Ilustrasi dinosaurus (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)
Seorang ahli geologi Amerika bernama Walter Alvarez menemukan lapisan tipis tahan liat dengan kandungan iridium yang tidak biasa. Iridium sendiri jarang ditemukan di Bumi dan lebih umum ditemukan di beberapa meteorit. Penemuan yang terjadi pada 1977 di pegunungan Apennini, Italia, tersebut menjadi teori dasar punahnya dinosaurus.
Peneliti mengembangkan teori senyawa iridium tersebut ada karena tabrakan batu angkasa raksasa, asteroid, dengan Bumi 66 juta tahun lalu. Teori tersebut diperkuat dengan ditemukannya kawah besar terkubur di bawah dasar laut Semenanjung Yucatán, Meksiko. Titik ini adalah tempat asteroid berukuran sekitar 6 mil atau 10 kilometer menghantam Bumi.
Tabrakan asteroid dengan Bumi melontarkan triliunan ton debu dan batuan cair ke angkasa. Potongan batuan cair yang jatuh kembali ke Bumi menyebabkan kebakaran hebat di mana-mana hingga memicu lapisan tebal di atmosfer yang menghalangi sinar Matahari. Alhasil, suhu beku terjadi dan tumbuhan pun mati sehingga sumber makanan menghilang.
Fenomena tersebut lantas dengan cepat memengaruhi rantai makanan. Dinosaurus pemakan tumbuhan seperti triceratops pun punah dengan cepat. Hilangnya spesies tersebut menyebabkan predator besar seperti tyrannosaurus rex kehilangan mangsa sehingga ikut mati.
Sementara itu, hewan kecil seperti mamalia, kadal, kura-krura, serta ikan dapat bertahan hidup dengan bersembunyi di liang atau lingkungan berair. Kelompok hewan ini pun terus berevolusi hingga menjadi binatang yang kita kenal saat ini.