potret platipus, salah satu jenis mamalia yang dikategorikan sebagai hewan berbisa (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)
Kalau untuk contoh hewan berbisa, tentu nama ular (subordo Serpentes) muncul paling pertama di pikiran kita. Memang ada begitu banyak spesies ular berbisa yang tersebar di seluruh dunia, kecuali wilayah yang ditutupi es. Namun, bukan berarti kategori hewan berbisa hanya diisi oleh hewan melata ini. Malahan, ada begitu banyak variasi hewan berbisa yang tersebar di seluruh dunia.
Ada keluarga laba-laba (ordo Araneae), misalnya, yang dikenal punya bisa yang bervariasi. Beberapa spesies yang paling terkenal dengan bisanya adalah laba-laba pertapa cokelat (Loxosceles reclusa), laba-laba jaring corong sydney (Atrax robustus), dan laba-laba janda hitam (Latrodectus mactans). Selain laba-laba, tawon dan lebah sebenarnya dikategorikan sebagai hewan berbisa karena masih ada kandungan racun pada tiap sengatan mereka.
Berbagai jenis kalajengking (ordo Scorpiones) juga terkenal akan sengatan berbisa mereka. Ada pula jenis ikan berbisa, semisal lepu atau ikan singa (Pterois volitans) dan ikan batu (genus Synanceia). Menariknya, ada pula jenis kadal berbisa, semisal komodo (Varanus komodoensis), monster gila (Heloderma suspectum), dan kadal manik-manik meksiko (Heloderma horridum). Tentunya, ada pula beberapa jenis mamalia yang berbisa, misalnya saja platipus (Ornithorhynchus anatinus), kungkang (Slow loris), solenodon (famili Solenodontidae), dan berbagai jenis celurut.
Secara garis besar, cara termudah untuk mengidentifikasi hewan beracun dan berbisa ada pada satu hal penting. Jika racun tersebar melalui konsumsi atau kontak pada bagian tubuh hewan tertentu, mereka merupakan hewan beracun. Jika hewan itu butuh gigitan atau sengatan untuk menyebarkan racun, mereka tergolong sebagai hewan berbisa. Gimana, mudah banget, kan? Jadi, jangan salah lagi ketika menggunakan dua kata itu, ya!