Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Burung Bisa Menangis
potret burung yang terlihat sedih (Unsplash.com/Enguerrand Photography)

Intinya sih...

  • Air mata burung bukan hasil dari kesedihan atau perasaan, melainkan untuk menjaga kebersihan mata dari debu dan partikel kecil.

  • Penelitian ilmiah membuktikan bahwa burung dan reptil menghasilkan air mata dengan komposisi serupa seperti manusia, untuk menjaga kesehatan mata.

  • Air mata burung memiliki komposisi yang beragam tergantung jenis dan lingkungan hidupnya, serta dapat menjadi inspirasi obat mata baru bagi manusia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu membayangkan seekor burung menangis seperti manusia? Misalnya, seekor burung yang kehilangan pasangannya lalu meneteskan air mata sambil menatap langit, mirip adegan menyedihkan di film animasi. Menarik dibayangkan, ya? Tapi sebenarnya, pertanyaan “apakah burung bisa menangis?” bukan cuma muncul dari rasa penasaran orang awam. Justru, para ilmuwan pun ikut menelitinya! Memang benar, burung punya air mata. Namun, apakah itu berarti mereka merasakan kesedihan seperti kita? Ternyata jawabannya tidak sesederhana itu. Merangkum dari berbagai sumber, yuk, kita bahas fakta-faktanya!

1. Air mata pada burung, bukan karena sedih

potret mata burung elang (Unsplash.com/Anthony)

Sering muncul pertanyaan “Apakah burung bisa meneteskan air mata saat sedih?” Banyak orang membayangkan bahwa burung yang kehilangan pasangannya atau anaknya akan menangis seperti manusia. Namun kenyataannya, air mata burung bukanlah hasil dari kesedihan atau perasaan.

Seperti dilansir laman Berry Patch Farms, burung memang memiliki kelenjar air mata yang berfungsi untuk melembabkan dan melindungi mata mereka. Air mata ini muncul untuk menjaga mata tetap bersih dari debu atau partikel kecil yang bisa mengganggu penglihatan, bukan karena perasaan emosional.

2. Eksperimen ilmiah menyatakan bahwa burung & reptil menghasilkan air mata

potret mata burung hantu (Unsplash.com/Tiara Rubi)

Menurut  laman Frontiers, penelitian dari Federal University of Bahia, Brasil, membuktikan bahwa burung seperti burung hantu, elang, dan nuri memproduksi air mata seperti manusia. Penelitian ini juga melibatkan beberapa reptil seperti penyu dan buaya. Mereka semua mengeluarkan cairan dari kelenjar lakrimal, seperti yang dilakukan manusia.

Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa cairan air mata tersebut memiliki kandungan elektrolit seperti natrium dan klorida, yang berfungsi penting dalam menjaga kelembapan dan kesehatan mata. Ini menegaskan bahwa secara biologis, air mata burung dan manusia memiliki fungsi dan struktur yang serupa.

3. Air mata sebagai pelindung, bukan emosional

potret burung yang terlihat sedih (Unsplash.com/Enguerrand Photography)

Menurut Dr. Arianne Pontes Oriá, seorang ahli dokter hewan mata dari Brasil, hanya manusia yang memiliki tangisan berbasis emosi. Burung dan reptil tidak memiliki sistem otak yang memproses kesedihan dengan cara yang menyebabkan keluarnya air mata, seperti dilansir laman Smithsonian Magazine.

Artinya, walaupun burung bisa terlihat sedih atau diam saat stres, mereka tidak menangis karena sedih. Air mata yang keluar pada burung hanyalah bentuk perlindungan alami untuk menjaga mata tetap sehat dalam berbagai kondisi lingkungan.

4. Komposisi & adaptasi beragam

potret burung gagak gurun yang hidup di daerah kering (Unsplash.com/John Cobb)

Menurut laman Frontiers, studi ini juga mengungkap bahwa air mata burung memiliki komposisi yang sedikit berbeda tergantung jenis dan lingkungannya. Misalnya, burung yang hidup di daerah kering mungkin memiliki air mata dengan kandungan garam lebih tinggi dibanding burung yang tinggal di hutan tropis.

Kandungan urea dan protein dalam air mata burung tertentu seperti burung hantu juga cukup tinggi. Hal ini diduga sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi lingkungan malam hari yang kering dan berdebu, agar mata tetap terlindungi saat mereka aktif.

5. Pola kristalisasi air mata yang unik

potret burung nuri (Unsplash.com/David Clode)

Ketika air mata burung mengering, terbentuk pola-pola kristal yang disebut dengan "tear ferning". Pola ini berbeda pada setiap spesies dan bisa dijadikan cara untuk mengidentifikasi kesehatan mata hewan tersebut.

Peneliti mendapati bahwa burung seperti nuri dan burung hantu memiliki pola kristalisasi yang kompleks. Ini memberi petunjuk bahwa struktur air mata mereka sudah sangat berkembang untuk menghadapi berbagai tantangan lingkungan tempat mereka hidup, seperti dilansir laman Frontiers.

6. Menjadi inspirasi obat mata baru

ilustrasi struktur mata pada burung (commons.wikimedia.org/Ernest Ingersoll)

Menurut laman Frontiers, studi tentang air mata burung dan reptil membuka peluang besar di bidang kesehatan mata manusia. Karena komposisinya unik dan mampu bertahan dalam kondisi ekstrem, air mata ini bisa dijadikan inspirasi dalam pengembangan obat mata baru, khususnya untuk penderita mata kering.

Para ilmuwan juga mempelajari bagaimana protein dan struktur kristal pada air mata hewan bisa meniru atau memperkuat sistem pelindung mata manusia. Dengan kata lain, burung tidak hanya memperkaya ilmu pengetahuan tentang alam, tapi juga membantu kita menjaga kesehatan.

Dari penjelasan poin-poin tadi, dapat disimpulkan bahwa burung memang bisa menghasilkan air mata, tapi bukan karena mereka merasa sedih seperti manusia. Mereka menangis karena alasan biologis, yaitu untuk menjaga mata tetap lembab dan terlindung dari bahaya lingkungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team