Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca kamus (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi membaca kamus (pexels.com/Kaboompics.com)

Intinya sih...

  • Komunikasi global jadi jauh lebih mudah, tanpa drama salah terjemah atau bingung makna kata. Diplomasi antarnegara juga bisa lebih lancar tanpa drama salah paham.

  • Perdagangan dan ekonomi meningkat pesat karena negosiasi bisnis lebih cepat, kesepakatan lebih lancar, dan pengurangan hambatan bahasa mendorong perdagangan global naik drastis.

  • Akses pendidikan dan ilmu pengetahuan merata karena bahasa universal mempercepat kolaborasi ilmiah dan membuat ilmu pengetahuan menyebar jauh lebih cepat.

Kita tahu ada ribuan bahasa yang tersebar di seluruh dunia. Dan, untuk bisa bersaing di era globalisasi ini, kita harus menguasai bahasa asing, minimal bahasa Inggris. Nah, pernahkah kamu membayangkan jika di dunia ini semua orang berbicara dengan bahasa yang sama? Kita tidak perlu pusing-pusing belajar bahasa asing, salah paham gara-gara bahasa, dan semua orang langsung nyambung begitu ngobrol. 

Kedengarannya keren, ya? Namun, tunggu dulu, ide ini mungkin tampak menarik, tapi juga penuh tanda tanya besar. Tetap saja ada plus dan minus dari satu bahasa ini. Yuk, kita bahas lebih dalam akan seperti apa dunia jika hanya ada satu bahasa?

1. Komunikasi global jadi jauh lebih mudah

Jika semua orang di dunia berbicara bahasa yang sama, tidak akan ada lagi drama karena salah terjemah atau bingung makna kata. Dari traveling, kerja lintas negara, sampai proyek internasional, semuanya jadi jauh lebih mudah.

Kita tidak akan lagi butuh penerjemah, tidak perlu kursus bahasa asing, semua langsung klik. Diplomasi antarnegara juga bisa lebih lancar tanpa drama salah paham. Dunia bisa terasa lebih bersatu, dan konflik akibat salah paham budaya mungkin bisa berkurang. Bahasa jadi jembatan, bukan jurang.

2. Perdagangan dan ekonomi meningkat pesat

Jika semua pelaku bisnis berbicara dengan bahasa yang sama, negosiasi jadi lebih cepat, kesepakatan bisnis makin lancar, dan pasar jadi lebih terbuka. Bahkan pengurangan hambatan bahasa sedikit saja bisa mendorong perdagangan global naik drastis. Artinya? Lebih banyak peluang kerja dan pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh dunia.

3. Akses pendidikan dan ilmu pengetahuan lebih merata

ilustrasi mahasiswa sedang belajar bersama (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Bayangkan semua orang, di mana pun mereka tinggal, bisa membaca buku pelajaran terbaik, menonton kuliah online dari kampus top dunia, atau bekerja bersama di proyek riset besar tanpa hambatan bahasa. Bahasa universal bisa mempercepat kolaborasi ilmiah dan membuat ilmu pengetahuan menyebar jauh lebih cepat. Tidak ada lagi struggling menulis jurnal dalam bahasa asing atau bingung membaca istilah teknis yang ribet.

4. Keberagaman budaya bisa lenyap

Bahasa itu bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga menyimpan sejarah, puisi, filosofi, bahkan cara pandang hidup. Kalau hanya ada satu bahasa di dunia, ribuan bahasa lain akan punah. Bersama hilangnya bahasa ibu, hilang pula cerita rakyat, ungkapan unik, dan gaya berpikir khas setiap budaya. Dunia jadi seragam, dan keunikan tiap tempat bisa perlalan-lahan menghilang.

5. Kreativitas dan inovasi bisa tumpul

Setiap bahasa punya cara unik untuk melihat dunia. Struktur kalimat, peribahasa, dan metafora dalam tiap bahasa membantu kita berpikir secara berbeda. Jika bahasa hanya ada satu, sudut pandang juga bisa jadi satu. Artinya, potensi ide-ide baru bisa mengecil, mulai dari sastra sampai teknologi.

6. Identitas dan rasa kebersamaan bisa terganggu

ilustrasi suku Inca (pexels.com/Gabriela Custódio da Silva)

Bahasa itu bagian besar dari identitas pribadi dan kelompok. Banyak ungkapan lokal yang tidak bisa diterjemahkan begitu saja tanpa hilang maknanya. Jika hanya ada satu bahasa, nilai-nilai lokal bisa kesulitan bertahan. Akibatnya, banyak orang bisa merasa kehilangan jati diri dan tidak punya tempat aman untuk mengekspresikan siapa mereka sebenarnya.

7. Dampak kognitif dan sosial

Orang yang menguasai lebih dari satu bahasa terbukti punya kemampuan otak yang lebih fleksibel, lebih jago multitasking, lebih lambat pikun, dan lebih empatik. Jika di dunia hanya ada satu bahasa, manusia bisa kehilangan manfaat ini. Kita jadi lebih kaku dalam berpikir, kurang kreatif, dan bisa jadi kurang peka terhadap perbedaan.

Punya satu bahasa di seluruh dunia memang terdengar mudah, semuanya serba praktis, gampang, dan efisien. Namun, jangan lupa, ada harga yang harus dibayar: keberagaman budaya bisa hilang, identitas pribadi bisa kabur, dan cara berpikir kita bisa menyempit. Dunia yang benar-benar saling memahami bukan berarti harus sama, tapi bisa saling menghargai dan terkoneksi lewat keunikan masing-masing. Jadi, yuk rayakan perbedaan, bukan menghapusnya.

Referensi

HowStuffWorks. Diakses pada Juli 2025. What if Everyone Spoke One Language?
Learning Curves.
Diakses pada Juli 2025. If Only One Language Was Spoken in the World
Government of Canada – Our Languages Blog.
Diakses pada Juli 2025. Should the World Have One Global Language?
Pronunciation Pro.
Diakses pada Juli 2025. English as a Universal Language: The Pros and Cons
Translate Day.
Diakses pada Juli 2025. Will One Day Everyone Speak the Same Language?

Editorial Team