5 Fakta Cacing Kremi, Parasit Tubuh Manusia yang Sangat Bandel

Penyebab dubur gatal pada malam hari, nih

Pernah merasakan gatal di area dubur dan sekitarnya yang sangat parah ketika akan tidur malam? Bisa jadi rasa gatal tersebut berasal dari sosok parasit kecil bernama cacing kremi atau pinworm (Enterobius vermicularis). Parasit yang masih tergolong sebagai hewan ini tumbuh sekitar 2—13 mm saja. Nama mereka dalam bahasa Inggris berasal dari bentuk ekornya yang menyerupai sebuah jarum.

Cacing kremi dewasa hidup di bagian usus besar dan rektum manusia. Ukuran mereka akan terus bertambah dan proses perkawinan juga terjadi di sana. Setelah itu, cacing kremi betina yang sudah terbuahi akan memulai perjalanannya menuju dubur manusia untuk meletakkan telurnya di area kulit perianal. Nah, proses inilah yang menyebabkan dubur manusia terasa gatal, terutama pada malam hari.

Tak berhenti di situ, cacing kremi juga memiliki sejumlah fakta lain yang bisa saja membuat bulu kuduk kita berdiri. Meskipun akan terdengar menjijikkan, mengetahui fakta tentang parasit ini akan sangat penting demi mencegahnya terus berkembang dalam tubuh kita. Kira-kira apa saja, sih, fakta-fakta cacing kremi? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Parasit yang secara spesifik menargetkan manusia

5 Fakta Cacing Kremi, Parasit Tubuh Manusia yang Sangat Bandeltelur cacing kremi yang sangat mudah menyebar dan menempel pada berbagai objek (commons.wikimedia.org/Vivien Rolfe)

Biasanya, parasit yang ditemukan pada tubuh manusia juga bisa ditemui pada hewan tertentu. Namun, kasus cacing kremi bisa dibilang unik. Sebab, parasit yang satu ini secara spesifik hanya ditemukan dan menargetkan manusia sebagai inangnya.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, cacing kremi hanya mengulang-ulang siklus hidupnya pada satu manusia saja. Kalaupun bertransmisi ke tempat lain, mereka hanya akan berkembang dengan sempurna pada tubuh manusia. Walaupun demikian, disebutkan pula kalau beberapa simpanse yang ada dalam penangkaran bisa terinfeksi cacing kremi dalam kasus yang sangat jarang. 

Selain pada manusia atau primata tertentu, keberadaan cacing kremi tidak pernah ditemukan. Jadi, anggapan kalau parasit ini menyebar lewat hewan peliharaan sebenarnya cukup keliru. Justru, cacing kremi berkembang dan menyebar gara-gara ulah manusia sendiri.

2. Siklus hidupnya terus berulang

5 Fakta Cacing Kremi, Parasit Tubuh Manusia yang Sangat Bandelinduk cacing kremi bersama dengan ribuan telurnya (commons.wikimedia.org/Azienda Ospedaliera SS. Antonio e Biagio e Cesare Arrigo, Alessandria)

Menurut Britannica, rata-rata usia dari cacing kremi sekitar 15—43 hari saja. Selama itu pula, cacing kremi begitu aktif untuk tumbuh, bergerak, kawin, hingga akhirnya bertelur lagi. Siklus ini akan terus berulang selama manusia yang menjadi inangnya secara aktif terus mentransmisikan kembali telur-telur cacing kremi ke dalam tubuhnya.

Proses transmisi ini bisa dibilang cukup menjijikkan. Setelah cacing kremi betina bertelur di sekitar dubur, biasanya inang yang merasakan sensasi gatal akan menggaruk-garuk area duburnya. Pada proses itulah telur yang semula menempel pada dubur akan berpindah ke tangan atau ke sela-sela kuku. Jika inang sedang makan dalam kondisi tangan tak dicuci atau punya kebiasaan buruk untuk menghisap jari, telur akan masuk lagi ke dalam tubuhnya.

Pada titik tersebut, siklus hidup dari cacing kremi akan terulang kembali. Telur yang tertelan akan masuk ke lambung, terbawa ke usus, hingga akhirnya menetas dan berkembang di sana. Jadi, agar tidak terjangkiti parasit ini, biasakan cuci tangan setelah melakukan aktivitas apa pun.

 

Baca Juga: 6 Fakta Unik Cacing Tanah, Bisa Meregenerasi Bagian Tubuh! 

3. Sangat mudah menular dan sudah menjangkiti manusia sejak ribuan tahun lalu

5 Fakta Cacing Kremi, Parasit Tubuh Manusia yang Sangat Bandelsiklus hidup cacing kremi pada tubuh manusia (commons.wikimedia.org/Lucrecia Acosta)

Selain bergantung pada inangnya sendiri, sebenarnya cacing kremi juga bisa bertransmisi dari satu inang ke inang lain dengan cara yang relatif mudah. Kontak secara langsung dengan inang yang sudah terinfeksi dapat dengan mudah menulari inang baru. Menariknya, jika ada satu anggota keluarga yang terinfeksi cacing kremi, besar kemungkinan kalau seluruh anggota keluarga lainnya juga ikut terinfeksi.

Sebab, mengutip Science Direct, telur cacing kremi dapat dengan mudah menempel pada baju, seprai, hingga peralatan-peralatan rumah. Jika tak dibersihkan dengan benar, telur itu bisa saja berpindah tanpa sepengetahuan kita. Ukurannya yang sangat kecil memudahkan telur cacing kremi bertebaran hanya dari aktivitas sehari-hari manusia. Apalagi, telur bisa bertahan hingga 2 minggu lamanya jika berada dalam kondisi yang lembap dan dingin. 

Kemudian, salah satu fakta mengerikan dari infeksi cacing kremi pada manusia adalah parasit ini sudah menjangkiti kita sejak ribuan tahun yang lalu. Dilansir Parasites & Vector, dalam temuan terbaru di Teheran, Iran, ditemukan kerangka seorang perempuan yang diperkirakan berasal dari tahun 6950—6870 SM. Ia terdeteksi memiliki objek berupa telur cacing kremi. Ukuran objek itu sekitar 30—60 μm yang sama dengan ukuran telur cacing kremi saat ini.

4. Hidupnya bergantung pada suhu di sekitar

5 Fakta Cacing Kremi, Parasit Tubuh Manusia yang Sangat Bandelpotret larva cacing kremi yang sudah tumbuh sempurna (commons.wikimedia.org/Azienda Ospedaliera SS. Antonio e Biagio e Cesare Arrigo, Alessandria)

Meskipun cacing kremi sangat bandel dalam proses transmisinya, ternyata dalam hidupnya sehari-hari parasit ini sangat bergantung pada suhu. Aktivitasnya akan ditentukan oleh suhu di sekitarnya, termasuk ketika sedang berada dalam tubuh manusia. Umumnya, cacing kremi paling aktif saat suhu di sekitarnya berada pada angka 33 derajat celsius.

Menurut Animal Diversity, suhu tersebut mirip dengan suhu yang ada dalam usus manusia. Hal inilah yang membuat aktivitas mencari makan dan berkembang biak dari cacing ini terjadi di sana. Akan tetapi, jika suhu di lingkungannya tiba-tiba naik ke angka 40 derajat celsius, mereka akan lebih sedikit beraktivitas. Kemudian, pada suhu 46 derajat celsius, cacing kremi sama sekali tak aktif, bahkan mati.

5. Cacing kremi pada perempuan bisa lebih berbahaya

5 Fakta Cacing Kremi, Parasit Tubuh Manusia yang Sangat Bandelpotret cacing kremi jantan dewasa yang sudah diawetkan (commons.wikimedia.org/Daniel J. Drew)

Secara umum, infeksi cacing kremi memang tidak terlalu menimbulkan efek serius pada manusia. Selain gatal-gatal berlebih, efek dari infeksi cacing kremi adalah insomnia dan kegelisahan. Cacing ini bukan jenis parasit yang bisa melubangi anggota tubuh hingga menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Walaupun demikian, perempuan yang terinfeksi cacing kremi harus lebih berhati-hati.

Sebab, mengutip US Pharmacist, lubang vagina dan uretra perempuan lebih dekat sehingga mudah diakses oleh cacing kremi yang akan bertelur. Jika cacing kremi berhasil masuk ke saluran vagina atau uretra itu, cacing kremi bisa menyebabkan beberapa masalah pada perempuan, misalnya iritasi vulva, vaginitis, salpingitis, uretritis, radang panggul, hingga endometriosis. Gejala yang ditimbulkan dari masuknya cacing kremi ke vagina atau uretra perempuan antara lain disuria, keputihan, enuresis, atau pendarahan berlebih pascamenopause.

Faktanya, cacing kremi merupakan parasit yang paling umum menjangkiti manusia, khususnya pada anak-anak. Mengingat ia begitu kecil, bandel, dan berbahaya, penting bagi kita untuk sadar dalam menjaga kebersihan. Selain mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter, rutin mencuci tangan setelah beraktivitas jadi salah satu upaya pencegahan dari penyebaran infeksi cacing kremi.

Baca Juga: Kasus Pertama Cacing Hidup Ditemukan di Otak Manusia, Horor!

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya