TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Peristiwa Bersejarah yang Terjadi pada Hari Natal, Apa Saja? 

Salah satunya terjadi di Indonesia lho!

history.com

Peristiwa bersejarah memang tidak pernah memandang hari. Terkadang, mereka terjadi di hari-hari biasa; terkadang pula mereka terjadi di hari-hari penting. Nyatanya, banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di hari-hari peringatan agama tertentu, salah satunya Hari Natal.

Hari Natal sendiri sudah umum diperingati oleh umat Kristen sebagai perayaan hari kelahiran Yesus Kristus. Lalu, bagaimana jika ada momen bersejarah lain yang terjadi di hari yang mulia ini? Berikut tujuh peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari Natal.

1. Charlemagne dinobatkan sebagai Kaisar Romawi Suci (800 M)

history.com

Sering disebut sebagai "Bapak Eropa," Charlemagne adalah seorang raja dari bangsa Franka. Ia menyatukan sebagian besar benua Eropa di bawah panji Kekaisaran Karoling (Carolingian). Dimulai pada akhir tahun 700-an, Charlemagne membentuk sebuah kerajaan yang luas melalui kampanye militer yang agresif melawan kaum Saxon, Lombard, dan Avar.

Sebagai seorang Katolik yang taat, ia juga secara agresif "mengubah" rakyatnya menjadi penganut Katolik dan melembagakan reformasi agama yang ketat. Melansir dari laman Britannica, Paus Leo III memahkotai Charlemagne sebagai "kaisar Romawi" selama upacara di Basilika Santo Petrus pada Hari Natal di tahun 800.

Penobatan ini memulihkan nama Kekaisaran Romawi di Eropa dan menjadikan Charlemagne sebagai pemimpin di sebagian besar wilayah Eropa Barat. Lebih penting lagi, posisi itu berhasil menyamakan statusnya dengan Permaisuri Bizantium, Irene, yang saat itu memerintah Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel.

Nantinya, Charlemagne akan menjabat sebagai kaisar Romawi Suci selama 13 tahun, di mana reformasi hukum dan pendidikannya memicu kebangkitan budaya dan menyatukan Eropa untuk pertama kalinya sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat.

Baca Juga: 8 Senjata Bersejarah yang Dipakai Militer Mesir Kuno

2. William Sang Penakluk dimahkotai sebagai raja Inggris (1066 M) 

thefamouspeople.com

Pada Hari Natal tahun 1066, William, Adipati Normandia, atau lebih dikenal sebagai William Sang Penakluk, dimahkotai sebagai raja Inggris di Westminster Abbey, London. Penobatan ini terjadi setelah invasi legendaris William terhadap Kepulauan Inggris, yang berakhir pada Oktober 1066 dengan kemenangannya atas Raja Harold II di Pertempuran Hastings.

Di kemudian hari, pemerintahan William akan mengubah budaya Inggris, terutama karena ia memasukkan banyak hukum Norman ke dalam hukum Inggris. Setelah menguatkan posisinya dengan membangun bangunan terkenal seperti Menara London dan Kastil Windsor, William juga memberikan hibah tanah kepada sekutunya yang dapat berbahasa Prancis.

Hal ini tidak hanya mengubah bahasa Inggris secara permanen — hampir sepertiga dari bahasa Inggris modern berasal dari kata-kata Prancis — tetapi juga berkontribusi pada kebangkitan sistem pemerintahan feodal yang menjadi ciri khas di sebagian besar Eropa Abad Pertengahan.

3. George Washington dan Angkatan Bersenjata Kontinental menyeberangi Sungai Delaware (1776) 

wikipedia.org

Pada akhir tahun 1776, Perang Revolusi Amerika sudah mencapai klimaksnya dan diprediksi akan segera berakhir dengan kekalahan Inggris. Ingin meraih kemenangan yang menentukan, pada Hari Natal 1776 Jenderal George Washington memimpin 2.400 Tentara Kontinental dan menyebrangi Sungai Delaware di tengah malam yang dingin.

Pagi harinya, pasukan Kontinental langung meluncurkan serangan mendadak terhadap wilayah Trenton, New Jersey, yang saat itu dipegang oleh sekutu Inggris, pasukan dari Jerman yang dikenal sebagai Hessian (Hessen).

Namun, seperti yang dikutip dari laman History, pasukan Kontinental tidak siap untuk mempertahankan kota itu, sehingga Washington terpaksa untuk menyeberang kembali ke Delaware di hari yang sama. Bedanya, kali ini dengan hampir 1.000 tahanan Hessian di belakangnya.

Washington akan terus mencetak kemenangan beruntun di Pertempuran Assunpink Creek dan Princeton, dan perjudiannya yang berani itu akan menjadi pembakar semangat bagi Tentara Kontinental yang terus bertempur sampai tahun 1783.

4. Gencatan Natal di Perang Dunia I (1914) 

warhistoryonline.com

Tahun 1914 sepertinya menjadi saksi bagi semangat Natal di tempat-tempat yang paling tidak mungkin, salah satunya di medan perang Perang Dunia I. Dimulai pada malam tanggal 24 Desember, sejumlah tentara Jerman, Inggris dan Prancis di Belgia meletakkan senjata mereka dan memulai gencatan senjata secara spontan.

Laporan laman History tertulis kalau gencatan senjata itu dimulai oleh tentara Jerman yang menghias parit mereka dengan pohon Natal dan lilin, lalu mulai menyanyikan lagu-lagu Natal seperti "Silent Night."

Melihat hal itu, pasukan Inggris pun langsung merespon dengan membawakan lagu "The First Noel" dan para pejuang yang letih akhirnya pergi ke "no man's land" untuk saling menyapa dan berjabat tangan. Pada saat itu, para prajurit mulai berbagi rokok dan wiski, lalu melakukan tukar hadiah dengan para musuh yang mereka tembak beberapa jam sebelumnya.

Di tengah gencatan ini, beberapa tentara Skotlandia, Inggris dan Jerman bahkan bermain sepak bola di tengah medan perang yang beku. Namun sayang, gencatan senjata ini tidak disetujui oleh perwira militer di kedua sisi dan para prajurit itu disuruh kembali ke dalam parit untuk melanjutkan pertempuran.

Walau sebagian besar upaya gencatan senjata dilarang di kemudian hari, peristiwa "Gencatan Natal" saat Perang Dunia I tetap berdiri sebagai contoh luar biasa dari sisi kemanusiaan dan persaudaraan di tengah medan perang yang sedang berkecamuk.

5. Hirohito menjadi Kaisar Jepang, menggantikan Kaisar Taisho (1926) 

wikipedia.or

Hirohito memang dikenal sebagai salah satu tokoh penting Blok Poros setelah Hitler dan Mussolini selama Perang Dunia II. Namun, tidak banyak yang tahu kalau ia diangkat menjadi kaisar pada Hari Natal 1926. Dilansir laman Atomic Heritage, pada 25 Desember 1926 Hirohito naik takhta setelah ayahnya, Yoshihito (Kaisar Taisho), meninggal dunia.

Kenaikannya sebagai pemimpin tertingi Kekaisaran Jepang menandai akhir dari era Taisho dan mengawali era Shōwa. Oleh sebab itu, Hirohito juga sering disebut sebagai Kaisar Shōwa. Namun, Hirohito sendiri baru sepenuhnya dilantik dua tahun setelahnya.

Pada bulan November 1928, kenaikan Hirohito sebagai kaisar baru disahkan lewat sokui no rei, yang secara konvensional dapat diartikan sebagai "penobatan."

6. Pasukan udara Jepang membom Lapangan Terbang Ulin, Banjarbaru (1941) 

tapatalk.com

Pada Hari Natal 1941, Lapangan Terbang Ulin (sekarang bernama Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor) menjadi saksi dari Kampanye Borneo yang dilakukan oleh Jepang ke wilayah Indonesia saat Perang Dunia II tengah berkecamuk.

Setelah memborbardir pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbor, Jepang segera melakukan serangan kilat ke wilayah Asia Tenggara yang saat itu dikuasai oleh negara-negara Eropa seperti Belanda, Inggris, dan Prancis.

Pada tanggal 25 Desember 1941, bersamaan dengan Hongkong yang menyerah kepada Jepang, Jepang langsung menyerang Banjarmasin. Menurut BBC, pemboman Jepang terhadap Lapangan Terbang Ulin menjadi serangan pertama terhadap kedudukan pemerintah Belanda di Indonesia, yang nantinya akan menyerah di Kalijati, Subang, pada 8 Maret 1942.

Baca Juga: Fakta Sejarah: 7 Peran Serangga dalam Membentuk Peradaban Dunia

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya