Sejarah Gunung Rushmore, Keindahan Alam yang Jadi Karya Seni Manusia

Diukir menjadi patung empat Presiden Amerika Serikat

Pernah dengar nama Gunung Rushmore? Itu, lho, gunung ikonik dari Negeri Paman Sam yang di atasnya bisa kamu lihat ada ukiran wajah-wajah Presiden Amerika Serikat terdahulu. Gunung Rushmore berada di Negara Bagian Dakota Selatan dan merupakan gunung yang terbuat dari batuan granit. Tinggi gunung ini sekitar 1.745 meter di atas permukaan laut dan namanya diambil dari nama seorang pengacara asal New York, Charles E Rushmore.

Sejak 1927 hingga 1941, pada bagian tenggara Gunung Rushmore, diadakan proyek pembangunan skala besar. Pembangunan itu bukan untuk membuat gedung-gedung mewah, melainkan pengukiran patung kepala setinggi 18 meter yang menunjukkan wajah-wajah Presiden Amerika Serikat terdahulu. Ada empat presiden yang wajahnya diabadikan di gunung ini, yakni George Washington, Thomas Jefferson, Theodore Roosevelt, dan Abraham Lincoln.

Ukiran wajah-wajah presiden itu kini telah menjadi monumen nasional di Amerika Serikat. Tiap tahunnya, ada jutaan pasang mata yang pergi ke Dakota Selatan demi melihat pahatan patung batu di Gunung Rushmore. Tentunya, Gunung Rushmore dan monumen nasional ini punya sejarah panjang yang tak dapat dipisahkan. Yuk, kita kupas sama-sama soal sejarah Gunung Rushmore dan monumen nasional ini! Simak penjelasan berikut sampai akhir agar tidak ada informasi yang terlewat, ya.

1. Awal mula pembangunan monumen nasional di Gunung Rushmore

Sejarah Gunung Rushmore, Keindahan Alam yang Jadi Karya Seni ManusiaModel monumen memorial Gunung Rushmore dibuat oleh Gutzon Borglum. (commons.wikimedia.org/Rise Studio)

Pada 1920-an, Negara Bagian Dakota Selatan kebanjiran turis-turis yang ingin datang ke Black Hills National Forest dan Wind Cave National Park yang baru dibuka di sana. Doane Robinson, seorang sejarawan Dakota Selatan, menganggap kalau negara bagian ini masih memerlukan beberapa tempat baru untuk turis-turis singgah. Ketika ia melihat upaya pengukiran pimpinan Konfederasi di Georgia pada 1924, terlintas ide di benaknya untuk membangun hal serupa di Dakota Selatan.

Menurut National Geographic, Robinson akhirnya menggandeng Gutzon Borglum, seorang pemahat batu gunung demi merealisasikan proyeknya ini. Mulai dari 1925, keduanya mengumpulkan dana dan dukungan yang dibutuhkan untuk membangun monumen. Akhirnya, proyek ini berhasil mengumpulkan dana dari beberapa sumber, khususnya dari pemerintah federal yang menggelontorkan dana sebesar 250 ribu dolar Amerika atau setara Rp3,9 miliar (kurs Rp15.685). Proyek ini kemudian dijadikan sebagai proyek nasional dengan pemerintah federal Amerika Serikat akan terlibat dalam proses pembangunannya.

Berita ini jelas jadi angin segar bagi Borglum sebagai pemahat patung. Namun, bagi Robinson justru sebaliknya. Meski awalnya pembangunan monumen di Gunung Rushmore merupakan idenya, ternyata Robinson tidak dipilih sebagai salah 1 dari 12 anggota komisi yang ditunjuk pemerintah Amerika Serikat untuk membangun monumen di Gunung Rushmore. Dalam laman National Park Service, Robinson sebenarnya tetap mendukung proyek ini. Bahkan, ia pun berulang kali menawarkan bantuan. Akan tetapi, dirinya perlahan mulai tersingkirkan seiring dengan proses pembangunan monumen ini.

Setelah seluruh masalah rampung diselesaikan, akhirnya Borglum memulai proyek ini. Di tengah jalan, sempat terjadi beberapa masalah, misalnya ketika Presiden Roosevelt menerbitkan Executive Order 6166 yang membuat proyek ini berada dalam kewenangan National Park Service. Secara tak langsung, hal tersebut membuat proyek ini ada dalam pengawasan pemerintah Amerika Serikat dan ini membuat Borglum meradang.

Walaupun demikian, ia berhasil mengatasi masalah itu dengan menempatkan orang-orang kepercayaannya. Ia bersama pekerja lain terus mengerjakan proses pemahatan hingga 1941. Sayangnya, Borglum tak sempat menyaksikan karyanya hingga selesai karena ia tutup usia para Maret 1941. Padahal, monumen di Gunung Rushmore itu rampung dan diresmikan pada Oktober 1941.

2. Alasan mengapa ada empat patung kepala Presiden Amerika Serikat di Gunung Rushmore

Sejarah Gunung Rushmore, Keindahan Alam yang Jadi Karya Seni ManusiaProses pembangunan Gunung Rushmore dengan baru patung George Washington yang rampung. (commons.wikimedia.org/National Park Service photographs)

Salah satu pertanyaan yang mungkin muncul di benak turis ketika mengunjungi monumen Gunung Rushmore adalah alasan monumen patung batu itu dibuat berdasarkan wajah empat Presiden Amerika Serikat terdahulu. Untuk menjawab hal ini, kita perlu melihat rekam sejarah pembangunan monumen ini. Sebab, terpilihnya figur keempat Presiden Amerika Serikat itu tak lepas dari perbedaan pandangan antara Robinson dengan Borglum.

Menurut History, ide awal Robinson sebenarnya ingin monumen Gunung Rushmore dibangun berdasarkan wajah tokoh-tokoh Amerika bagian barat, semisal Red Cloud, kepala suku Sioux. Borglum tidak setuju dengan hal ini. Ia merasa kalau monumen Gunung Rushmore ini harus terukir wajah-wajah tokoh besar tingkat nasional, seperti George Washington dan Abraham Lincoln, agar dampaknya bisa lebih dirasakan tak hanya pada tingkat lokal, tetapi juga nasional.

Selain nama George Washington dan Abraham Lincoln, Borglum juga menambahkan nama Thomas Jefferson dan Theodore Roosevelt. Keempat nama itu dipilih bukan tanpa alasan. Masing-masing dari keempat Presiden Amerika Serikat itu punya segudang prestasi yang menjadikan Amerika Serikat tetap utuh, kuat secara ekonomi, dan punya pengaruh bagi dunia internasional.

Mengutip National Geographic, George Washington dipilih karena ia merupakan bapak kemerdekaan Amerika Serikat sekaligus presiden pertama. Thomas Jefferson dipilih karena kebijakan pembelian tanah Louisiana yang semakin memperluas wilayah Amerika Serikat. Theodore Roosevelt dipilih karena pembangunan Terusan Panama dan reformasi ekonomi di Amerika Serikat. Terakhir, Abraham Lincoln dipilih karena perjuangannya untuk menyatukan Amerika Serikat ketika masa Perang Sipil Amerika.

Patung kepala George Washington rampung pada 1930, Thomas Jefferson pada 1936, Abraham Lincoln pada 1937, dan Theodore Roosevelt pada 1939. Proyek ini menghabiskan biaya lebih dari 1 juta dolar Amerika atau setara dengan Rp15,7 miliar (kurs Rp15.685) dan ada sekitar 450.000 ton batuan granit yang harus diambil demi membuat permukaan yang sesuai untuk patung-patung batu tersebut.

Baca Juga: 7 Warisan Dunia UNESCO Di Indonesia, Kaya Sejarah dan Budaya

3. Kontroversi dan sejarah kelam Gunung Rushmore

Sejarah Gunung Rushmore, Keindahan Alam yang Jadi Karya Seni ManusiaTokoh suku lokal, Red Cloud, bersama dengan anggota suku Sioux lainnya. (commons.wikimedia.org/Ras67)

Meski dibangun dengan penuh antusias dan punya makna baik di baliknya, sebenarnya sejarah Gunung Rushmore tak secerah itu. Malahan, pembangunan monumen di Gunung Rushmore ini juga bisa dibilang merupakan perampokan besar yang dilakukan pendatang terhadap penduduk lokal yang sudah berada di sana selama ratusan hingga ribuan tahun. Padahal, sebelumnya, sudah ada perjanjian resmi antara pemerintah federal Amerika Serikat dengan suku setempat agar mereka bisa hidup dengan tenang.

History melansir bahwa perjanjian tersebut adalah Treaty of Fort Laramie, sebuah perjanjian yang dibuat pada 1868 dengan suku Sioux. Di dalamnya, disepakati kalau wilayah sekitar Black Hills tidak akan diambil oleh pemerintah. Akan tetapi, seiring dengan penemuan emas dan makin banyaknya masyarakat Amerika-Eropa yang datang ke Dakota Selatan, suku Sioux justru harus tersingkir dari tanah asalnya. Sebab, pemerintah Amerika Serikat sendiri yang memaksa suku Sioux untuk melepas klaimnya atas Black Hills.

Padahal, suku ini punya nama sendiri untuk Gunung Rushmore, yakni Tunkasila Sakpe Paha. Perampasan tanah ini menimbulkan peperangan antara suku lokal dengan pemerintah Amerika Serikat. Tentara pemerintah Amerika Serikat disebut melakukan pembantaian kepada suku-suku itu pada 1890. Akibatnya, hingga saat ini, sejumlah aktivis keturunan suku setempat masih melayangkan protes kepada pemerintah Amerika Serikat agar mengembalikan tanah di Black Hills karena tanah itu sangat penting bagi suku mereka.

Bahkan, sejumlah aktivis menyebut kalau monumen ini seharusnya ditutup karena kontroversi di baliknya. Meski pemerintah Amerika Serikat sempat ingin menebus tanah Black Hills kepada suku Sioux, tetapi mereka menolaknya dengan keras. Alasannya satu: menurut mereka keberadaan dan kepemilikan hak atas tanah leluhurnya itu jauh lebih penting ketimbang uang yang ditawarkan pemerintah.

4. Arti penting keberadaan Gunung Rushmore

Sejarah Gunung Rushmore, Keindahan Alam yang Jadi Karya Seni ManusiaHiruk pikuk wisatawan mengunjungi monumen memorial Gunung Rushmore. (commons.wikimedia.org/Winkelvi)

Meski punya kontroversi dan sejarah kelam, sebenarnya Gunung Rushmore merupakan salah satu monumen nasional paling ikonik di Amerika Serikat. Tempat ini jadi salah satu lokasi wisata yang paling banyak dikunjungi dengan angka 2 juta turis yang berkunjung tiap tahunnya. Monumen ini juga secara tak langsung jadi simbol persatuan dan nasionalisme di Amerika Serikat. Bahkan, ada sebutan "Shrine of Democracy" yang disematkan untuk Gunung Rushmore.

Dilansir Britannica, sejumlah perombakan dan penambahan fasilitas terus dilakukan sejak peresmian monumen Gunung Rushmore. Renovasi paling besar terjadi pada 1991. Kala itu, pemerintah Amerika Serikat menggelontorkan dana hingga 50 juta dolar Amerika atau sekitar Rp784 miliar (kurs Rp15.685) sebagai biaya perbaikan dan penambahan infrastruktur. Perbaikan itu pun semakin meningkatkan kunjungan turis tiap tahunnya hingga membuatnya semakin populer, bahkan bagi turis mancanegara.

Dari Gunung Rushmore, kita belajar bahwa kemampuan manusia untuk mengelola alam memang hampir tak terbatas. Siapa sangka kalau kita ternyata mampu untuk mengubah bentuk gunung hingga menjadi pahatan yang cantik. Akan tetapi, kita tetap tidak boleh melupakan kontroversi di balik pembangunan monumen Gunung Rushmore. Ini jadi pengingat bagi siapa pun agar tetap menghormati hak-hak penduduk lokal dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak jika ingin memanfaatkan kekayaan alam yang ada di sekitar.

Lantas, apa pendapat kamu setelah mengetahui fakta-fakta tentang Gunung Rushmore tadi? Tuliskan di kolom komentar, ya. Jadi penasaran juga seperti apa bentuk aslinya. Semoga suatu hari nanti ada kesempatan untuk kamu bisa mengunjungi tempat wisata Gunung Rushmore. Tentu kamu bisa belajar banyak hal tentang sejarah-sejarahnya di sana.

Baca Juga: Sejarah Atletik di Dunia dan Indonesia, Berkembang Pesat

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya