TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meski Aneh, 7 Bagian Tubuh Manusia Ini Sangat Berguna, Lho!

Mereka adalah hasil dari evolusi selama ribuan tahun 

Ilustrasi gigi manusia (unsplash.com/@diana_pole)

Tubuh manusia adalah sebuah keajaiban evolusioner yang selalu siap untuk melawan segala hambatan yang datang dari alam. Meski begitu, ada beberapa bagian aneh dalam tubuh kita yang, tampaknya, tidak memiliki tujuan yang jelas.

Namun, mereka tetap memiliki keuntungan evolusioner bagi umat manusia. Apa sajakah bagian itu? Berikut daftarnya.

1. Gigi bungsu  

Ilustrasi gigi bungsu (tuxedodental.ca)

Kebanyakan orang harus merasakan sakit yang luar biasa ketika gigi bungsu mereka tumbuh. Mereka pun biasa mengeluarkannya sebelum gigi itu semakin membesar.

Namun, pernahkah kalian bertanya-tanya, mengapa gigi bungsu ada di dalam mulut manusia?

Para antropolog percaya kalau gigi bungsu, atau set gigi geraham ketiga, adalah jawaban evolusioner atas makanan awal nenek moyang kita yang beragam, seperti daun, akar, kacang-kacangan, dan daging.

Pada saat itu, mereka membutuhkan lebih banyak kekuatan untuk mengunyah makanan yang keras.

Jadi, rahang manusia purba jauh lebih besar dari yang kita miliki saat ini.

Gigi bungsu membantu mereka untuk mengatur pola makan yang sangat beragam dan rahang yang lebih besar memberi ruang untuk rangkaian gigi ekstra.

Ratusan tahun setelahnya, rahang manusia mulai menyusut akibat pola makan yang semakin "beradab." Akibatnya, gigi bungsu menjadi organ sisa yang tidak digunakan lagi. 

2. Kaki yang lemah  

Kaki manusia (pexels.com/Pixabay)

Kaki manusia memiliki sekitar 26 tulang dan mampu bergerak seperti kebanyakan bagian tubuh lainnya. Kaki adalah bagian tubuh yang memberikan dukungan pada rangka kita saat berjalan.

Namun karena bentuknya yang rumit, kaki pun jadi sering terpelintir atau terluka. Ternyata, hal ini disebabkan oleh Bipedalisme.

Ya, kemampuan kita untuk berjalan dengan dua kaki tidak hanya membebaskan tangan kita untuk membuat api dan menaklukkan dunia, tetapi juga menghilangkan kemampuan kaki kita untuk bertindak sebagai "tangan kedua."

Seperti dilansir dari laman Science Magazine, karena kita sudah tidak membutuhkan semua tulang dan otot itu untuk bergelantungan atau mencengkeram sesuatu, evolusi membuat kaki manusia menjadi lebih lemah dan mudah terkilir.

Di sisi lain, kita menjadi bisa berjalan dengan tegak sampai saat ini.

Baca Juga: Studi: Isolasi Sosial dan Kesepian Bikin Tubuh Meradang

3. Rambut kemaluan  

Ilustrasi rambut kemaluan (menshealth.com)

Rambut kemaluan mungkin terlihat seperti bagian tubuh yang tidak berguna.

Meskipun kita tahu kalau rambut kemaluan ada hubungannya dengan hormon yang berhubungan dengan seksualitas (testosteron dan estrogen), kita masih tidak tahu mengapa bagian ini ada.

Tak hanya itu, sebagian besar manusia modern juga selalu mencukurnya sebagai bagian dari perawatan tubuh. Jadi, mengapa evolusi membiarkan hal seperti itu lewat begitu saja?

Menurut pendpat para ahli, yang dikutip dari Scientific American, ada beberapa alasan mengapa kita memilikinya. 

Pertama-tama, rambut kemaluan akan muncul selama masa pubertas, di mana hal ini menandakan kematangan seksual dan bertujuan untuk menarik pasangan.

Hal ini terdengar masuk akal, mengingat manusia purba tidak memakai pakaian seperti saat ini.

Teori lain menyebutkan kalau rambut kemaluan ada untuk mengurangi gesekan saat berhubungan seks, karena kulit yang saling bergesekan dapat menyebabkan ruam yang menjengkelkan.

4. Testis yang menjuntai di bagian luar tubuh 

Ilustrasi testis (healthing.ca)

Sistem reproduksi pria memang tidak serumit sistem reproduksi wanita, meskipun salah satu bagiannya membuat para ilmuwan menggaruk-garuk kepala.

Mengapa testis menggantung di luar tubuh seperti itu, mengingat itu adalah salah satu organ terpenting yang seharusnya dilindungi oleh evolusi?

Ada banyak teori untuk menjelaskannya, di mana beberapa ilmuwan berpendapat kalau alasannya adalah untuk perlindungan.

Testis yang menjuntai di luar tubuh hanya ditemukan pada mamalia yang sering berlari dan mengeluarkan banyak tenaga—dua hal yang dapat memberikan tekanan pada perut dan mengancam kondisi sperma.

Jadi, hal ini tampaknya lebih seperti mekanisme evolusi untuk melindungi testis dengan menaruh mereka di luar, sehingga memberi mereka lebih banyak ruang agar dapat bergerak dengan bebas.

5. Jerawat   

Jerawat (healthline.com)

Sebagian remaja yang baru puber pasti dipusingkan oleh kehadiran jerawat. Jenisnya beragam, di mana beberapa orang harus mendapatkan jerawat yang parah.

Tidak hanya remaja, jerawat juga dapat muncul di wajah orang dewasa. Meski terdengar mengesalkan, ternyata ada manfaat evolusioner dari jerawat.

Menurut para ilmuwan, penyebab munculnya jerawat dapat dikaitkan dengan keputusan evolusioner manusia untuk menghilangkan bulu dari tubuhnya.

Meskipun manusia purba kehilangan bulu dengan cepat saat berpindah ke wilayah sabana, mereka belum dapat menyingkirkan kelenjar di bawah permukaan kulit yang disebut kelenjar sebaceous atau sebasea.

Singkatnya, kelenjar itu berfungsi untuk meminyaki bulu dan menjaganya agar tetap lebat.

Ketika bulu di tubuh kita menghilang, minyak tersebut mulai menyumbat wajah kita dan menyebabkan jerawat.

Teori lain mengatakan kalau jerawat adalah indikator apakah seseorang sudah cukup dewasa untuk berkeluarga atau belum.

6. Depresi   

Ilustrasi orang yang depresi (unsplash.com/Adrian Swancar)

Banyak orang yang cenderung menyamakan hari yang buruk dengan depresi, walau sebenarnya dua hal itu jauh berbeda.

Statistik mengatakan bahwa sekitar 300 juta orang di seluruh dunia menderita depresi, di mana sekitar 800.000 orang harus meninggal karena bunuh diri.

Hal ini membuktikan kalau depresi adalah sebuah masalah yang serius.

Terlepas dari fakta kalau depresi telah menghambat kehidupan di Bumi, sulit untuk membayangkan bagaimana ia dapat bertahan dari evolusi.

Namun, menurut banyak ilmuwan, ada penjelasan masuk akal untuk hal ini. 

Menurut penelitian, ada korelasi antara gen yang membawa depresi dan gen yang melindungi tubuh manusia dari patogen yang berbahaya.

Ini menjelaskan mengapa gen depresi terbawa hingga ke zaman modern.

Tidak hanya itu, beberapa gejala yang terkait dengan depresi—seperti penarikan diri dan kelelahan sosial—juga membantu kita untuk mengurangi kemungkinan tertular penyakit berbahaya dari orang lain.

Baca Juga: 11 Fakta Unik Efek Kopi bagi Kesehatan Tubuh, Sudah Tahu?

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya