Apa itu Awan Oort? Bagian Terluar dari Tata Surya Kita

Ukurannya masif banget!

Saat ini, Neptunus jadi planet yang paling jauh dari Matahari dalam tata surya kita. Sebelum Pluto dikategorikan sebagai planet kerdil, dulunya planet inilah yang berada paling jauh dengan Matahari. Oleh karena itu, wajar kalau banyak yang menganggap kalau planet paling jauh dari Matahari sebagai ujung dari tata surya kita.

Akan tetapi, sebenarnya masih ada berbagai objek ruang angkasa lain yang berada di tata surya kita, lho. Setelah Pluto, ada objek bernama Sabuk Kuiper yang berisi berbagai objek es dan planet-planet kerdil di dalamnya, heliopause yang merupakan lapisan terakhir yang terpengaruh medan magnet Matahari, serta awan Oort yang disebut-sebut sebagai ujung dari tata surya kita.

Nah, apa itu awan Oort? Awan Oort ini menyimpan sejumlah fakta menarik yang membuat objek ruang angkasa ini jadi perhatian para peneliti. Kamu tertarik untuk mengetahui lebih lanjut soal awan Oort yang jadi ujung tata surya kita ini? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini! Simak artikel ini sampai akhir, ya.

1. Apa itu awan Oort?

Apa itu Awan Oort? Bagian Terluar dari Tata Surya Kitapenjelasan singkat tentang Awan Oort (commons.wikimedia.org/NASA)

Awan Oort pertama kali disebut keberadaannya oleh dua orang astronomer Belanda dan Estonia, yakni Jan Oort dan Ernst Öpik pada 1950. Keduanya menyebut kalau di tata surya kita ini ada sebuah objek berbentuk cangkang bola es yang mengelilingi tata surya. Objek yang disebutkan dalam teori mereka pun akhirnya diberi nama awan Öpik–Oort atau lebih sering disebut dengan awan Oort. Di awan Oort inilah, pengaruh gravitasi Matahari berakhir.

Dilansir The Planets, salah satu teori pembentukan awan Oort diduga berasal dari material komet-komet dari bagian luar bintang lain yang ditarik oleh gravitasi Matahari. Teori lain menyebut kalau awan Oort merupakan sisa-sisa material dari pembentukan Matahari dan planet-planet di tata surya kita. Oleh karena jaraknya yang sangat jauh dari Matahari, awan Oort memiliki suhu yang sangat dingin, yakni sekitar 5 derajat kelvin (-268,15 derajat celsius). Awan Oort sendiri terdiri atas dua bagian yang berbeda, yaitu wilayah luarnya yang berbentuk seperti bola dan bagian dalam dengan bentuk seperti cakram.

2. Sejauh apa jarak awan Oort dari Bumi?

Apa itu Awan Oort? Bagian Terluar dari Tata Surya Kitailustrasi perbandingan jarak Matahari dengan awan Oort (commons.wikimedia.org/NASA/JPL-Caltech)

Untuk mengukur jarak objek-objek yang ada di tata surya kita, biasanya peneliti menggunakan satuan bernama Astronomical Unit (AU). Satuan ini diukur berdasarkan jarak Bumi dengan Matahari. Artinya, nilai 1 AU sama dengan jarak 149.597.870,7 km atau dibulatkan menjadi 150 juta km. Sabuk Kuiper yang lokasinya berada setelah orbit Neptunus memiliki jarak dari Matahari sekitar 30 AU dan berakhir pada jarak 50 AU. Heliopause yang disebut sebagai pembatas sekaligus lapisan terakhir dari tata surya punya jarak 123 AU dari Matahari.

Akan tetapi, ternyata jarak yang dimiliki heliopause itu masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan awan Oort. Dilansir NASA, jarak dari Matahari ke awan Oort diperkirakan berada pada angka 2—5 ribu AU. Bagi Voyager 1 sekalipun, yang merupakan objek buatan manusia terjauh di ruang angkasa, masih butuh waktu setidaknya 300 tahun lagi sebelum mencapai titik awal dari awan Oort. Padahal, dalam sehari, Voyager 1 dapat menempuh jarak hingga 1,4 juta km.

Baca Juga: Kenapa Objek Ruang Angkasa Kebanyakan Berbentuk Bulat?

3. Ukuran awan Oort sangat besar!

Apa itu Awan Oort? Bagian Terluar dari Tata Surya Kitailustrasi awan ruang angkasa dan berbagai objek lain di ruang angkasa (pixabay.com/Pexels)

Selain jaraknya yang sangat amat jauh, ukuran dari awan Oort secara keseluruhan itu sangat masif. Menurut NASA, diperkirakan total luas awan Oort berada di antara 8—95 ribu AU dari ujung dalam hingga bagian terluarnya. Kalau kita menggunakan Voyager 1 lagi sebagai contoh, pesawat ruang angkasa itu mungkin butuh waktu hingga 30 ribu tahun lagi untuk mencapai ujung dari awan Oort!

Berkat ukurannya itu, awan Oort sebenarnya jadi objek tata surya kita yang cukup dekat dengan bintang lainnya. Diperkirakan setelah melewati awan Oort, kita telah melangkah sejauh seperempat jalan menuju bintang yang paling dekat dari Matahari, yakni Proxima Centauri. Sebagai catatan, jarak dari Matahari menuju Proxima Centauri diperkirakan sekitar 268.770 AU atau 40 triliun km.

4. Objek ruang angkasa yang ada di dalam awan Oort

Apa itu Awan Oort? Bagian Terluar dari Tata Surya Kitailustrasi Komet Bernardinelli-Bernstein, salah satu objek ruang angkasa yang berasal dari awan Oort (commons.wikimedia.org/NOIRLab/NSF/AURA/J. da Silva)

Dengan ukurannya yang diperkirakan sangat masif dan jaraknya yang sangat jauh itu, sebenarnya kita masih belum bisa memastikan soal ada objek apa saja yang ada di dalam awan Oort. Akan tetapi, peneliti memperkirakan kalau setidaknya ada sekitar 2 triliun objek yang ada di sepanjang awan Oort. Selain itu, peneliti juga memiliki beberapa spekulasi soal apa saja bentuk-bentuk objek yang ada di dalam awan ini.

Space melansir bahwa hampir seluruh objek yang berasal dari awan Oort adalah komet-komet dengan periode orbit yang panjang hingga 200 tahun. Komet-komet tersebut terbentuk dari gas yang membeku dan debu-debu angkasa. Biarpun begitu, pada 2022, peneliti menemukan sebuah objek berbahan dasar batuan yang datang dari arah awan Oort. Temuan ini jelas menjadi misteri baru soal objek-objek yang berasal dari awan Oort. Sebab, awalnya peneliti menduga kalau seluruh objek yang berasal dari tempat ini akan muncul dalam bentuk es.

Berbeda dengan bagian lain di tata surya kita, awan Oort masih jadi objek dengan begitu banyak misteri bagi manusia. Saat ini, peneliti masih lebih sering menggunakan perkiraan untuk menjelaskan soal awan Oort. Walaupun begitu, bukan berarti tidak ada usaha sama sekali untuk mencari tahu soal awan Oort. Justru, dengan semakin banyak misteri yang ada di balik suatu objek atau fenomena ruang angkasa, hal tersebut malah akan mendorong umat manusia untuk mencari tahunya secara lebih detail. Sebab, pada hakikatnya, rasa penasaran kitalah yang membentuk peradaban dan ilmu pengetahuan yang ada saat ini.

Baca Juga: 5 Bencana di Bumi yang Juga Terjadi di Ruang Angkasa

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Penulis yang suka menulis dengan tema sains, alam, dan teknologi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya