Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi awan bergerak
ilustrasi awan bergerak (pexels.com/pixabay)

Intinya sih...

  • Awan terbentuk melalui proses uap air yang mengembun di sekitar debu, es, atau garam laut.

  • Awan memiliki beragam jenis berdasarkan ketinggiannya dan bentuk dasarnya, seperti sirus, kumulus, stratus, dan nimbus.

  • Awan bisa bergerak karena embusan angin kencang meski tidak memiliki kaki dan tangan. Jenis awan lentikular di atas bukit tidak bergerak meski ditiup angin kencang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pemandangan langit memberikan pesona tersendiri, baik siang maupun malam hari. Awan layaknya gumpalan kapas yang membentang di birunya langit pagi. Sementara, ketika malam, awan tipis menghiasi gelapnya malam ditemani bintang dan bulan.

Awan adalah kumpulan tetesan air atau kristal beku yang mengapung di atmosfer. Jika kita keluar rumah, mudah sekali melihat awan di langit. Apakah kamu suka mengamati awan? Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, apakah awan bisa berpindah tempat? Kalau kamu penasaran, ikuti artikel ini sampai habis, ya!

1. Bagaimana awan terbentuk?

ilustrasi asal mula awan (pexels.com/Josh Sorenson)

Awan terbentuk melalui beberapa proses. Meski terlihat seperti gumpalan padat, awan sejatinya adalah tetesan air. Air di permukaan Bumi menguap dan menjadi uap yang dapat ditampung (titik jenuh). Titik jenuh dapat tercapai oleh dua cara. Pertama, uap air dikumpulkan hingga mencapai jumlah maksimum yang dapat ditampung volume udara. Kedua, penurunan suhu pada atmosfer yang mengandung uap air.

Suhu tempat awan terbentuk harus dingin sehingga uap air dapat mengembun. Air yang mengembun di sekitar debu, es, atau garam laut dikenal sebagai inti kondensasi. Jenis awan ditentukan dari suhu, angin, dan lingkungan terbentuknya awan.

2. Beragam jenis awan di atmosfer

ilustrasi jenis awan (pexels.com/Jahoo Clouseau)

Awan mempunyai jenis yang berbeda-beda. Jenis awan dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan ketinggiannya, yaitu awan tinggi, menengah, dan rendah. Sementara, berdasarkan bentuk dasarnya, awan diklasifikasikan menjadi empat:

  • Sirus
    Awan ini berasal dari bahasa Latin cirro yang bermakna 'rambut ikal'. Awan sirus terdiri atas kristal es, berbentuk layaknya helaian rambut, dan mempunyai warna putih. Sirus merupakan salah satu jenis awan tinggi.

  • Kumulus
    Kumulus punya bentuk seperti gumpalan bola kapas yang tipis dan halus. Tepian awan tampak padat seperti membentuk garis yang tegas. Awan jenis ini menunjukkan peningkatan suhu yang tajam di atmosfer.

  • Stratus
    Awan ini berasal dari bahasa Latin stratus yang berarti 'lapisan'. Ciri-ciri awan stratus antara lain berbentuk lebar dan menyebar seperti selimut tipis.

  • Nimbus
    Nimbus Berasal dari bahasa Latin nimbus yang mempunyai arti 'hujan'. Awan tebal ini tanda turunnya hujan.

3. Apakah awan bisa bergerak?

ilustrasi awan bergerak (pexels.com/pixabay)

Awan tidak punya kaki dan tangan layaknya manusia. Namun, awan bisa gerak berkat tiupan angin. Beberapa orang mengabadikan pergerakan awan dengan video yang dipercepat. Terlihat cantik, bukan?

Meski seakan-akan diam di tempat, lapisan awan di tingkatan rendah hingga tinggi dapat bergerak karena adanya angin. Laman National Institute of Water and Atmospheric Research (NIWA) melansir bahwa awan bergerak karena embusan angin kencang, tetapi awan baru akan terbentuk kembali. Hal ini menciptakan ilusi seolah-olah awan tidak bergerak. Namun, jenis awan lentikular di atas bukit tidak ada pergerakan meski ditiup angin kencang.

Sekarang, kamu sudah tahu bahwa awan memang bergerak, bukan? Beragam bentuk awan yang menghiasi atmosfer Bumi terus berganti karena pergerakan ini. Itulah sebabnya, kita bisa melihat awan dengan bentuk yang berbeda setiap saat.

Referensi
“Cloud Formation”. NASA. Diakses Oktober 2025.
“Clouds”. National Oceanic and Atmospheric Administration. Diakses Oktober 2025.
“Clouds”. NESDIS / NOAA. Diakses Oktober 2025.
“Clouds”. National Institute of Water and Atmospheric Research. Diakses Oktober 2025.
“What Are Clouds Made of? Are They More Likely to Form in Polluted Air or Pristine Air?”. NASA GPM. Diakses Oktober 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎