selongsong peluru karet yang sudah ditembakkan (commons.wikimedia.org/Mustafa Bader)
Sebenarnya, baik peluru tajam maupun peluru karet sama-sama berbahaya ketika digunakan. Keduanya sama-sama mampu mencederai anggota tubuh sampai menghilangkan nyawa seseorang yang tertembak. Namun, ada perbedaan klasifikasi atau tingkat berbahaya yang dimiliki oleh peluru tajam dengan peluru karet.
Peluru tajam dikategorikan sebagai proyektil lethal atau mematikan. Sifat berarti peluru tajam memang didesain untuk melukai sampai menewaskan target yang ditembak. Sementara peluru karet lebih dikategorikan sebagai proyektil less-lethal atau kurang mematikan. Nah, perbedaan sebutan ini kadang membuat orang beranggapan kalau peluru karet itu tidak mematikan jika ditembakkan ke arah kerumunan. Padahal, kata “kurang mematikan” itu berbeda jauh dengan “tidak mematikan”.
Dilansir Bio Kinetics, peluru karet yang ditembakkan tetap menghasilkan energi kinetik yang besar. Ketika energi pada proyektil itu mengenai target, maka hasil fatal berupa luka serius pada anggota tubuh yang terdampak sampai kematian tetap dapat terjadi akibat jenis peluru ini. Jadi, sekalipun peluru karet menggunakan material yang lebih lembut dari peluru tajam dengan kekuatan yang berkurang secara signifikan, energi yang dilepaskan pada tiap tembakannya tetap mampu memberikan risiko berbahaya bagi korban. Maka dari itu, peluru ini dikategorikan “kurang mematikan”.
Peluru karet sebenarnya tidak didesain untuk menembus kulit target. Penargetan oleh penembaknya pun harus presisi karena tidak diperbolehkan ditembak ke organ-organ vital tubuh seseorang karena tetap bisa merusak jaringan tubuh. Hanya saja, proses pengontrolan massa itu jelas bukan perkara mudah, terutama kalau terjadi ekskalasi tinggi. Oleh karenanya, kita sering melihat ada korban jiwa berjatuhan begitu aparat menembakkan peluru karet tanpa prosedur yang tepat.
Pada akhirnya, peluru tajam maupun peluru karet memang jadi proyektil yang sama-sama berbahaya kalau ditembakkan pada manusia. Perlu kehati-hatian bagi individu atau organisasi yang diberikan wewenang untuk menggunakan senjata api, apa pun jenis pelurunya. Sementara itu, bagi kita sebagai masyarakat umum, sebaiknya selalu ingat untuk langsung lari menyelamatkan diri begitu mendengar ada suara tembakan terdengar di sekitar. Mau bagaimana pun, keselamatan diri selalu jadi prioritas dalam kondisi apa pun.