Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Jadinya Jika Manusia Punya Sayap?

ilustrasi sayap (pexels.com/Marx Ilagan)
Intinya sih...
  • Ukuran sayap harus super besar Punya sayap saja tidak lantas membuat manusia langsung bisa terbang
  • Perubahan anatomi tubuh
  • Gaya hidup turut berubah

Saat sedang melihat burung-burung terbang di langit, pernahkah kamu berharap jika manusia juga punya sayap? Bayangkan dunia di mana manusia punya sayap dan bisa terbang bebas di langit. Gagasan ini sudah lama jadi bahan mimpi dan imajinasi di cerita-cerita mitos, seni, sampai fiksi ilmiah. Namun, jika benar-benar terjadi, kira-kira seperti apa ya dampaknya? 

Ternyata, punya sayap bukan hanya soal terbang. Tubuh kita, cara hidup, sampai budaya masyarakat bisa berubah total. Nah, di artikel ini kamu akan diajak membayangkan skenario unik: seperti apa dunia jika manusia benar-benar punya sayap?

1. Ukuran sayap harus super besar

Punya sayap saja tidak lantas membuat manusia langsung bisa terbang. Karena tubuh manusia besar dan berat, kita butuh sayap super besar untuk bisa terbang. Misalnya, untuk orang dewasa yang bobotnya 70 kg, butuh bentang sayap sekitar 6 meter! Itu hampir tiga kali panjang rentang tangan manusia. Tanpa ukuran itu, kita tidak akan bisa lepas landas.

Entah kita punya sayap berbulu seperti burung atau berbentuk selaput kayak kelelawar, kulit kita butuh kelenjar khusus untuk menjaga bulu tetap tahan air dan fleksibel. Sistem baru ini juga harus tumbuh alami dari tubuh kita.

2. Perubahan anatomi tubuh

Terbang itu bukan hal mudah, apalagi manusia punya tubuh yang berat dan berdiri tegak. Jika manusia ingin bisa terbang seperti burung, tubuh kita harus dirombak besar-besaran.

  • Tulang yang lebih ringan: Tulang manusia sekarang padat dan berat. Di sisi lain, burung punya tulang berongga yang ringan tapi tetap kuat. Jika manusia ingin terbang, tulang kita harus jadi lebih ringan tapi ini artinya tubuh kita juga akan jadi lebih rapuh.

  • Otot dada besar: Untuk mengepak sayap sebesar itu, kita membutuhkan otot dada super besar, seperti bodybuilder. Bentuk dada dan tubuh bagian atas kita akan berubah drastis demi bisa mengangkat tubuh ke udara.

  • Paru-paru lebih canggih: Terbang itu butuh energi besar dan suplai oksigen maksimal. Burung memiliki paru-paru yang sangat efisien. Jika manusia ingin bisa terbang, sistem pernapasan harus didesain ulang total.

3. Gaya hidup turut berubah

pexels-tu-nguy-n-709154-1545590.jpg
ilustrasi manusia dengan sayap (pexels.com/Tú Nguyễn)

Jika manusia punya sayap dan bisa terbang, kehidupan sehari-hari juga bisa berubah dari akar-akarnya. Kira-kira seperti ini perubahan yang akan kita alami:

  • Fashion: Pakaian harus dirancang khusus, mungkin ada belahan sayap, bahan aerodinamis, dan aksesori perawatan bulu. Industri mode bisa berkembang ke arah yang benar-benar baru!

  • Aktivitas sederhana jadi rumit: Masuk pintu harus hati-hati supaya sayap tidak tersangkut. Ruangan dalam rumah perlu lebih tinggi dan luas supaya sayap tidak rusak waktu kita bergerak.

  • Hirarki baru: Bisa jadi muncul kasta sosial berdasarkan ukuran sayap, kekuatan terbang, atau kelincahan di udara. Yang punya sayap indah atau jago terbang mungkin dianggap keren dan punya kasta lebih tinggi.

4. Dampak emosional dan psikologis

Terbang identik dengan kebebasan. Bisa jadi kemampuan ini membuat manusia merasa lebih percaya diri, kreatif, bahkan lebih merdeka. Namun, di sisi lain, mungkin muncul rasa takut ketinggian, minder karena kemampuan terbang yang buruk, atau iri terhadap orang lain yang punya sayap lebih indah.

Komunitas bisa terbentuk berdasarkan gaya terbang, bahkan mungkin ada “musim migrasi” seperti burung. Namun, mereka yang tidak bisa terbang bisa merasa terisolasi dari masyarakat.

5. Dampak lingkungan dan evolusi

Jika manusia punya sayap, ini juga akan memberikan dampak lingkungan dan evolusi:

  • Polusi berkurang: Dengan lebih sedikit kendaraan bermotor, emisi bisa turun drastis. Udara lebih bersih, kota lebih tenang.

  • Gangguan ekosistem: Akses manusia ke area terpencil bisa mengganggu habitat satwa liar. Harus ada regulasi lingkungan baru.

  • Kehilangan fungsi tangan: Jika tangan kita berubah jadi sayap, kemampuan manual (seperti menulis atau menggunakan alat) bisa berkurang. Ini bisa memengaruhi teknologi dan budaya kerja manusia.

Jika manusia punya sayap, perubahan yang terjadi bukan hanya bisa terbang. Tubuh, lingkungan, dan cara hidup kita juga akan berubah total. Mimpi untuk terbang adalah lambang keinginan kita untuk bebas, tapi mewujudkannya berarti manusia harus berevolusi jadi makhluk yang sangat berbeda dari kita sekarang.

Referensi

Curious Matrix. Diakses pada Juli 2025. What If Humans Had Wings?
History of Yesterday. Diakses pada Juli 2025. The Genes Humans Would Need to Grow Wings
Hypothetical Lens. Diakses pada Juli 2025. What If All Humans Were Born With Wings?
Live Science. Diakses pada Juli 2025. If Humans Could Fly, How Big Would Our Wings Be?
BBC Science Focus. Diakses pada Juli 2025. The Thought Experiment: What Would Happen If Humans Grew Wings?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us