5 Fakta Tikus Berkantung Gambia, Dimanfaatkan untuk Mendeteksi Bom
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tikus berkantung gambia atau tikus berkantung afrika (Cricetomys gambianus) merupakan salah satu hewan pengerat berukuran raksasa dari keluarga Nesomyidae. Mereka dapat tumbuh dengan panjang hingga 1 meter dari ujung kepala hingga ujung ekor dengan bobot sekitar 1—1,4 kg. Hewan yang satu ini dapat dijumpai di daerah Afrika Sub-Sahara yang meliputi wilayah Angola sampai Mozambik dan Kenya sampai Senegal.
Meski berukuran besar dan mungkin membuat banyak orang bergidik ngeri, ternyata tikus berkantung gambia punya manfaat tersendiri bagi manusia. Malahan, kalau tanpa keberadaan mereka, mungkin saja ada beberapa daerah yang masih berbahaya untuk dihuni manusia sampai saat ini. Kira-kira apa, ya, peran tikus berkantung gambia bagi manusia? Yuk, simak selengkapnya bersama fakta-fakta menarik lain dari tikus raksasa yang satu ini!
1. Hewan nokturnal yang hidup berkelompok
Meski hidup di Afrika yang panas, tikus berkantung gambia ternyata tidak bisa beradaptasi dengan baik di tengah panas. Oleh karena itu, mereka lebih suka beraktivitas pada malam hari, terutama untuk mencari makan. Tikus berkantung gambia juga sebenarnya adalah hewan sosial yang hidup dalam kelompok berjumlah besar.
Critters Science melansir bahwa satu kelompok dari tikus berkantung gambia dapat mencapai angka 20 individu. Kelompok ini tinggal di sebuah lubang yang mereka bangun sendiri atau diambil dari sarang rayap. Hebatnya, lubang-lubang yang jadi sarang tikus berkantung gambia cukup kompleks dan bercabang-cabang dengan beberapa jalan masuk keluar.
2. Punya kantung di pipinya
Sesuai dengan namanya, tikus berkantung gambia memiliki semacam kantung di tubuhnya. Akan tetapi, kantung itu bukan berada di perut seperti hewan marsupial. Bahkan, fungsinya pun sebenarnya sangat jauh berbeda.
Dilansir Animal Diversity, kantung yang ada pada tikus berkantung gambia terletak pada kedua pipinya. Kantung ini berfungsi untuk menyimpan makanan untuk mereka bawa ke sarangnya. Menariknya, kapasitas maksimal dari kantungnya ini adalah sekitar 100 ml. Berkat ukuran itu, tikus berkantung gambia bisa membawa makanan dengan berat hingga 3 kg hanya dalam waktu 2 jam 30 menit, lho.
Baca Juga: 5 Fakta Ordo Marsupialia, Kelompok Hewan Berkantung
3. Punya penciuman super yang bisa mendeteksi bom
Editor’s picks
Sebenarnya, indra penglihatan tikus berkantung gambia tidak terlalu baik. Meski demikian, ternyata mereka punya indra andalan untuk beraktivitas sehari-hari, yakni indra penciumannya. Mereka dapat dengan mudah mendeteksi keberadaan makanan lewat baunya, bahkan jika jaraknya cukup jauh.
Berkat indra penciuman tikus berkantung gambia, beberapa lembaga akhirnya mencoba untuk memanfaatkan tikus ini. Hidung mereka yang sangat sensitif ditambah bobot yang terbilang ringan jadi kelebihan bagi hewan ini ketimbang menggunakan anjing pendeteksi bom ataupun manusia dengan alat pendeteksi bom, mengutip National Geographic. Salah satu lembaga yang memanfaatkan hewan ini adalah APOPO, lembaga nonprofit asal Belgia yang bertugas untuk membersihkan bom ranjau.
Diketahui kalau seekor tikus berkantung gambia yang sudah terlatih bisa mendeteksi bom ranjau dengan radius 200 meter persegi dalam 20 menit. Padahal, jika dilakukan oleh manusia, mendeteksi bom ranjau dalam radius tersebut dibutuhkan waktu hingga 4 hari, lho. Tak heran kalau ada begitu banyak nyawa yang berhasil selamat berkat bantuan dari hidung tikus berkantung gambia.
4. Siklus reproduksi tikus berkantung gambia sangat cepat
Serupa dengan hewan pengerat lainnya, tikus berkantung gambia juga punya siklus reproduksi yang cukup cepat. Mereka merupakan hewan monogamous, yang berarti jantan akan setia bersama satu betina saja. Menariknya, betina tak butuh waktu lama untuk masuk usia reproduksi. Ketika baru menyentuh usia 6 bulan saja, mereka sudah dapat kawin dan mengandung anak.
Meskipun sebenarnya tikus berkantung gambia punya musim tertentu untuk bereproduksi, sebenarnya waktu kehamilan mereka sangat singkat. Tikus berkantung gambia betina hanya mengandung sekitar 30—32 hari saja. Ia akan melahirkan sekitar enam anak dalam sekali masa kehamilan. Dalam waktu 9 bulan saja, seekor tikus berkantung gambia bisa hamil sebanya 4—5 kali. Artinya, seekor betina bisa membesarkan sekitar 24—30 anak hanya dalam kurun waktu 1 tahun!
5. Berpotensi menjadi spesies invasif
Meski punya manfaat bagi manusia untuk mendeteksi bom ranjau ataupun dimanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi, ternyata tikus berkantung gambia cenderung invasif. Mereka merupakan jenis tikus yang sangat mudah beradaptasi di berbagai habitat. Ditambah lagi, ukuran mereka sangat besar sehingga dapat dengan mudah mengusir spesies tikus lokal, mengutip Florida Fish and Wildlife Conservation Commission.
Apalagi jika melihat fakta bahwa mereka dapat bereproduksi dengan sangat cepat, jelas banyak pihak yang khawatir soal dampak dari meledaknya populasi tikus ini di daerah lain. Meski sebenarnya tikus berkantung gambia merupakan spesies asli Afrika, saat ini mereka sudah ditemukan di benua lain, semisal Eropa dan Amerika. Di sana, mereka bahkan sudah ditetapkan sebagai hama yang merusak ekosistem lokal.
Meski memiliki citra yang buruk bagi manusia, ternyata ada juga keluarga tikus yang bisa menyelamatkan banyak nyawa. Tak terhitung berapa nyawa yang telah diselamatkan oleh tikus berkantung gambia dengan cara mereka mendeteksi keberadaan bom ranjau di sekitar pemukiman manusia. Hanya saja, kecepatan reproduksi dan sosoknya yang mudah beradaptasi juga jadi alarm tersendiri bagi manusia agar tidak sembarangan melepas mereka di habitat asing.
Baca Juga: 12 Fakta Menarik Marsupial, Hewan Berkantung yang Beragam
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.