Apa yang Terjadi pada Hewan di Kebun Binatang saat Perang Dunia II?

Sampai saat ini, Perang Dunia II jadi salah satu konflik terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia. Selama kurang lebih 6 tahun, ada puluhan juta nyawa manusia yang terenggut dalam konflik yang secara simultan terjadi hampir di seluruh dunia ini. Ada banyak aspek penting yang sudah dibahas terkait penyebab dan efek dengan Perang Dunia II terhadap manusia, tetapi tak begitu banyak yang berbicara efek konflik manusia ini pada alam, khususnya hewan.
Perang Dunia II jelas sangat destruktif bagi kontur alam di Eropa, Afrika, dan Asia-Pasifik. Namun, selain alam liar secara langsung, ada satu tempat buatan manusia yang jadi tempat berkumpulnya berbagai spesies hewan yang terdampak dari konflik manusia itu, yakni kebun binatang. Sebelum Perang Dunia II, ada banyak kebun binatang besar di berbagai tempat yang memiliki ragam hewan di dalamnya. Ketika perang meletus hingga berakhirnya perang, pertanyaan yang harus dijawab pastinya terkait dengan nasib hewan yang ada di dalamnya.
Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas soal dampak Perang Dunia II pada kebun binatang yang ada di seluruh dunia. Apakah hewan-hewan yang ada di dalamnya selamat, direlokasi, atau justru ikut menjadi korban dari konflik manusia ini? Yuk, cari tahu jawabannya bersama-sama!
1. Sebagian besar hewan yang ada di pusat konflik mengalami kematian
Pada saat Perang Dunia II meletus di Eropa, banyak kota besar dari negara partisipan perang itu menutup kebun binatang mereka. Hal tersebut dilakukan supaya tidak ada pengunjung yang datang dan mencegah hewan kabur jika nantinya kebun binatang tersebut hancur. Faktanya, ada begitu banyak kebun binatang yang hancur lebur karena pengeboman atau serangan langsung dari kota yang terlibat perang.
Dilansir Revisionist, Kebun Binatang Dresden dan Kebun Binatang Berlin di Jerman mengamali bombardir besar-besaran menjelang akhir Perang Dunia II. Para petugas kebun binatang tersebut menyaksikan sendiri hewan-hewan yang ada di dalamnya terdampak ledakan ataupun terbakar hidup-hidup karena kebun binatang terus terbakar hingga menjadi rata dengan tanah. Kalaupun ada hewan yang selamat dari pengeboman, mereka biasanya akan tetap mati beberapa hari kemudian karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi zat kimia berbahaya.
Kondisi serupa turut terjadi di Kebun Binatang London dan Kebun Binatang Whipsnade di Inggris saat Jerman melakukan invasi ke Britania Raya sekitar tahun 1940-an. Tentunya seluruh kebun binatang lain di daerah konflik Perang Dunia II turut mengalami hal yang sama, semisal Polandia, Uni Soviet (Rusia), Prancis, Italia, China, Jepang, dan lain-lain. Namun, kematian yang dialami hewan itu ternyata tidak hanya terjadi karena bom, bahan kimia, atau timah panas, melainkan "disengaja" oleh petugas kebun binatang itu sendiri.
London Zoo melansir kalau hewan-hewan berbisa yang ada di kebun binatang terpaksa harus dimatikan karena khawatir akan terlepas ketika efek ledakan menghancurkan pembatas kebun binatang. Selain itu, hewan-hewan yang ditempatkan di kandang dengan biaya pengelolaan yang tinggi juga dimatikan oleh petugas. Misalnya saja, ikan di akuarium, tempat mamalia air, hingga kandang untuk reptil.
Kebanyakan hewan yang sengaja dimatikan ini umumnya adalah hewan yang berpotensi berbahaya jika terlepas dan tidak termasuk hewan langka. Sementara itu, hewan-hewan langka yang berharga akan diprioritaskan untuk diselamatkan oleh petugas kebun binatang. Penyelamatan itu berupa relokasi ke tempat lain yang lebih aman. Selain itu, ada pula beberapa spesies hewan yang sebenarnya tidak langka, tetapi dibebasliarkan ke beberapa titik sehingga mereka dapat bertahan hingga akhir perang.