5 Laba-laba di Peru yang Unik, Jadi Inspirasi Film Madame Web

Kira-kira spesies laba-laba apa yang jadi inspirasinya, ya?

Sebagai negara yang terletak di zona tropis Amerika Selatan, Peru menjanjikan keanekaragaman hayati yang sangat beragam. Penyebab utama keberagaman hayati di negara ini adalah keberadaan hutan hujan Amazon di wilayahnya. Peru jadi negara kedua dengan kawasan hutan hujan Amazon terluas dengan proporsi sekitar 13 persen dari keseluruhan luas hutan hujan itu atau sekitar 782 ribu km persegi. Hal ini membuat sekitar 60 persen daratan dari negara tersebut masuk dalam kawasan hutan hujan Amazon.

Dengan luas itu, tak heran kalau ada begitu banyak jenis serangga ataupun araknida yang tersebar di seluruh wilayah Peru. Khusus bagi araknida (laba-laba dan tarantula) yang menghuni wilayah Peru, belakangan ini spesies laba-labanya yang hidup di sana jadi sorotan. Itu karena laba-laba sempat disebut dalam salah satu film terbaru Marvel, yakni Madame Web. Kira-kira apa alasannya? Lalu, apa saja jenis laba-laba unik yang hidup di Peru? Daripada penasaran, yuk, lanjut menggulir!

1. Laba-laba pemburu

5 Laba-laba di Peru yang Unik, Jadi Inspirasi Film Madame Webseekor laba-laba pemburu di atas daun (commons.wikimedia.org/Jeevan Jose)

Laba-laba pemburu (Heteropoda venatoria) sebenarnya merupakan jenis laba-laba yang tersebar sangat luas. Mereka bisa ditemui hampir di seluruh wilayah tropis dunia, termasuk hutan hujan di Peru. Laba-laba ini punya beberapa nama lain, misalnya laba-laba kepiting raksasa, laba-laba pemburu cokelat, atau laba-laba pisang. Ukuran tubuh laba-laba berwarna cokelat ini relatif besar, yakni sepanjang 2,2—2,8 cm dengan rentang kakinya bisa mencapai 7—12 cm.

Dilansir University of Florida, laba-laba pemburu terkenal berkat kemampuan menerjang mangsanya yang sangat menakjubkan. Ya, laba-laba ini bukan tipe laba-laba yang menunggu mangsa terperangkap di jaringnya, melainkan menyerang dengan sangat cepat ketika mangsa di sekitarnya lengah. Berkat kecepatan terjangan dan gigitan yang kuat, laba-laba pemburu bisa cepat melumpuhkan mangsa. Kemudian, mereka akan menyuntikkan racun berbentuk kelenjar agar buruannya itu mati seketika.

Menariknya, laba-laba pemburu punya hubungan yang relatif baik dengan manusia. Mereka dikenal sebagai pembasmi hama alami karena laba-laba ini mampu memakan kecoak atau serangga hama yang sering menjangkiti tanaman petani. Oleh karena itu, banyak petani yang sengaja melepas laba-laba ini di kebun-kebun, terutama kebun alpukat dan pisang, agar mereka bisa mengontrol keberadaan hama di lahan petani.

 

2. Acanthoscurria rondoniae

5 Laba-laba di Peru yang Unik, Jadi Inspirasi Film Madame WebSalah satu laba-laba dari genus Acanthoscurria, yakni Acanthoscurria geniculata, dengan ciri fisik mirip Acanthoscurria rondoniae. (commons.wikimedia.org/PavelSI)

Acanthoscurria rondoniae merupakan jenis tarantula yang masuk dalam famili Theraphosidae. Tarantula ini awalnya ditemukan di wilayah Rondônia, Brazil, tetapi ternyata juga tersebar di wilayah hutan hujan Amazon lainnya, termasuk Peru. Dari spesies yang satu ini, peneliti menemukan fakta menarik dari racun yang dimiliki Acanthoscurria rondoniae

Dilansir Agência FAPESP, racun yang dimiliki Acanthoscurria rondoniae sangat unik karena memiliki kesamaan kandungan dengan 84 jenis racun yang berbeda. Menariknya, racun tarantula ini memiliki sifat bakterisida, antijamur, antiviral, dan antikanker. Ditambah lagi, ada pula tujuh kandungan peptida yang kaya sistein (CRP) dan memiliki efek untuk melawan bakteri, jamur, hingga tumor.

Temuan kandungan pada racun tarantula ini jelas menarik perhatian peneliti untuk menelusurinya lebih lanjut. Sebab, pada dasarnya, kandungan racun pada tubuh Acanthoscurria rondoniae berfungsi untuk meningkatkan sistem imun pada tubuhnya dan untuk menangkal penyakit-penyakit yang hendak menjangkiti mereka. Hal ini membuat peneliti makin terbantu untuk mendeteksi kemungkinan bioaktivitas dan penemuan racun jenis baru. Muaranya, peneliti berharap supaya nantinya temuan "pelindung diri" pada racun tarantula ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan medis manusia pada masa mendatang.

Dalam film Madame Web pun, sang tokoh utama berhasil menyembuhkan penyakit berbahaya, myasthenia gravis, berkat gigitan laba-laba. Kondisi tersebut bisa saja terjadi karena laba-laba yang menggigit Madame Web memiliki racun yang mirip dengan Acanthoscurria rondoniae. Meski masih belum bisa diaplikasikan pada manusia, penemuan manfaat dari racun laba-laba mungkin saja dapat membuat kejadian dalam Madame Web itu jadi kenyataan. Tentunya, masih perlu penelitian dan observasi lebih lanjut untuk membuktikan apakah racun laba-laba, khususnya pada Acanthoscurria rondoniae, memang benar-benar bisa bermanfaat untuk medis.

Baca Juga: 11 Fakta Madame Web Versi Komik Marvel, Suka Bantu Spider-Man!

3. Avicularia lynnae

5 Laba-laba di Peru yang Unik, Jadi Inspirasi Film Madame Websalah satu spesimen Avicularia lynnae yang berhasil ditemukan peneliti (commons.wikimedia.org/RC West, Fukushima CS, Bertani R)

Avicularia lynnae jadi salah satu jenis laba-laba yang relatif baru teridentifikasi di Peru. Laba-laba ini pertama kali diketahui keberadaannya pada 2017 dan hanya ditemukan di Peru dan Ekuador. Itu sebabnya, masih sangat sedikit catatan ataupun interaksi yang dilakukan manusia dengan laba-laba yang satu ini.

Beberapa pengamatan yang dikonfirmasi dari Avicularia lynnae kebanyakan terjadi di atas pepohonan sehingga laba-laba ini bisa dibilang merupakan hewan arboreal. Menurut Global Core Biodata Resource, penamaan Avicularia lynnae berasal dari nama Lynn West, istri dari ahli laba-laba dan tarantula kenamaan, yaitu Rick West. Nama Lynn dipilih karena laba-laba ini punya kaitan erat dengan gender feminin.

4. Laba-laba taman perak

5 Laba-laba di Peru yang Unik, Jadi Inspirasi Film Madame WebLaba-laba taman perak di jaringnya berhasil memerangkap mangsa. (commons.wikimedia.org/Paul Harrison)

Laba-laba taman perak (Argiope argentata) hidup di wilayah tropis dengan peta persebaran yang relatif luas. Mereka bisa dijumpai di bagian selatan Amerika Serikat, Amerika Tengah, Kepulauan Karibia, dan Amerika Selatan, termasuk Peru. Sama seperti kebanyakan jenis laba-laba lain, laba-laba taman perak betina punya ukuran yang lebih besar, yakni 3,5 cm. Sementara, jantannya memiliki ukuran rata-rata sekitar 2 cm. Meski ada kata perak dalam namanya, ternyata laba-laba ini punya warna yang cukup bervariasi, semisal cokelat, garis hitam, kuning, jingga, dan perpaduan warna perak serta hitam di badannya.

Laba-laba ini merupakan tipe yang menunggu mangsa terjebak di jaringnya. Menariknya, jaring ciptaan laba-laba ini bisa mencapai diameter hingga 1 meter. Itu sebabnya, kemungkinan mangsa yang terjebak di jaring tersebut pastinya juga besar. Tawon, nyamuk, ngengat, sampai lalat bisa jadi makanan bagi laba-laba taman perak. Oleh sebab itu, jika mereka tinggal dekat dengan lingkungan manusia, spesies laba-laba yang satu ini sangat bermanfaat untuk mengontrol hama.

Dilansir National Park Service, nasib laba-laba taman perak jantan bisa dibilang cukup tragis dan singkat. Mereka biasanya hanya akan hidup sampai waktunya kawin dengan betina karena sang lawan jenis biasanya akan memakan jantan ketika selesai kawin. Kalaupun si jantan bisa selamat dari perkawinan pertama mereka, perkawinan kedua yang dilakukan si jantan biasanya sudah pasti berujung pada kematiannya, entah itu karena dimangsa betina ataupun kelelahan setelah kawin.

5. Micrathena schreibersi

5 Laba-laba di Peru yang Unik, Jadi Inspirasi Film Madame Weblaba-laba duri amazon dengan bentuk yang unik (commons.wikimedia.org/Alex Popovkin)

Laba-laba duri amazon (Micrathena schreibersi) bisa dibilang jadi jenis laba-laba dengan penampilan paling unik dan nyentrik dalam daftar ini. Dengan tubuh berwarna hitam dengan campuran warna kuning, hijau, atau putih membuat warna laba-laba ini sangat mencolok. Belum lagi, bentuk perut laba-laba ini tidak membulat seperti kebanyakan laba-laba, melainkan mirip trapesium dengan duri-duri di ujungnya. Tentunya, laba-laba ini bisa ditemukan di Peru dan bagian lain dari hutan hujan Amazon yang ada di Amerika Selatan.

Bird Watching HQ melansir bahwa laba-laba duri amazon akan menunggu mangsa terjebak di jaring ciptaannya. Uniknya, ternyata laba-laba ini sama sekali tak beracun, sesuatu yang jarang ditemui untuk hewan dengan warna yang cerah. Warna tubuh dan penampilan dari laba-laba inilah yang jadi pelindung diri ketika predator mendekat. Sebab, penampilan menyeramkan dan kesan beracun yang diperlihatkan dari laba-laba ini bisa saja membuat predator urung untuk menyerang mereka.

Bagian hutan hujan Amazon yang ada di wilayah Peru secara langsung memang memengaruhi keanekaragaman hayati di sana. Buktinya, ada berbagai jenis araknida dengan ragam ukuran dan kelebihan yang menarik untuk diamati. Menurut kamu, dari jenis laba-laba dan tarantula di atas, mana yang paling menarik?

Baca Juga: Kenapa Madame Web Mendapat Ulasan Buruk? Ini Alasannya!

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Penulis yang suka menulis dengan tema sains, alam, dan teknologi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya