TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 5 Fakta Unik Gempa Lombok yang Diduga Doublet Alias Kembar

Ada beberapa keanehan dalam kejadian gempa ini

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Tak hanya duka, gempa Lombok juga menimbulkan tanda tanya. Gempa yang terjadi pada 5 Agustus 2018 silam mengakibatkan banyak korban meninggal dunia dan rumah-rumah hancur berantakan. Selain itu, sempat juga dikabarkan bahwa gempa ini mampu memicu tsunami. Sebenarnya, masih banyak lagi fakta unik di balik gempa Lombok yang menimbulkan banyak pertanyaan. Ada apa saja? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Gempa Lombok berpusat di daratan, namun anehnya, tetap dapat memicu tsunami

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Salah satu fakta unik dari gempa Lombok kemarin adalah sumber gempa yang memicu tsunami. Biasanya potensi tsunami berasal dari gempa di lautan. Namun, kali ini berasal dari daratan.

Menurut M. Arifin Joko Pradipto, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Timur Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, gempa Lombok di daratan bisa menimbulkan tsunami karena diduga jalur retakannya sampai ke laut.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Si Pengukur Gempa: Mengenal Lebih Jauh Skala Richter

2. Sempat terjadi tsunami, namun dengan intensitas yang terbilang kecil

BNPB

Beberapa jam setelah gempa 7 Skala Richter, BMKG sempat memberikan peringatan dini bahaya tsunami. BMKG pun mencatat telah terjadi tsunami di Carik dengan tinggi 0,135 meter dan di Badas 0,1 meter. Lebih lanjut Arifin mengatakan bahwa sumber gempa berasal aktivitas Sesar Flores (Flores Back Arc Thrust) yang memanjang dari perairan utara Lombok, Sumbawa, hingga Flores.

3. Gempa 5 Agustus 2018 ada kaitannya dengan gempa 29 Juli 2018

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Arifin mengatakan bahwa kemungkinan gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter pada 29 Juli 2018 berada di jalur yang sama dengan gempa 7 Skala Richter pada 5 Agustus 2018. Bisa jadi dua gempa tersebut adalah gempa kembar atau doublet.

4. Gempa besar yang berdekatan tersebut memenuhi syarat sebagai gempa doublet

ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Arifin menjelaskan bahwa kedua gempa tersebut memenuhi syarat sebagai gempa doublet. Alasannya, pusat gempa keduanya berdekatan karena berjarak kurang dari 10 kilometer; memiliki kekuatan yang relatif sama; mekanismenya sama persis; dan berada di jalur yang sama, meski retakannya bergerak.

Lebih lanjut, Arifin menjelaskan bahwa ada tiga syarat dua gempa disebut sebagai gempa doublet, yaitu kekuatannya berselisih 0,2 satuan; berjarak kurang dari 100 kilometer; dan selisih waktunya kurang dari 3 tahun. Meski begitu, masih perlu ada penelitian lebih lanjut untuk memastikan hal ini.

Baca Juga: Ring of Fire: 8 Fakta Rentetan Gunung Berapi Penyebab Gempa Lombok

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya