TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keren, 8 Fakta Virtual Reality Bisa Jadi Terapi untuk Gangguan Mental!

Mau coba?

phys.com

Kalau mendengar tentang virtual reality (VR), mungkin kamu akan langsung mengaitkannya dengan teknologi game masa depan. Namun, ternyata selain untuk hiburan, teknologi VR memiliki banyak manfaat untuk menunjang kehidupan manusia. Salah satunya sebagai terapi untuk gangguan mental dan fobia! Dilansir dari Science News, berikut penjelasan para ahli.

1. Ternyata, para peneliti telah mengembangkan virtual reality untuk mengatasi fobia spesifik sejak 1990-an

youtube.com/Science News

Terapi VR dikembangkan untuk mengatasi gangguan kecemasan yang lebih kompleks, seperti kecemasan sosial dan trauma. Bahkan, peneliti pun berusaha mengembangkan VR untuk mengatasi skizofrenia paranoid. 

2. Sebenarnya, pengobatan terbaik untuk gangguan kecemasan adalah menghadapi ketakutan itu sendiri

online24jam.com

Menurut Stéphane Bouchard, seorang ahli psikologi siber klinis di Universitas Quebec, Outaouais, Kanada kunci utama untuk pengobatan efektif gangguan kecemasan adalah menghadapi ketakutanmu. Terapi tersebut dikenal dengan terapi pemaparan dengan dukungan emosional dari terapis.

Terapi tersebut bertujuan untuk menurunkan ketakutan pasien. Itu karena biasanya pasien menghadapi ketakutan mereka di kehidupan nyata atau dari ketakutan yang berasal dari memori, terutama bagi orang yang traumatis.  

3. Menghadapi ketakutan dalam virtual reality dianggap lebih mudah daripada di kehidupan nyata

youtube.com/Science News

Pasien yang punya fobia ketinggian dapat mencoba sesi berkali-kali dengan VR tanpa biaya dan kerumitan yang berarti. Veteran atau bekas tentara perang yang rentan mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) susah mengingat memori traumatis secara mendetail. Untuk itu, mereka bisa mendapatkan terapi yang lebih potensial dengan teknologi VR. Itu juga berlaku bagi seorang yang memiliki kenangan yang menyakitkan. 

Baca Juga: Jangan Sampai Salah Ya, Ini Bedanya Psikolog dan Psikiater!

4. Harga virtual reality yang semakin murah sehingga gak membebani pasien

phys.org

Dulunya, perawatan dan peralatan virtual reality di sejumlah laboratorium atau klinik kesehatan membutuhkan dana hingga puluhan ribu dolar. Kini dengan adanya banyak perangkat headset berbasis komputer, seperti Oculus Rift dan Samsung Gear VR memudahkan terapi ini. Tentu saja dengan harga lebih terjangkau. Harga perangkatnya pun hanya beberapa ratus dolar. 

5. Sistem yang digunakan oleh perangkat virtual reality sekarang pun lebih ramah pengguna (user friendly)

dmnews.com

Kemajuan teknologi perangkat VR juga didukung dengan sistemnya yang ramah pengguna. Dengan begitu, ketersediaan terapi VR ini semakin banyak untuk pasien. Kini, para peneliti pun mengembangkan VR untuk mengobati gangguan mental yang lebih luas. Secara gak langsung, fungsi terapi virtual ini seakan menggantikan keberadaan terapis sama sekali.   

6. Terapi virtual reality terasa sangat nyata

sciencenews.org

Saat menjalani terapi VR, secara otomatis orang-orang akan bereaksi terhadap rasa takut, meski mereka tahu bahwa itu gak nyata. Itu karena pusat komando emosi otak atau dikenal sebagai sistem limbik merespons stresor (situasi penuh tekanan) dalam hitungan milidetik. Waktu tersebut lebih cepat daripada logika seseorang. 

7. Pasien yang menghadapi ketakutannya melalui terapi virtual reality menunjukkan respons perlawanan atau menghindar

sciencenews.org

Menurut Barbara Rothbaum, seorang psikolog klinis Emory University di Atlanta, pasien tersebut menunjukkan peningkatan kadar hormon stres kortisol, detak jantung dan konduktivitas kulit. Itu adalah bentuk dari respons melawan dan menghindar.  

Baca Juga: Menakjubkan, Ini 8 Prediksi Teknologi Virtual Reality di Masa Depan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya