Kenapa Kita Bisa Tertawa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Ada proses panjang sebelum kita mulai tertawa, lho

Bagi manusia, tertawa jadi salah satu emosi paling penting yang biasa dikeluarkan ketika merasa gembira. Emosi yang satu ini bisa dilakukan, baik sendiri maupun ketika bersama orang lain. Stimulus kita untuk tertawa pun bisa hadir dalam berbagai bentuk dan situasi.

Meski terdengar seperti sesuatu yang remeh, tertawa bagi manusia itu punya berbagai manfaat penting bagi diri sendiri hingga untuk sesama. Misalnya saja, lewat tertawa, manusia bisa mempererat hubungannya dengan sesama, membangun impresi yang positif, hingga mengubah mood menjadi lebih baik.

Nah, di balik sederet manfaat di atas, masih banyak dari kita yang belum tahu soal bagaimana cara tubuh kita tertawa ketika menerima stimulus. Selain itu, ternyata ada beberapa fakta menarik lain dari emosi paling menyenangkan yang dimiliki manusia ini, lho. Penasaran, kan, dengan penjelasan ilmiah tertawa? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!

1. Bagaimana cara kerja tertawa dari dalam tubuh manusia?

Kenapa Kita Bisa Tertawa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!seorang pria sedang tertawa di dalam mobil (pixabay.com/2704056)

Ada satu organ dalam tubuh kita yang punya penting dalam mengatur tertawa, yakni otak. Di sinilah segala informasi yang kita peroleh dari pendengaran maupun pengelihatan diproses. Sebab, dalam menciptakan emosi tertawa, kedua panca indera itulah yang memainkan peranan penting.

Menariknya, ternyata cara otak memutuskan apakah kita dapat tertawa atau tidak ketika menerima stimulus itu bersifat tidak pasti, mengutip BBC. Otak kita akan memilah-milah stimulus yang masuk dan menentukan apakah stimulus itu cukup untuk membuat kita tertawa atau tidak. Hal inilah yang kemudian membuat tak semua orang bisa tertawa dengan lelucon yang sama.

Lobus frontal dan sistem limbik jadi dua bagian otak yang paling berperan dalam menentukan apakah stimulus yang kita terima bisa bikin tertawa atau tidak. Lobus frontal yang berada di bagian depan otak terbagi atas bagian kiri dan kanan. Bagian kiri berfungsi untuk memproses suara dan gambar yang diterima dan menentukan informasi itu termasuk jenis stimulus apa. Sementara itu, bagian kanan lobus frontal adalah bagian yang menentukan apakah stimulus yang diterima tersebut bisa membuat kita tertawa atau tidak.

Ketika lobus frontal telah menentukan suatu stimulus yang bisa membuat kita tertawa, sistem limbik yang selanjutnya bekerja. Sistem limbik sendiri secara umum mengatur berbagai jenis emosi manusia, mulai dari rasa marah, senang, sampai takut. Ketika sistem limbik menerima informasi dari lobus frontal soal emosi senang atau tertawa yang kita terima, maka bagian otak ini akan meneruskan informasi ke seluruh tubuh kita sehingga tubuh akan mulai tertawa.

Setelah tubuh menerima informasi dari bagian-bagian otak itu, maka wajah kitalah yang pertama kali meresponnya. Dikutip dari How Stuff Works, sekitar 15 otot wajah kita akan mengangkat bagian atas bibir dengan bantuan otot zygomatic. Kemudian, sistem pernapasan kita akan terganggu lantaran epiglotis menutup separuh laring. Akibatnya, udara masuk menjadi tak teratur dan kemudian kita mulai terkesiap.

Suara cekikikan atau tertawa hebat pun mengikuti setelah proses-proses itu rampung. Dalam kasus ekstrem, yaitu saat stimulus dirasa sangat lucu, bahkan mata kita bisa merespons tertawa dengan mengeluarkan air mata.

2. Ada banyak manfaat yang bisa diterima tubuh dari tertawa

Kenapa Kita Bisa Tertawa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!anak-anak yang sedang tertawa lepas (pixabay.com/White77)

Selain manfaat untuk mempererat hubungan dengan orang lain, ternyata tertawa benar-benar memiliki manfaat secara langsung untuk tubuh kita, lho. Bahkan, ada segudang manfaat yang bisa tubuh kita rasakan ketika kita tertawa, tentunya dengan kadar yang pas dan tidak berlebihan. Hal tersebut terbagi atas manfaat jangka pendek dan manfaat jangka panjang.

Dilansir Nuvance Health, ada beberapa manfaat jangka pendek yang bisa dirasakan ketika tubuh kita tertawa. Pertama, tertawa bisa melancarkan penerimaan dan sirkulasi oksigen dalam darah sehingga otak kita bisa menerima saluran oksigen dengan lebih baik dan mengurangi potensi penyakit berbahaya seperti alzheimer hingga stroke.

Kedua, tertawa bisa jadi obat dari rasa stres yang sedang kita alami dan meredakan rasa sakit di kepala. Sebab, tertawa bisa memicu pelepasan opioid endogen serta memproduksi endorfin di otak kita. Terakhir, tertawa bisa membuat otot-otot kita menjadi lebih rileks sehingga dapat meredakan beberapa gejala bagian fisik yang sedang mengalami stres.

Selain itu, manfaat jangka panjang dari tertawa juga tak kalah pentingnya. Dilansir Mayo Clinic, tertawa bisa meningkatkan sistem imun dalam tubuh. Sebab, ketika tertawa, tubuh manusia bisa menghasilkan beberapa reaksi kimia, salah satunya melepaskan neuropeptida yang dapat memerangi stres dan penyakit dalam tubuh lainnya.

Selain itu, tertawa bisa membuat mood menjadi lebih baik. Emosi ini meredakan depresi dan kecemasan sehingga membuat diri lebih bahagia. Hebatnya, tertawa juga bisa membuat kita lebih beradaptasi dan menghadapi situasi sulit lebih baik. Apalagi, tertawa jadi salah satu emosi penting yang bisa menghubungkan kita dengan orang lain.

Baca Juga: 5 Cara Unik Menjaga Kesehatan Jantung, Tertawa Setiap Hari! 

3. Penyebab utama kita bisa tertawa

Kenapa Kita Bisa Tertawa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!pasangan yang sedang berinteraksi hingga tertawa (pixabay.com/OmarMedinaFilms)

Menurut Time, lelucon sebenarnya bukan penyebab utama kita tertawa. Justru, proses interaksi kita dengan orang lain yang menyenangkan lebih banyak menghadirkan tawa bagi manusia. Interaksi tersebut tidak harus dilakukan secara tatap muka, khususnya di zaman modern seperti sekarang.

Berdasarkan penelitian dan uji coba yang dilakukan, manusia bisa tertawa hanya dengan mendengarkan rekaman orang-orang tertawa. Oleh sebab itu, saat ini sumber-sumber lelucon yang disampaikan manusia saat ini bisa dari video-video lucu, suara-suara lucu, maupun rekaman tertawa untuk melengkapi acara komedi di televisi. Dari sumber yang sama, disebutkan bahwa manusia 30 kali lebih mudah tertawa jika ada orang lain di sekitar dan aktif melakukan interaksi yang menyenangkan.

4. Fungsi awal tertawa bagi manusia ternyata lebih praktikal

Kenapa Kita Bisa Tertawa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!anak-anak sekolah tertawa lepas (pixabay.com/stokpic)

Saat ini, tertawa mungkin lebih merujuk pada luapan emosi ketika seseorang merasa senang atau bahagia terhadap stimulus tertentu. Menariknya, sejak puluhan hingga ratusan ribu lalu, manusia-manusia purba pun sebenarnya sudah mengenal emosi yang satu ini. Akan tetapi, bagi manusia purba, tertawa punya fungsi tertentu selain untuk menunjukkan rasa senang atau bahagia yang sedang dirasakannya.

Dilansir Berkeley Well-Being Institute, para antropolog dan psikolog yang meneliti tentang fungsi tertawa pada manusia purba menyebut bahwa fungsi utama tertawa bagi manusia purba lebih untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak sedang sakit atau tersakiti. Hal ini cukup masuk akal mengingat lingkungan manusia purba yang serba menantang. Mereka pun memerlukan suatu sinyal untuk menunjukkan bahwa kondisinya sedang baik-baik saja.

Hanya saja, seiring berjalannya proses evolusi pada manusia, otak kita akhirnya belajar bahwa tertawa itu dapat dikeluarkan ketika tubuh merasa rileks dan senang. Maka dari itu, saat ini manusia modern melakukannya ketika sedang merasakan kesenangan atau kebahagiaan.

5. Manusia bukan satu-satunya spesies yang bisa tertawa

Kenapa Kita Bisa Tertawa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!Orang utan merupakan salah satu primata yang dapat tertawa. (commons.wikimedia.org/Chris Phutully)

Tertawa memang umum dilakukan oleh manusia. Lantas, bagaimana dengan hewan? Kita sebenarnya mengetahui kalau hewan pun bisa mengalami emosi senang dan bahagia. Hanya saja, mayoritas dari hewan-hewan yang ada di dunia ini tidak menunjukkan emosi tersebut lewat tertawa.

Umumnya, hewan akan menggunakan gestur anggota tubuh untuk menunjukkan emosi. Contohnya ekor, mimik wajah, sampai gerakan badan. Akan tetapi, ternyata ada, lho, beberapa spesies hewan yang bisa tertawa seperti manusia.

Dilansir Berkeley Well-Being Institute, setidaknya ada 65 spesies hewan yang bisa tertawa, tentunya dengan caranya masing-masing. Bentuk suara hewan-hewan ini tak semuanya sama seperti manusia, tetapi suara bak tertawa yang mereka keluarkan memang berdasarkan emosi senang atau bahagia yang sedang mereka rasakan. Keluarga kera, lumba-lumba, beberapa jenis burung, hyena, sampai beberapa jenis rusa jadi contoh hewan yang bisa mengeluarkan suara mirip tertawa.

Meski terdengar remeh dan sering kita lakukan sehari-hari, siapa sangka kalau ternyata tertawa bisa membawakan manfaat bagi tubuh kita. Peneliti bahkan menyebut kalau tertawa itu bisa membawa hubungan yang lebih harmonis bagi pasangan. Jadi, kalau mengutip salah satu jargon komedian legendaris Indonesia, banyak-banyaklah tertawa sebelum tertawa itu dilarang!

Baca Juga: Tikus, Hewan yang Bisa Tertawa saat Digelitik!

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Penulis yang suka menulis dengan tema sains, alam, dan teknologi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya