Apa yang Terjadi Jika Seluruh Lapisan Es di Greenland Mencair?

- Keretakan lapisan es di Greenland terjadi lebih cepat dari perkiraan, menyebabkan pencairan yang signifikan.
- Jika seluruh lapisan es di Greenland mencair, permukaan laut global akan naik sekitar 7,4 meter, mengancam kota-kota besar di dekat pantai.
- Pencairan es di Greenland memengaruhi pola cuaca global dan berdampak pada penduduk pesisir serta ekonomi dunia.
Pencairan lapisan es di Greenland kini menjadi salah satu isu besar yang memengaruhi kondisi planet kita. Studi terbaru mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir keretakan pada lapisan es ini terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Celah-celah yang timbul semakin besar dan dalam.
Sejak 1992, pencairan es di Greenland telah menyebabkan kenaikan permukaan laut sekitar 14 milimeter. Antara 2010 hingga 2023, lapisan es tersebut menipis rata-rata 1,2 meter. Fenomena ini berkontribusi signifikan terhadap kenaikan permukaan laut global dan turut memengaruhi pola cuaca di berbagai belahan dunia, bahkan lebih dari itu.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi jika seluruh lapisan es di Greenland mencair? Mari kita bahas lebih dalam!
1. Permukaan laut naik secara drastis, sekitar 7,4 meter atau setara rumah dua lantai

Jika seluruh lapisan es di Greenland mencair, dampak pertama yang paling jelas adalah kenaikan permukaan laut yang sangat drastis. Menurut data dari National Snow and Ice Data Center (NSIDC), jika semua es di Greenland meleleh, permukaan laut global akan naik sekitar 7,4 meter. Ketinggian ini hampir setara dengan tinggi rumah dua lantai.
Kota-kota besar seperti New York, Shanghai, dan Tokyo yang berada di dekat pantai akan terancam tenggelam. Bahkan kenaikan sebesar 3 derajat celcius saja bisa mengancam sepertiga wilayah Osaka, Jepang, dan membuat 17,5 juta orang di Shanghai kehilangan tempat tinggal.
"Kita akan menghancurkan lapisan es Greenland, dan banyak kenaikan permukaan air laut yang akan terjadi dengan cepat," ujar Bierman, seorang ilmuwan di Universitas Vermont, dilansir CNN.
Namun, ini bukan hanya soal angka. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, ia menjelaskan bahwa sekitar 400.000 tahun lalu Greenland kehilangan banyak esnya saat suhu mirip dengan kondisi saat ini. Artinya, bumi kita mungkin lebih sensitif terhadap perubahan iklim daripada yang kita duga sebelumnya.
2. Berpengaruh pada perubahan ekosistem dan pola cuaca global

Selain kenaikan permukaan laut, pencairan es di Greenland juga akan memengaruhi pola cuaca global. Air tawar yang masuk ke lautan akibat es yang mencair dapat mengubah sirkulasi arus laut. MenurutĀ NSIDC, salah satu sistem arus yang terancam adalah Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC), yang membawa panas dari daerah tropis ke Atlantik Utara. Jika AMOC melemah, Eropa bisa mengalami musim panas yang lebih panas dan musim dingin yang lebih dingin.
Lebih buruk lagi, hilangnya es juga berarti berkurangnya refleksi sinar matahari. Es yang putih biasanya memantulkan energi matahari, tapi saat es mencair, yang tersisa adalah tanah atau air yang lebih gelap, yang menyerap lebih banyak panas. Ini menciptakan siklus yang semakin memperburuk pemanasan, semakin banyak es yang mencair, semakin cepat planet kita memanas.
3. Ancaman bagi penduduk yang tinggal di daerah pesisir

Penduduk yang tinggal di daerah pesisir akan menjadi yang paling terdampak oleh pencairan es di Greenland. Melansir The Conversation, 15 persen populasi dunia tinggal di dekat pantai. Dengan naiknya permukaan laut, risiko banjir, erosi pantai, dan kerusakan infrastruktur akan semakin meningkat.
Di Florida, misalnya, NOAA memperkirakan sekitar 3 juta properti sudah berisiko banjir, dan angka itu akan meningkat sebanyak 500 ribu properti dalam 30 tahun ke depan. Negara-negara kecil seperti Tuvalu di Pasifik, yang berjarak sekitar 5 ribu km dari Australia, juga mulai merasakan dampaknya. Dua dari sembilan pulau mereka hampir tenggelam akibat naiknya permukaan laut.
Dilansir UCAR, pencairan es Greenland saat ini sudah menyumbang kenaikan permukaan laut sekitar 0,5 milimeter per tahun. Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Tanpa adanya langkah mitigasi yang serius, banyak komunitas pesisir bisa kehilangan tanah mereka dalam beberapa dekade mendatang.
4. Dampak signifikan terhadap ekonomi dan sosial secara global

Kota-kota yang menjadi pusat ekonomi, seperti Miami, Tokyo, bahkan Jakarta, sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memprediksi bahwa kenaikan suhu global sebesar 3 derajat celcius dapat menyebabkan jutaan orang di wilayah pesisir kehilangan tempat tinggal. Hal ini berdampak signifikan pada ekonomi akibat kerusakan infrastruktur dan hilangnya lahan produktif mereka, hingga kerugian mencapai triliunan rupiah.
Dampak sosial juga tidak kalah penting. Penduduk lokal di Greenland, seperti suku Inuit, akan menghadapi tantangan besar. Mereka yang sudah hidup di wilayah kutub yang keras akan semakin sulit mempertahankan cara hidup tradisional mereka. Perubahan ekosistem laut akibat pencairan es juga akan memengaruhi rantai makanan, yang berdampak pada spesies seperti anjing laut dan paus, sumber makanan utama bagi banyak penduduk Arktik.
5. Apakah masih ada harapan jika dapat diantisipasi dengan cepat?

Meskipun pencairan total es di Greenland terdengar sangat buruk, masih ada harapan jika kita bertindak dengan cepat. Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature oleh Nils Bochow dan timnya menunjukkan, jika kita bisa menurunkan suhu global di bawah 1,5 derajat celcius setelah melewati ambang batas, dampak terburuk bisa dihindari. Bahkan, beberapa kerusakan mungkin bisa diperbaiki.
Namun, untuk mencapai hal ini dibutuhkan upaya bersama. Dalam studi di atas, model komputer menunjukkan bahwa jika suhu berhasil dijaga di bawah 1,5 derajat celcius pada tahun 2200, lapisan es Greenland akan tetap lebih kecil dari sekarang, tetapi stabil. Ini berarti, kenaikan permukaan laut bisa dibatasi hanya sekitar 1 meter. Meski begitu, jika kita terlambat menurunkan suhu, keruntuhan lapisan es dan kenaikan permukaan laut yang besar akan sulit dihindari.
Perubahan iklim adalah masalah global yang membutuhkan solusi bersama. Kita perlu bekerja sama untuk mengurangi emisi karbon dengan cara yang lebih besar. Mulai dari pemerintah, industri, hingga individu, harus berperan aktif dalam menerapkan praktik-praktik berkelanjutan. Dengan begitu, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.