5 Tragedi Kecelakaan Pesawat Ulang-alik Berawak, Berakhir Mengerikan!

Terjadi ketika uji coba, penerbangan, hingga pendaratan

Perjalanan umat manusia ke ruang angkasa baru benar-benar dimulai ketika Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet terjadi sejak 1950-an. Uni Soviet mengawali "peperangan" ruang angkasa dengan Amerika Serikat lewat peluncuran sebuah satelit yang diberi nama Sputnik pada 1957.

Selepas peluncuran satelit yang bersejarah itu, baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet sama-sama berlomba untuk menciptakan pesawat ruang angkasa yang mampu membawa manusia ke ruang angkasa. Alhasil, lewat sejumlah penelitian dan uji coba, kedua negara adidaya tersebut berhasil meluncurkan sejumlah misi pesawat ulang-alik berawak dengan tujuan yang berbeda-beda.

Akan tetapi, memasuki ruang angkasa yang misterius tentu bukan tanpa tantangan. Bahkan, dengan kalkulasi yang paling akurat sekalipun, menerbangkan pesawat ulang-alik masih sangat sulit untuk dilakukan. Satu saja kesalahan, sekecil apa pun itu, bisa berakibat kecelakaan tragis yang hampir selalu merenggut nyawa astronaut di dalamnya.

Hal ini seperti kisah kecelakaan tragis yang dialami oleh lima pesawat ulang-alik asal Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam kurun waktu kurang lebih 50 tahun ke belakang. Seperti apa cerita lengkapnya? Berikut lima tragedi kecelakaan pesawat ulang-alik berawak yang punya akhir kisah mengerikan. Simak baik-baik artikel ini dan baca sampai selesai, ya. Keep scrolling!

 

1. Apollo 1 (1967)

5 Tragedi Kecelakaan Pesawat Ulang-alik Berawak, Berakhir Mengerikan!Tiga kru astronaut baru tiba di lokasi uji coba pesawat ulang-alik Apollo 1 pada 27 Januari 1967. (commons.wikimedia.org/NASA)

Jauh sebelum Neil Amstrong berhasil mendarat di Bulan, Amerika Serikat telah berulang kali melakukan uji coba hingga penerbangan dengan pesawat ulang-alik demi mengantarkan manusia pertama ke satelit alami Bumi itu. Bernama misi Apollo 1, misi penerbangan berawak pertama Amerika Serikat ini berujung pada kecelakaan yang tragis.

Gus Grissom, Edward H White, dan Roger B Chaffee merupakan tiga astronaut yang terpilih untuk menjalankan misi pendaratan pesawat ulang-alik ke Bulan. Sayangnya, penerbangan yang semula dijadwalkan pada 21 Februari 1967 harus dihentikan ketika terjadi kecelakaan yang menewaskan ketiga astronaut. Adapun, simulasi tersebut dilakukan pada 27 Januari 1967.

Dilansir NASA, dalam simulasi yang dilakukan di Cape Kennedy’s Launch Complex 34, Grissom, White, dan Chaffe yang sudah berpakaian lengkap di dalam command module pesawat ulang-alik bersiap untuk melakukan uji tekanan oksigen. Tekanan oksigen murni yang digunakan dalam tes ini sebesar 16.7 pounds per square inch (psi). Tekanan tersebut sedikit lebih tinggi dari tekanan atmosfer.

Tepat pada pukul 18.31 waktu setempat, tiba-tiba muncul kilatan api di dalam command module. Karena tekanan tinggi, suhu panas, dan adanya oksigen murni di dalam kabin tersebut, seketika api langsung menjalar ke seluruh bagian kabin. Para astronaut yang terjebak di dalam dan beberapa kru yang ada di sekitar lokasi sempat melakukan beberapa usaha agar dapat membuka kabin. Sayangnya, tak satu pun dari usaha mereka yang membuahkan hasil.

Akibat dari kebakaran tersebut, ketiga astronaut yang ada di dalamnya terbakar hingga hanya menyisakan baju astronautnya saja. Setelah dilakukan investigasi, diketahui kalau penyebab tewasnya Grissom, White, dan Chaffe dalam tragedi ini karena asfiksia, menghirup karbon dioksida dan berbagai gas beracun lain akibat kebakaran yang terjadi.

2. Soyuz 1 (1967)

5 Tragedi Kecelakaan Pesawat Ulang-alik Berawak, Berakhir Mengerikan!modul kapsul Soyuz 7K-OK yang dipakai pada misi Soyuz 1 (commons.wikimedia.org/Alan Saunders (Kaptain Kobold))

Masih pada tahun yang sama, kali ini pesawat ulang-alik berawak Uni Soviet yang harus mengalami kecelakaan tragis. Jika tragedi Apollo 1 terjadi ketika sedang melakukan uji coba, kecelakaan yang dialami oleh Soyuz-1 terjadi ketika pesawat ulang-alik ini sudah lepas landas, tetapi mengalami masalah di orbit.

Awalnya, Vladimir Komarov ditunjuk sebagai kosmonaut yang mengendarai Soyuz 1 dalam misi untuk mencapai Bulan. Meski pemerintah Uni Soviet mendapat sejumlah laporan dan kritik tentang isu keamanan pesawat ulang-alik Soyuz 1 dari berbagai pihak, penerbangan Komarov ternyata tetap dilanjutkan pada 24 April 1967 tepat pada pukul 03.35 waktu setempat.

Selang 9 menit dari peluncurannya dan tepat ketika Soyuz 1 mencapai orbit, masalah muncul satu per satu. Dilansir Space Safety Magazine, awalnya sambungan komunikasi antara Soyuz 1 dan pengendali di Bumi terputus. Kemudian, panel surya sebelah kiri dari pesawat ulang-alik ini tidak terbuka sehingga membuat pasokan energi pesawat berkurang hingga setengahnya dan mengganggu kontrol terhadap pesawat.

Dengan adanya sejumlah masalah ini, pengendali yang ada di Bumi memutuskan untuk membatalkan perjalanan Soyuz 1 ke ruang angkasa. Perintah untuk mendaratkan pesawat ulang-alik ini diterima oleh Komarov dan ia pun segera melaksanakannya. Hanya saja, masalah belum selesai sampai di sini. Ketika hendak melakukan prosedur pendaratan, modul dari Soyuz 1 mengalami malfungsi pada bagian parasut yang gagal terbuka.

Alhasil, Komarov yang berada di modul tersebut terjun bebas ke Bumi sebelum akhirnya menghantam tanah dengan sangat keras. Sang kosmonaut tewas akibat cedera di bagian tengkorak, tulang, dan tulang sumsum. Tubuh Komarov benar-benar hancur hingga hanya menyisakan "gumpalan" dengan diameter 30 x 80 cm yang tampak sangat mengerikan.

Baca Juga: 7 Game yang Berlatar di Planet Mars, Jelajah Luar Angkasa!

3. Soyuz 11 (1971)

5 Tragedi Kecelakaan Pesawat Ulang-alik Berawak, Berakhir Mengerikan!ketiga kru kosmonaut yang mengendarai Soyuz 11 (commons.wikimedia.org/USSR Post)

Meski kecolongan dari Amerika Serikat dalam usaha mendaratkan manusia di Bulan, Uni Soviet masih tetap menggebrak perlombaan ruang angkasa dengan membuat stasiun ruang angkasa pertama di dunia yang diberi nama Salyut-1 pada April 1971. Walaupun berhasil mengorbit ke Bumi, Salyut-1 masih kosong karena kosmonaut yang seharusnya berada di dalamnya gagal mengaitkan Soyuz 10 ke stasiun ruang angkasa Uni Soviet tersebut.

Atas dasar tersebut, Uni Soviet kemudian membuat misi baru dengan tiga kosmonaut bernama Georgy Dobrovolsky, Vladislav Volkov, dan Viktor Patsayev bersama Soyuz 11. Misi itu utamanya adalah mendarat di stasiun ruang angkasa Salyut-1 dan menjalani berbagai eksperimen selama 3 minggu lamanya. Pada hari peluncuran, 6 Juni 1971, pesawat ulang-alik Soyuz 11 berhasil terbang dengan aman dan mengantarkan ketiga kosmonaut ke tujuan.

Dobrovolsky, Volkov, dan Patsayev resmi menjadi tiga manusia pertama yang menetap di stasiun ruang angkasa selama 23 hari. Astronomy melansir bahwa dalam kurun waktu 3 minggu itu, ketiganya melakukan berbagai jenis eksperimen, membawakan acara televisi di Uni Soviet, hingga mengambil beberapa foto Bumi dan bintang-bintang dari ruang angkasa.

Sampai pada akhirnya, ketiga kosmonaut tersebut selesai menjalani misi dan bersiap kembali ke Bumi. Pendaratan ketiganya dengan Soyuz 11 relatif aman, bahkan Volkov sempat bergurau dengan pengendali di Bumi untuk menyiapkan hadiah selamat datang untuk ketiganya. Seluruh prosedur pendaratan juga berjalan dengan sempurna sehingga sebenarnya tidak ada seorang pun yang menyangka kalau akan terjadi tragedi dalam pendaratan Soyuz 11.

Pada akhirnya, para kru yang berada di Bumi telah mencapai modul kapsul tempat ketiga kosmonaut berada. Mereka menemukan Dobrovolsky, Volkov, dan Patsayev tak bernyawa dengan bintik-bintik hitam, memar, hingga pendarahan pada telinga serta hidung ketiganya. Lewat rangkaian investigasi, ketiga kosmonaut dilaporkan tewas karena tekanan tinggi akibat katup yang rusak dan terbuka selama pemisahan modul orbit dan modul instrumental ketika hendak mendarat.

 

4. The Challenger (1986)

5 Tragedi Kecelakaan Pesawat Ulang-alik Berawak, Berakhir Mengerikan!potret ledakan yang menimpa The Challenger sekitar 73 detik setelah lepas landas (commons.wikimedia.org/NASA)

Misi 51-L yang dilakukan oleh pesawat ulang-alik The Challenger bertujuan untuk melepaskan sejumlah satelit, seperti Tracking and Data Relay Satellite (TDRS-B) dan Spartan Halley. Misi yang direncanakan meluncur pada 28 Januari 1986 di Cape Canaveral, Florida, juga turut membawa tujuh astronaut yang berasal dari latar belakang berbeda.

Dick Scobee, Michael Smith, Ellison Onizuka, Judith Resnik, Ronald McNair, dan Gregory Jarvis merupakan astronaut profesional dalam perjalanan ini. Sementara, satu orang lagi, Christa McAuliffe, merupakan seorang guru yang lolos dalam seleksi nasional dan diproyeksikan sebagai guru pertama yang melakukan perjalanan ruang angkasa. Sebenarnya, beberapa hari sebelum peluncuran, The Challenger mengalami beberapa kendala, seperti udara dingin yang sedang menerpa Florida.

Menurut Britannica, sampai pada hari peluncuran, udara dingin juga masih menjadi hambatan sehingga penerbangan The Challenger ditunda hingga pukul 11.38 waktu setempat. Ketika berhasil meluncur dari Bumi, The Challenger yang kala itu diliput oleh awak media meledak di udara hanya berselang 73 detik dari penerbangannya di ketinggian sekitar 14.000 m.

Ledakan tersebut jelas terekam kamera pemantau dan awak media yang meliput. Tampak kalau pesawat ulang-alik yang meledak terbagi atas dua buah bagian yang berbeda dan serpihannya terjun bebas ke Samudra Atlantik. Ketujuh astronaut yang menaiki The Challenger dipastikan tewas dalam insiden tersebut dan tubuh mereka baru bisa diambil dari modul pesawat ulang-alik yang tenggelam di Samudra Atlantik beberapa bulan setelah insiden terjadi.

Dalam investigasi yang dilakukan, terkuak bahwa penyebab meledaknya The Challenger disebabkan oleh temperatur dingin yang ekstrem dan menyebabkan rusaknya karet cincin-O yang memisahkan pendorong roket dengan tangki bahan bakar. Kerusakan tersebut membuat bahan bakar salah satu roket pendorong bocor dan terbakar hingga pada akhirnya meledak dalam hitungan detik.

5. Columbia (2003)

5 Tragedi Kecelakaan Pesawat Ulang-alik Berawak, Berakhir Mengerikan!Tangkapan kamera dari helikopter Royal Netherlands Air Force (RNLAF) mengabadikan momen hancurnya modul Columbia ketika hendak mendarat. (commons.wikimedia.org/UnderworldCircle)

Kecelakaan yang menimpa Columbia merupakan tragedi pesawat ulang-alik pertama yang terjadi pada abad ke-21. Columbia merupakan 1 dari 6 pesawat ulang-alik yang hendak diluncurkan Amerika Serikat secara berkala dengan misi yang berbeda-beda. Columbia dengan nomor misi STS-107 memiliki tugas untuk melakukan berbagai eksperimen ruang angkasa dalam 16 hari waktu penerbangannya.

Pesawat ulang-alik ini ditumpangi oleh 7 awak bernama David M Brown, Rick D Husband, Laurel B Clark, Kalpana Chawla, Michael P Anderson, William C McCool,
dan Ilan Ramon. Ini bukan pertama kali Columbia terbang menuju orbit. Sebelumnya, pesawat ulang-alik ini telah berhasil melaksanakan misinya pada 1981 dengan selamat. Sejumlah misi lain juga telah berhasil dijalani oleh pesawat ulang-alik ini dengan total 38 kali penerbangan.

Sayangnya, misi STS-107 ini akan menjadi misi terakhir bagi Columbia. Pada 16 Januari 2003, bertempat di Launch Pad 39A at NASA’s Kennedy Space Center, Florida, Columbia kembali terbang ke ruang angkasa dengan perjalanan yang relatif lancar. Dilansir NASA, ketujuh astronaut yang ada di dalamnya kemudian dibagi atas dua tim berbeda dan menjalankan berbagai eksperimen sesuai dengan apa yang ditugaskan pada mereka.

Bahkan, seluruh awak Columbia sempat terhubung lewat sambungan radio dengan enam astronaut yang sedang berada di International Space Station dan saling bercengkerama. Sayangnya, tragedi yang menimpa Columbia dan ketujuh astronaut di dalamnya terjadi ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang ke Bumi, mirip seperti apa yang terjadi pada tragedi Soyuz 11.

Bedanya, modul orbit yang ditempati ketujuh astronaut tersebut hancur berkeping-keping di udara. Seluruh awak tewas. Kerusakan pada sayap kiri ketika penerbangan dan masuknya hawa panas dan asap ke dalam sayap yang rusak diduga menjadi penyebab hancurnya modul orbit Columbia ketika hendak mendarat.

Sejumlah kecelakaan tragis yang terjadi pada pesawat ulang-alik di atas sudah cukup menjadi pengingat kalau perjalanan ruang angkasa masih sangat berbahaya bagi manusia. Akan tetapi, hal ini jelas bukan jadi halangan bagi ilmu pengetahuan untuk terus bergerak maju dan mengungkap beragam misteri dan tantangan yang ada di ruang angkasa sana.

Semoga saja kecelakaan-kecelakaan serupa tak terulang kembali dan umat manusia bisa membuat pesawat ulang-alik yang lebih aman digunakan untuk perjalanan ruang angkasa. Apakah kamu juga salah satu orang yang mendamba nantinya umat manusia bisa dengan mudah menjelajahi ruang angkasa? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar, ya!

Baca Juga: 10 Film Terbaik dengan Latar Ruang Angkasa, Visualnya Juara!

Anjar Triananda Ramadhani Photo Verified Writer Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya