TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Teknologi Hijau yang Membantu Mengatasi Perubahan Iklim 

Menjaga bumi dan menghadapi masa depan lebih baik 

ilustrasi kampanye perubahan iklim (pexels.com/markusspiske)

Perubahan iklim merupakan masalah global yang semakin mendesak untuk diatasi. Dalam upaya menjaga keberlangsungan hidup bumi ini, banyak teknologi hijau yang dikembangkan untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Melansir dari situs Thoughtco.co, teknologi hijau memberikan kita harapan terbaik untuk menangkal dampak dari perubahan iklim dan polusi.

Kita mungkin sudah akrab dengan teknologi panel surya, yang menggunakan sinar matahari dan diubah menjadi energi listrik. Selain panel surya, berikut ini 7 teknologi hijau yang mungkin belum banyak yang tahu. Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

1. Turbin angin 

gambar turbin angin (pexels.com/kervinedwardlara)

Turbin angin merupakan salah satu teknologi hijau yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan angin sebagai sumber daya. Penggunaan turbin angin sebagai sumber energi listrik dapat membantu mengurangi ketergantungan pada energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi.

Pembangkit listrik fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti CO2, NOx, dan SO2 yang memperparah perubahan iklim. Dengan menggunakan turbin angin selain untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut, teknologi ini juga dapat membantu meningkatkan ketahanan dan efisiensi energi negara.

 

2. Kendaraan listrik 

ilustrasi kendaraan listrik (pexels.com/torstendettlaff)

Kendaraan listrik dapat membantu mengurangi polusi karena tidak mengeluarkan partikel-partikel dan zat kimia yang merusak kesehatan manusia, seperti karbon monoksida dan nitrogen oksida. Untuk lingkungan, penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi emisi gas rumah kaca seperti CO2 dan CH4 karena kendaraan listrik tidak menghasilkan gas buang yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil.

3. Bangunan hemat energi 

ilustrasi rumah ramah lingkungan (pexels.com/mahmurekoseogluu)

Bangunan hemat energi dibangun dan dirancang untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon dimulai dari tahap pembangunan, penggunaan, dan pembongkaran. Selain itu, bangunan hemat energi dapat mengurangi biaya energi secara keseluruhan dan membantu meningkatkan kualitas hidup penghuninya.

Bangunan hemat energi menggunakan teknologi dan strategi desain yang efisien dalam memanfaatkan energi dalam seluruh bangunan. Contohnya, sistem ventilasi yang maksimal dalam meningkatkan sirkulasi dan kualitas udara di dalam ruangan, memanfaatkan tenaga surya dan tenaga angin untuk menghasilkan listrik dan energi, atau bahan bangunan yang ramah lingkungan.

4. Lampu hemat energi 

ilustrasi lampu hemat energi (pexels.com/zainali)

Lampu hemat energi merupakan teknologi pencahayaan yang dirancang untuk mengurangi konsumsi energi yang diperlukan. Penggunaan lampu hemat energi dapat mengurangi konsumsi energi hingga 80% dibandingkan dengan lampu konvensional biasa.

Dengan menurunnya konsumsi energi listrik, penggunaan bahan bakar fosil yang menyebabkan emisi karbon dioksida dapat dikurangi. Selain itu, penggunaan lampu hemat energi dapat membantu menghemat biaya energi dan membantu memperpanjang usia lampu.

5. Pengolahan limbah ramah lingkungan 

ilustrasi mendaur ulang sampah (pexels.com/polinatankilevitch)

Suatu proses pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif limbah terhadap lingkungan, sehingga dapat mengurangi dampak perubahan iklim. Pengolahan limbah ramah lingkungan bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Dengan mengolah limbah, emisi gas rumah kaca dapat dikurangi. Gas rumah kaca yang dihasilkan oleh limbah seperti metana dapat dikurangi dengan metode pengolahan limbah seperti pengolahan dengan metode biologi.

Dalam proses mendaur ulang limbah, penggunaan bahan baku baru dapat dikurangi. Pengurangan penggunaan bahan baku baru dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses pembuatan bahan baku. Selain itu, dengan pengolahan limbah yang efektif, jumlah limbah yang harus dibuang dapat dikurangi.

6. Perkebunan vertikal 

perkebunan vertikal (climatechampions.unfccc.int)

Konsep pertanian yang memanfaatkan lahan secara vertikal, dengan menumpuk banyak lapisan tanaman dalam satu area yang relatif kecil, biasanya di dalam bangunan tertutup seperti gedung-gedung bertingkat atau greenhouse. Teknik ini juga sering disebut pertanian bertingkat.

Perkebunan vertikal memungkinkan kita untuk menghasilkan jumlah tanaman yang lebih besar dalam area yang lebih kecil, sehingga mengurangi kebutuhan akan lahan pertanian yang lebih luas. Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada ekosistem alami dan mengurangi dampak buruk yang dapat menyebabkan perubahan iklim. 

Tanaman di perkebunan vertikal biasanya ditanam dalam sistem irigasi yang efisien, sehingga mengurangi kebutuhan air untuk pertanian. Hal ini membantu mengatasi masalah kekeringan yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.

Baca Juga: Perubahan Iklim Pengaruhi Kesehatan Anak, Ini Tips dari Pakar

Verified Writer

Ayu R

Mailrosemary1@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya