuk memancarkan sinyal radio yang dapat ditangkap di Bumi. Ia lewat di atas langit Amerika Utara beberapa kali dalam sehari. Warga di Amerika yang memiliki perangkat khusus penangkap sinyal radio, bahkan yang amatir sekalipun, mampu mendengar sinyal yang dikirimkan oleh Sputnik.

Baca Juga: Satelit Nusantara Dua Indonesia Gagal Mengorbit dan Jatuh di Guam

2. Sinyal yang dikirimkan oleh Sputnik 1

unsplash.com/Marat Gilyadzinov

Sputnik terbang dan sampai di Orbit Bumi rendah. Kecepatan satelit tersebut dalam mengorbit adalah 29 ribu kilometer per jam. Sputnik 1 membutuhkan waktu sekitar 96,2 menit untuk setiap orbit.

Di dalam satelit berbentuk bola itu, ada radio transmiter yang sinyalnya ditransmisikan pada 20.005 dan 40.002 MHz melalui antena yang dipasang di luar. Semua operator radio seluruh dunia bisa memantau sinyal yang dipancarkan oleh Sputnik. Suara dari sinyal yang dipancarkan itu terdengar seperti, “Bip ... bip ... bip.” Rekaman suara satelit tersebut bisa didengarkan di laman Wikipedia yang dikemas dalam format .ogg. 

Baterai perak dan seng yang ada dalam satelit Sputnik mampu membuatnya mengorbit dan mengirim sinyal selama 22 hari. Ketika baterai pemancar habis, pada 26 Oktober 1957, operator di bumi kehilangan kontak. Pada awal Januari 1958, satelit itu jatuh ke bumi dan terbakar ketika melewati atmosfer.

3. Sputnik 1 diluncurkan dengan roket yang bernama R-7 Semyorka

Twitter.com/Asgardia

Meskipun terkesan sederhana, satelit Sputnik 1 membuat sebagian masyarakat Amerika ketakutan. Mereka menganggap jika bisa menerbangkan satelit, berarti Uni Soviet juga bisa membuat sebuah roket antarbenua.

Anatoly Zak menulis pada laman Popular Mechanics bahwa Sputnik bukanlah objek utama yang difokuskan oleh pemerintah Uni Soviet, tetapi roket atau misil balistik yang digunakan untuk membawa roket tersebutlah yang paling penting.

Roket yang dibuat untuk membawa Sputnik 1 adalah R-7 Semyorka yang dirancang oleh Sergei Korolev. Roket pembawa satelit, yang juga bisa berfungsi sebagai misil balistik antarbenua tersebut, menjadi tonggak dasar perkembangan roket atau misil selanjutnya bagi Uni Soviet. 

4. Suksesnya Uni Soviet menciptakan Krisis Sputnik

Unsplash.com/SpaceX

Masyarakat Barat memasuki masa-masa kecemasan dan ketakutan dengan keberhasilan yang dicapai oleh kecanggihan teknologi Uni Soviet. Bahkan, suara, “Bip ... bip ... bip,” ketika terdengar di langit Amerika, pernah disiarkan radio NBC ke publik dengan penuh kekaguman.

Masyarakat Barat ketakutan dan cemas jika roket atau misil pembawa satelit bisa juga membawa hulu ledak nuklir yang bisa diluncurkan dari Eropa Timur ke Amerika Utara. Presiden Amerika Serikat yang saat itu dijabat oleh Eisenhower masih memegang prinsip “kebebasan luar angkasa”, yakni gagasan bahwa luar angkasa adalah milik semua negara.

Namun di balik itu, sebenarnya Eisenhower dan belasan orang para peneliti dari intelijen, angkatan udara dan kontraktor terpercaya sedang membuat satelit mata-mata. Saking sangat rahasianya, yang mengetahui hal tersebut hanya beberapa orang saja.
Satelit mata-mata yang dikembangkan itu bernama CORONA dan tujuannya adalah untuk melakukan pengintaian dan mengirim informasi lokasi setiap roket atau misil milik Uni Soviet berada.

Baca Juga: 5 Fakta Kece Satelit Merah Putih yang Diluncurkan di Bulan Kemerdekaan

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya