TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Déjà Rêvé, Fenomena Psikis yang Lebih Aneh dari Déjà Vu

Pernah mengalaminya?

unsplash.com/@yoannboyer

Pernah merasakan déjà vu? Secara singkat, déjà vu adalah fenomena psikis seperti pernah mengalami sesuatu sebelumnya. Baik bau, ruangan, maupun kehadiran seseorang, terasa pernah dialami sebelumnya meskipun kamu tidak memiliki ingatan sadar tentang hal itu. Déjà vu adalah fenomena yang mengingatkan kita bahwa alam sadar manusia ternyata sedikit lebih fleksibel daripada yang sering kita asumsikan.

Jika kamu menganggap déjà vu itu aneh, maka déjà rêvé lebih aneh daripada itu. Fenomena psikis ini terjadi ketika kamu ingat telah memimpikan sesuatu, dan di saat yang sama melihatnya langsung dalam kehidupan nyata. Déjà rêvé berasal dari bahasa Perancis yang berarti "sudah bermimpi." Fenomena ini adalah bentuk prekognisi yang dialami banyak orang, seperti halnya déjà vu.

Jadi apakah déjà rêvé nyata adanya, ataukah itu hanya tipuan pikiran? Berikut penjelasannya.

1. Pikiran bawah sadar, tidak sadar dan super sadar milik manusia

lifebeyondlimits.com.au

Sebelum kita membahas sedikit lebih dalam tentang déjà rêvé dan déjà vu, mari kita pahami penjelasan para ahli psikologi analitik di bawah ini.

Pada awal tahun 1900-an, Sigmund Freud membayangkan bahwa pikiran kita mengandung informasi yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu pikiran tidak sadar (30 - 40%), pikiran bawah sadar (50 - 60%) dan pikiran sadar (10%).

Salah satu pemikiran yang terkait dengan konsep Freud di atas adalah konsep milik Carl Jung. Jung memperkirakan bahwa pikiran kita dibagi lebih jauh ke dalam kategori lain, yang disebut dengan pikiran super sadar. Tingkatan ini sering juga disebut sebagai ketidaksadaran kolektif, pikiran ilahi, pikiran esa, atau bahkan pikiran Tuhan itu sendiri.

Pemikiran ini pada dasarnya mewakili kebijaksanaan tanpa batas, atau kekuatan pengorganisasian yang menciptakan alam semesta. Menurut Jung, kita bukanlah bagian dari alam semesta, tetapi kita adalah semesta itu sendiri. Jung melakukan penelitian mendalam tentang mimpi, ingatan, dan refleksi, termasuk pengalaman prekognitif atau psikis, termasuk déjà vu dan déjà rêvé.

2. Membedakan antara mimpi prekognitif dan déjà rêvé

spiritearthmag.org

Terdapat banyak perbedaan antara fenomena-fenomena psikis seperti déjà rêvé dan déjà vu. Déjà rêvé adalah fenomena ketika kamu memiliki perasaan bahwa kamu telah memimpikan sesuatu sebelumnya saat berada di kehidupan nyata, meskipun kamu tidak ingat contoh spesifiknya.

Tentu saja fenomena ini sedikit berbeda dari mimpi prekognitif. Dalam mimpi prekognitif, kamu hanya memimpikan sesuatu yang menunjukkan contoh interaksi atau pengalaman di masa depan, dan kemudian kamu mengalami tindakan "kognitif" yang sama dalam kehidupan nyata. Singkatnya, mimpi prekognitif memberi tahu kamu apa yang akan terjadi sebelum itu terjadi.

Ada banyak contoh kasus mimpi prekognitif dalam sejarah peradaban manusia. Salah satunya adalah Presiden Abraham Lincoln, berminggu-minggu sebelum kasus pembunuhannya, memimpikan kematiannya sendiri.

Baca Juga: 6 Fakta Seorang Lucid Dreamer Sejati, sering Deja Vu

3. Déjà rêvé dan déjà vu dalam ranah penelitian ilmiah

inverse.com

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa déjà rêvé bukanlah pengalaman psikis, tetapi tipuan pikiran. Dalam sebuah makalah yang baru-baru ini dirilis, yang berjudul Déjà vu: An Illusion of Prediction, psikolog kognitif dari Colorado State University menjelaskan bahwa déjà vu hanyalah sebuah fenomena ingatan yang dapat diciptakan kembali di laboratorium.

Abstrak tersebut menjelaskan bahwa ada hubungan antara déjà vu dengan perasaan firasat. Penelitian menunjukkan bahwa déjà vu dapat digerakkan oleh memori yang tidak diingat dari pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan situasi saat ini.

Jika diibaratkan sebagai peta otomatis, déjà vu tidak mengarah pada kemampuan untuk memprediksi belokan berikutnya dalam jalur navigasi yang menyerupai jalur yang sebelumnya pernah dilewati. Keadaan déjà vu disertai oleh perasaan yang "mengingatkan" pikiran agar tahu arah belokan berikutnya.

4. Apakah déjà rêvé berhubungan langsung dengan realitas fisik?

fotografiska.com

Rupanya, terdapat penelitian lain yang memiliki pandangan berbeda tentang fenomena seperti déjà vu dan déjà rêvé.

Psikolog asal Amerika, David Ryback, melakukan survei dalam publikasi “Dreams That Came True” dengan frekuensi 8,8% berkaitan dengan mimpi prekognitif. Ryback juga menyarankan agar kita dapat mengubah kenyataan dengan memiliki mimpi prekognitif yang jelas. Dia bahkan mengemukakan bahwa realitas fisik adalah simulator pelatihan mimpi.

Memang masih banyak perdebatan di antara para ahli mengenai fenomena déjà rêvé. Bahkan seorang filsuf seperti Aristoteles dengan skeptis memperdebatkan mimpi prekognitif dalam makalahnya yang ditulis pada 350 SM, "On Prophesying by Dreams."

Apa yang terasa janggal dengan déjà rêvé adalah, bahwa fenomena tersebut tampaknya memiliki hubungan langsung dengan realitas fisik. Jika teori ini benar, kita perlu mengajukan pertanyaan yang lebih besar seperti, bagaimana bentuk asli dari "kenyataan"?

Baca Juga: Bukan Mistis, Ini Penjelasan di Balik Terjadinya Deja vu

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya