Kalau dicakar kucing yang dicurigai terinfeksi rabies, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Kamu perlu mendapatkan vaksin segera untuk mencegah virus berkembang dan memicu dampak fatal.
Namun, jika kurang yakin kucing terinfeksi rabies atau tidak, cobalah identifikasi dari perilakunya. Kucing rabies biasanya mudah marah, koordinasinya kurang, suka bertindak agresif secara tiba-tiba, hipersalivasi atau terlalu berliur, dan sulit menelan. Jika kucing yang mencakarmu bertindak demikian, jangan ragu untuk ke dokter, ya.
Nah, jika anabul tidak teridentifikasi rabies, cuci luka cakaran dengan air mengalir dan sabun antiseptik. Selanjutnya, tepuk-tepuk area kulit hingga kering menggunakan handuk bersih.
Apabila mengalami pendarahan, tekan dengan lembut menggunakan kain kasa bersih. Kamu dapat mengoleskan salep antibiotik sebelum menutupnya dengan perban steril.
Segera ke dokter kalau kamu mendapati pembengkakan, luka bernanah, muncul garis merah yang terus berubah warna, demam, sakit kepala, hingga menggigil. Tanda tersebut menunjukkan bahwa kamu butuh perawatan medis untuk menaggulangi infeksinya.
Kalau ditanya apakah cakaran kucing bisa menyebabkan rabies, jawabannya bisa walau angka kejadian memang terhitung kecil. Namun, penting untuk selalu waspada, ya!
Referensi:
"Are Cat Bites Dangerous?". Healthline. Diakses Desember 2024.
"Can You Get Rabies From a Cat Scratch?". Verywell Health. Diakses Desember 2024.
"Rabies in Cats". Advanced Care Veterinary Hospital. Diakses Desember 2024.
"Rabies in Cats". WebMD. Diakses Desember 2024.
"Rabies in Cats: What Is It, and What Causes It?". PetMD. Diakses Desember 2024.
"Cat Scratch Disease". Johns Hopkins Medicine. Diakses Desember 2024.