ilustrasi alam semesta (unsplash.com/Jeremy Thomas)
Bila mengibaratkan alam semesta sebagai balon, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana alam semesta mengembang? Apalagi, alam semesta tidak berujung.
Penjelasannya cukup unik. Dilansir Live Science, alam semesta yang mengembang masih dianalogikan dengan balon. Mari kita bayangkan bersama. Apabila balon yang diisi dengan udara, semut akan melihat benda di permukaan balon akan makin jauh. Makin jauh artinya makin cepat balon mengembang.
Konsep itulah yang sama dengan alam semesta. Benda-benda di permukaan alam semesta akan makin menjauh seiring dengan permukaan alam semesta yang mengembang. Namun, uniknya adalah alam semesta tidak membentuk ruang tiga dimensi.
Hal ini berbeda dengan balon yang membentuk ruang ketika diiisi udara hingga mengembang. Tidak ada istilah bagian luar dari alam semesta.
Menurut Dr. Katie Mack, ahli astrofisika teoretis di University of Melbourne Australia, materi di alam semesta berkurang alih-alih mengembang. Alam semesta makin besar sedangkan materi di dalamnya tidak saling menjauh.
Itulah penjelasan dari pertanyaan "apakah alam semesta memiliki ujung?"
Sampai detik ini, ilmuwan terus berusaha menemukan jawaban atau bukti atas pertanyaan apakah alam semesta seperti bola. Ilmuwan berusaha mencari titik berulang di langit.
Apabila astronom menemukan dua tempat di sisi berlawanan yang persis, maka kemungkinan besar alam semesta melengkung. Di sisi lain, ada banyak teori yang menjelaskan tentang bentuk alam semesta, tapi gak ada jaminan akurat tentang bentuk alam semesta yang sesungguhnya.