Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret cheetah asia dengan surai di leher yang tebal
potret cheetah asia dengan surai di leher yang tebal (commons.wikimedia.org/Erfan Kouchari)

Intinya sih...

  • Persebaran dan habitat cheetah afrika dan asia berbeda.

  • Cheetah afrika hidup di padang rumput, sabana, dan hutan tepi, sedangkan cheetah asia tinggal di gurun serta semak belukar kering.

  • Ukuran tubuh dan ciri fisik cheetah afrika lebih besar daripada cheetah asia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Selama ini, kita mungkin hanya tahu kalau cheetah (Acinonyx jubatus) merupakan spesies kucing liar yang jadi penghuni padang rumput atau sabana di Afrika. Memang benar kalau cheetah itu adalah spesies tunggal dalam genus Acinonyx. Namun, dalam spesies kucing yang satu ini mirip seperti harimau karena memiliki lima subspesies yang berbeda. Nah, empat subspesies cheetah merupakan penghuni Benua Afrika yang terbagi berdasarkan letak geografis di sana. Sementara itu, ada satu subspesies yang tinggal sangat jauh, yakni di Benua Asia, yang diberi nama cheetah asia (Acinonyx jubatus venaticus).

Mengingat perbedaan letak geografis yang sangat jauh itu, pastinya ada beberapa perbedaan karakteristik cheetah asia dengan empat kerabat mereka yang ada di Afrika. Karena itu, pada kesempatan kali ini, yuk, kita kupas perbedaan antara cheetah yang hidup di Afrika dengan di Asia. Ada poin penting soal populasi dan konservasi dari kedua hewan ini. Jadi, simak pembahasannya sampai tuntas, ya!

1. Beda persebaran dan jenis habitat

cheetah afrika di padang rumput (commons.wikimedia.org/Charles J Sharp)

Peta persebaran memang jadi salah satu perbedaan paling utama dari subspesies cheetah. Akan tetapi, sebenarnya di mana sebenarnya predator darat ini tersebar per subspesiesnya? Pertama-tama, untuk empat subspesies cheetah di Afrika, mereka tersebar berdasarkan empat lokasi berbeda.

Dilansir Pugdundee Safaris, cheetah afrika barat atau cheetah sahara (Acinonyx jubatus hecki) berada di Afrika Barat, tepatnya kawasan Sahara dan Sahel. Kemudian, ada cheetah afrika timur laut (Acinonyx jubatus soemmeringii) yang tinggal di sekitar Djibouti, Somalia, Sudan, dan Ethiopia. Cheetah afrika timur (Acinonyx jubatus raineyii) tinggal di sekitar Somalia, Tanzania, Kenya, dan Uganda. Terakhir, ada cheetah afrika tenggara (Acinonyx jubatus jubatus) yang banyak ditemukan di Afrika Selatan, Namibia, dan Botswana.

Di sisi lain, cheetah asia secara eksklusif berada di Iran saja. Namun, dulunya mereka tersebar cukup luas karena meliputi Asia Barat, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Selatan. Negara seperti India, Pakistan, Afghanistan, Irak, serta seluruh negara Timur Tengah dulunya menjadi habitat cheetah asia. Namun, cheetah asia sudah hilang dari negara-negara tersebut dan menyisakan Iran. Cheetah asia terakhir terlihat di luar wilayah Iran itu ada pada 1982 di sekitar Pakistan.

Sementara itu, untuk pilihan habitat antara cheetah afrika dan cheetah afrika agak beda, tapi masih mirip-mirip. Cheetah afrika hidup di sekitar padang rumput, sabana, kawasan semak belukar, dan tepian hutan. Sementara itu, cheetah asia banyak tinggal di sekitar gurun, semigurun, ataupun semak belukar yang kering.

2. Beda ukuran dan ciri fisik

cheetah asia yang berukuran sedikit lebih kecil (commons.wikimedia.org/Ehsan Kamali)

Kalau dilihat sekilas, ukuran cheetah afrika dan asia itu tidak terlalu beda jauh. Hanya saja, cheetah afrika memang tampil sedikit lebih besar ketimbang kerabat jauh mereka tersebut. Dilansir San Diego Zoo, cheetah afrika tumbuh dengan tubuh sepanjang 121—150 cm, ekor 76 cm, dan bobot 50—70 kg. Sementara itu, Animalia melansir kalau cheetah asia punya panjang tubuh 112—135 cm, ekor 66—84 cm, dan bobot 34—54 kg.

Selain soal ukuran, ada sedikit perbedaan ciri fisik antara dua kerabat yang berjauhan ini. Rambut cheetah afrika lebih tipis dan warnanya condong pada cokelat cerah atau cokelat keemasan dengan distribusi totol yang berukuran besar serta banyak, terutama pada area wajah. Sementara itu, rambut cheetah asia lebih tebal dengan warna kuning keemasan seperti pasir dengan totol hitam yang lebih sedikit dan kecil.

3. Beda pilihan mangsa

keluarga cheetah afrika yang sedang makan besar (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Tinggal di persebaran dan habitat yang berbeda membuat pilihan mangsa antara cheetah afrika dengan cheetah asia jadi turut berbeda. Secara ukuran, rata-rata mangsa pilihan cheetah afrika masih lebih besar ketimbang cheetah asia. Dilansir Expert Africa, pilihan mangsa cheetah afrika berupa antelop berukuran sedang, nyumbu (wildebeest), dan berbagai jenis ungulata maupun mamalia kecil lain.

Di sisi lain, cheetah asia lebih banyak mengonsumsi kelinci liar, domba dan kambing liar, gazel ekor hitam, onager (sejenis keledai liar), serta berbagai mamalia kecil lain, dilansir One Earth. Meski punya pilihan mangsa yang berbeda, cheetah afrika maupun asia sama-sama mengandalkan kecepatan untuk berburu. Sementara itu, kalau berbicara peran dalam menciptakan ekosistem yang lebih seimbang, sebenarnya cheetah asia lebih unggul karena mereka tergolong predator utama di habitat alami ketimbang cheetah afrika yang punya banyak kompetitor yang lebih kuat.

4. Beda kecepatan lari

Kontur habitat yang tidak landai dan medan yang sulit membuat kecepatan lari cheetah asia belum pernah terekam secara jelas. (commons.wikimedia.org/Ehsan Kamali)

Fakta kalau cheetah jadi hewan darat paling cepat itu sebenarnya sudah umum diketahui. Namun, sebenarnya ada perbedaan catatan kecepatan dari cheetah afrika dan asia. Selama ini, angka kecepatan cheetah yang banyak ditulis itu berasal dari cheetah afrika saja. Kecepatan maksimal yang mampu diraih cheetah afrika itu sekitar 112—120 km per jam.

Sementara itu, WorldAtlas melansir kalau kecepatan cheetah asia diperkirakan tak jauh berbeda kalau dibandingkan dengan kerabat jauh mereka. Adapun, alasan mengapa belum ada data resmi yang menunjukkan kecepatan lari maksimal cheetah asia disebabkan oleh keadaan habitat. Tempat tinggal mereka tidak punya cukup ruang yang luas untuk memaksimalkan kecepatan lari karena konturnya pasir dan berbatu. Kondisi ini berbeda dengan cheetah afrika yang habitatnya lebih landai. Selain itu, ada pula alasan terkait konservasi cheetah asia yang membuat mengumpulkan data kecepatan lari jadi makin sulit.

5. Beda status konservasi

secara keseluruhan, populasi spesies cheetah sedang dalam bahaya (commons.wikimedia.org/Charles J Sharp)

Secara umum, sebenarnya spesies cheetah sudah masuk dalam kategori hewan rentan punah (Vulnerable) dalam catatan IUCN Red List. Bayangkan saja, sekitar 1 abad yang lalu, masih ada sekitar 100 ribu cheetah yang mengembara di dua peta persebaran utama mereka. Akan tetapi, baik cheetah afrika maupun cheetah asia hanya menyisakan kurang dari 7 ribu individu saja saat ini. Dari total itu pun sebagian besar di antaranya merupakan bagian dari cheetah afrika.

Populasi cheetah afrika diperkirakan sekitar 6.500 individu kalau menggabungkan keempat subspesies yang ada di sana. Sementara itu, kondisi cheetah asia jauh lebih parah karena diperkirakan tersisa kurang dari 50 individu yang membuat mereka masuk dalam daftar hewan paling terancam punah (Critically Endangered). Malahan, berdasarkan sensus yang dilakukan pemerintah Iran, hanya ada 12 individu yang berhasil didata dengan proporsi 9 jantan dan 3 betina, dilansir Animalia.

Hancurnya populasi cheetah ini disebabkan oleh perburuan besar-besaran dan pembukaan lahan yang jadi habitat alami mereka dalam 100 tahun ke belakang. Kalau kondisi ini dibiarkan tanpa upaya konservasi yang matang, diperkirakan kalau subspesies cheetah dengan populasi kecil, terutama cheetah asia, akan punah dalam kurun waktu 1—2 dekade mendatang. Oleh sebab itu, sudah seharusnya pihak berwenang harus serius dalam melindungi hewan darat tercepat ini. Mereka pun perlu memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang dampak perburuan dan kerusakan habitat alami cheetah dalam jangka waktu yang panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎