5 Fakta Taipan Pesisir, Ular Berbisa dengan Taring Terpanjang

Satu gigitan saja bisa membunuh banyak nyawa!

Taipan pesisir (Oxyuranus scutellatus) merupakan salah 1 dari 3 spesies taipan yang ada di dunia. Ular berbisa ini tergolong sebagai ular berukuran sedang hingga besar. Diketahui kalau panjang rata-rata ular ini sekitar 1,5—2 meter, tapi beberapa individu bisa tumbuh sepanjang 3 meter. Sisik taipan pesisir umumnya berwarna cokelat terang atau gelap, tetapi bisa juga memiliki warna lain, misal kekuningan, hitam, sampai cokelat kemerahan.

Ular ini biasanya memburu mamalia kecil, burung, reptil, amfibi, sampai bandikut. Ketika sudah berusia dewasa, tidak ada predator alami bagi taipan pesisir sehingga mereka merupakan predator puncak di habitatnya. Nah, selain hal-hal tersebut, tentunya taipan pesisir memiliki sejumlah fakta lain yang tak kalah menarik. Mau tahu lebih lanjut tentang salah satu ular paling berbisa di dunia ini? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Peta persebaran dan habitat

5 Fakta Taipan Pesisir, Ular Berbisa dengan Taring Terpanjangilustrasi peta persebaran taipan pesisir (commons.wikimedia.org/RedGKS)

Sebenarnya, keluarga taipan sangat identik dengan alam Australia. Hal ini pun serupa dengan taipan pesisir. Mereka bisa ditemui di pesisir timur dan utara Australia, misal New South Wales dan Queensland. Akan tetapi, ternyata ular yang satu ini juga memiliki kantung populasi di luar Australia, tepatnya di Papua Nugini.

Untuk habitatnya, taipan pesisir punya cukup banyak pilihan. Dilansir Australian Museum, habitat dengan iklim hangat, misal hutan monsun, hutan sklerofil basah maupun kering, hingga padang rumput tinggi bisa jadi rumah bagi ular ini. Jika di suatu habitat itu ditemui banyak tikus, misal ladang dan tempat gembala ternak, taipan pesisir bisa saja ditemui di sana. Sebagai tempat tinggal dan berlindung, mereka memilih lubang bekas hewan lain, sisa-sisa tumbuhan, sampai lubang dari kayu yang ada di sekitarnya.

2. Bisa mengubah warna sisiknya

5 Fakta Taipan Pesisir, Ular Berbisa dengan Taring TerpanjangTaipan pesisir memiliki warna sisik yang lebih gelap ketika memasuki musim dingin. (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Sebenarnya, taipan pesisir kerap diidentifikasi sebagai ular lain. Oleh karena kesamaan warna sisiknya, ular ini sering dikira ular cokelat timur, ular cokelat barat, sampai ular mulga. Menariknya, tak hanya bisa serupa dengan jenis ular lain, taipan pesisir ternyata juga bisa mengubah warna sisiknya pada saat-saat tertentu, lho.

Dilansir AZ Animals, sisik taipan pesisir akan berubah menjadi lebih gelap jika memasuki musim dingin. Hal ini mereka lakukan supaya bisa memerangkap dan menyimpan panas di dalam tubuhnya. Seperti yang diketahui, warna-warna terang cenderung memantulkan panas ketika musim dingin. Setelah musim dingin selesai, mereka akan kembali mengubah warna sisiknya menjadi normal kembali.

Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Ular Masuk Rumah? Jangan Panik!

3. Dosis bisanya sangat banyak dan mematikan

5 Fakta Taipan Pesisir, Ular Berbisa dengan Taring TerpanjangBisa taipan pesisir merupakan salah satu bisa paling mematikan di dunia. (commons.wikimedia.org/Sheba)

Jika dibandingkan dengan ular berbisa lain di Australia, taipan pesisir adalah juara dalam hal panjang taring. Sepasang senjata mematikan milik ular ini bisa tumbuh hingga 13 mm. Belum lagi, taipan pesisir juga dikenal sebagai ular daratan dengan bisa paling mematikan nomor tiga di seluruh dunia.

Billabong Sanctuary melansir bahwa dalam satu gigitan saja, taipan pesisir setidaknya dapat menyuntikkan hingga 60 mg bisa. Sebagai catatan, dalam uji lab yang dilakukan peneliti dengan subjek tikus lab, dosis mematikan bagi subjek uji coba hanya 0,099mg/kg. Artinya, dalam satu gigitan taipan pesisir saja, ada ribuan tikus lab yang bisa terbunuh oleh racun. Dosis suntikan bisa tersebut jelas akan sangat mematikan jika terkena manusia dewasa. Hanya perlu waktu sekitar 30—45 menit hingga akhirnya bisa tersebut dapat membunuh kita.

Adapun, bisa milik taipan pesisir memiliki racun berjenis neurotoksin. Racun ini dapat dengan mudah melumpuhkan saraf-saraf jantung, paru-paru, hingga diafragma. Akibatnya, korban dari bisa ular ini akan mengalami kesulitan bernapas layaknya tercekik. Tak hanya neurotoksin, ada pula kandungan miotoksin dalam bisa mereka. Racun jenis ini dapat merusak jaringan otot dan mengakibatkan pembekuan abnormal. Hal tersebut bisa menyebabkan pendarahan internal dalam tubuh. Beberapa gejala yang akan dirasakan korban ketika digigit taipan pesisir adalah kejang-kejang, mual, muntah, dan pusing.

4. Sistem reproduksi

5 Fakta Taipan Pesisir, Ular Berbisa dengan Taring Terpanjangpotret seekor taipan pesisir dewasa di alam liar (commons.wikimedia.org/John Wombey)

Taipan pesisir punya musim kawin yang relatif panjang, yakni mulai Maret hingga Desember. Akan tetapi, perkawinan biasanya paling sering terjadi pada Agustus hingga September. Jika ada 2 jantan yang bertemu 1 betina, para pejantan akan bertarung demi mendapatkan hak kawin. Ketika pasangan sudah terbentuk, si jantan akan tampil lebih inisiatif dengan melakukan gerakan-gerakan yang dapat memancing si betina. Proses perkawinan ular ini diketahui bisa berlangsung hingga beberapa jam.

Menurut Australian Reptile Park, dalam satu masa kawin taipan pesisir betina bisa menghasilkan 7—20 butir telur. Telur-telur ini memasuki masa inkubasi sebelum akhirnya menetas setelah 68 hari. Ketika baru menetas, anak-anak taipan pesisir memiliki panjang sekitar 30—40 cm dan akan tumbuh dengan cepat dalam tahun pertama hidupnya. Untuk mencapai kematangan seksual, taipan pesisir jantan butuh 16 bulan saja, sedangkan betina butuh waktu hingga 28 bulan.

 

5. Jarang berkonflik dengan manusia

5 Fakta Taipan Pesisir, Ular Berbisa dengan Taring Terpanjangpotret taipan pesisir yang sedang menjulurkan lidahnya (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Punya reputasi sebagai salah satu ular paling mematikan di dunia ternyata tak membuat taipan pesisir sering berkonflik dengan manusia. Hal ini mungkin terdengar semakin aneh karena fakta lain soal ular ini adalah habitat mereka yang sangat dekat dengan pemukiman manusia. Selain itu, ketika bertemu dengan pengusiknya, taipan pesisir juga bukan tipe ular yang langsung menghindar, melainkan akan melakukan konfrontasi dengan si pengusik.

Billabong Sanctuary menyebutkan bahwa dalam setahun, rata-rata hanya terjadi lima kasus fatal akibat gigitan ular. Mayoritas pun bukan dilakukan oleh taipan pesisir, tetapi dari ular lain, misal ular cokelat timur. Kasus gigitan yang sangat sedikit itu terjadi jika manusia yang menjadi korbannya mencoba untuk menyerang atau menangkap taipan pesisir. Kecilnya angka gigitan itu terjadi lantaran ular ini pada dasarnya memang tidak menargetkan manusia. Gigitan dan bisa hanya akan mereka gunakan jika memang sudah benar-benar terpojok. Jadi, kalau sama-sama menjaga jarak, pertemuan antara manusia dengan taipan pesisir cenderung bisa dihindari tanpa konflik.

Kalaupun tergigit, sebenarnya saat ini sudah ada antibisa untuk racun taipan pesisir. Akan tetapi, bukan berarti kita bisa santai jika bertemu dan tergigit dengan ular ini. Ketersediaan antibisa yang terbatas dan kecepatan reaksi bisa ular ini tetap bisa berakibat fatal bagi manusia. Oleh karena itu, tidak dianjurkan sama sekali untuk berinteraksi dengan ular ini jika bukan ahlinya.

Baca Juga: 5 Fakta Mamba Hijau Timur, Ular Berbisa yang Bisa Bergerak Cepat

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Penulis yang suka menulis dengan tema sains, alam, dan teknologi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya