Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Gajah Bisa Menangis? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

potret gajah (commons.wikimedia.org/Sebweb)
potret gajah (commons.wikimedia.org/Sebweb)

Hari Ibu Internasional dirayakan setiap tanggal 11 Mei. Tentunya, momen ini menjadi momen bahagia bagi ibu di seluruh dunia. Namun siapa sangka, di Hari Ibu ini, ada ibu gajah yang harus kehilangan anaknya secara tragis. Meski bukan manusia, momen ini tidak kalah mengiris hati.

Seekor anak gajah yang sedang menyeberang jalan, tewas tertabrak truk di Perak, Malaysia, seperti yang dilaporkan Malaysia Gazette. Nah, yang bikin menusuk hati, ketika ada unggahan video yang memperlihatkan induk dari anak gajah tersebut menempelkan kepalanya ke sisi truk, seolah-olah menyiratkan rasa duka dan ingin mengambil anaknya yang tergeletak tak berdaya di bawah truk. Hari Ibu ini pun menjadi momen terkelam bagi si induk gajah.

Nah, seperti yang mungkin kamu tahu, gajah adalah hewan yang emosional. Mereka bisa merasakan kehilangan ketika kawanannya ada yang terluka atau mati. Tak hanya itu, banyak rekaman video yang memperlihatkan bagaimana gajah mengeluarkan semacam air mata, yang membasahi bawah mata mereka. Pertanyaannya, apakah air mata ini merupakan respons gajah terhadap emosi atau aspek biologis gajah yang lain, ya? Penasaran, kan? Yuk, cari tahu!

1. Gajah berjiwa sosial tinggi dan cerdas, sehingga mereka cenderung lebih emosional

kawanan gajah di Kenya (commons.wikimedia.org/Sandro Senn)
kawanan gajah di Kenya (commons.wikimedia.org/Sandro Senn)

Gajah merupakan hewan darat terbesar di dunia. Dikutip Britannica, berat gajah Afrika bahkan bisa mencapai 9 ton, lho. Sementara itu, berat gajah Asia bisa mencapai sekitar 6 ton. Gajah juga merupakan salah satu hewan yang paling sosial dan cerdas. Pasalnya, mereka hidup dalam kawanan multigenerasi. Kelompok gajah akan saling melindungi anak-anaknya satu sama lain dan dipimpin oleh induk gajah dewasa.

Para ilmuwan sudah lama mempelajari perilaku gajah berdasarkan kecerdasan mereka. Penelitian ini termasuk mengeksplorasi masalah emosional gajah. Di sisi lain, hewan yang lebih dekat dengan manusia, seperti anjing dan kucing, lebih mudah diteliti ketimbang gajah, nih.

2. Gajah sebenarnya tidak memiliki saluran air mata

cairan yang keluar dari mata gajah (commons.wikimedia.org/Mathias Appel)
cairan yang keluar dari mata gajah (commons.wikimedia.org/Mathias Appel)

Di bawah mata gajah sering kali terlihat basah seperti bekas tetesan air mata. Apakah ini menandakan bahwa gajah bisa menangis seperti manusia? Nah, pada 2013, Metro melaporkan bahwa seekor anak gajah menangis selama berjam-jam karena induknya menginjaknya sebagai bentuk penolakan. Akibat serangan ini, dokter hewan turun tangan untuk memisahkan keduanya dan merawat luka-luka yang dialami anak gajah tersebut.

Jadi, apakah air mata yang keluar dari mata anak gajah ini merupakan respons fisik terhadap emosi atau aspek biologis gajah yang lain, ya? Sebenarnya, saluran air mata menjaga mata manusia agar tidak kering. Namun, seperti yang dikutip Why Animals Do the Thing, para ilmuwan mengklaim bahwa gajah tidak memiliki saluran air mata.

Bisa dibilang, gajah tidak memiliki kelenjar lakrimal, yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan air mata. Mereka juga tidak memiliki mekanisme untuk mengalirkan cairan yang masuk ke belalainya. Akan tetapi, gajah membutuhkan semacam pelumas untuk mata mereka, seperti halnya semua mamalia lain. Pelumas ini ada supaya mata gajah tidak iritasi.

Nah, yang membuat mata mereka berbeda dari mamalia lain adalah gajah menghasilkan kelenjar penghasil cairan pada kelopak mata ketiganya, yang lebih banyak digunakan dari pada mamalia lain. Gajah juga memiliki kelenjar sebasea yang menghasilkan sebum. Cairan ini juga dimiliki mamalia lain.

David Smith dari Safari Nerd menjelaskan bahwa sistem pelumasan mata pada gajah kemungkinan besar dipengaruhi oleh nenek moyang gajah. Sebab, spesies gajah sebelumnya yang mirip dengan gajah saat ini adalah gajah semi akuatik. Oleh karena itu, gajah tidak membutuhkan saluran air mata. Seperti yang disebutkan sebelumnya, gajah juga tidak memiliki mekanisme untuk mengalirkan cairan dari mata mereka. Inilah sebabnya, mengapa zat (cairan) itu terkumpul di sekitar mata gajah dan membuat gajah tampak seperti sedang menangis.

3. Gajah mengekspresikan emosinya dengan cara lain

kawanan gajah (commons.wikimedia.org/Nethsara Hettiarachchi)
kawanan gajah (commons.wikimedia.org/Nethsara Hettiarachchi)

Sejujurnya, tidak ada konsensus di antara para ilmuwan mengenai, apakah gajah menangis karena sedih atau tidak. Beberapa ilmuwan percaya bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengeluarkan air mata sebagai respons terhadap emosi. Namun, beberapa ilmuwan lain tidak mengesampingkan adanya kemungkinan bahwa hewan lain memiliki respons yang sama terhadap emosi, termasuk gajah.

Meskipun "air mata" gajah kemungkinan besar bukan bagian dari responsnya terhadap emosi, seperti perasaan sedih, kecewa, terharu, atau sebagainya, tetapi gajah sebenarnya bisa mengekspresikan emosi dengan cara lain, lho. Gajah rupanya menutupi tulang-tulang gajah yang mati, seolah-olah mereka menyadari bahwa tulang belulang itu berasal dari gajah atau kelompok mereka. Gajah juga mengeluarkan suara saat bahagia, dan tidak mau meninggalkan anggota kawanannya yang terluka.

Seperti yang kamu tahu, gajah adalah salah satu hewan paling terkenal di dunia. Sayangnya, gajah juga terancam punah, nih, karena habitat mereka telah rusak dan juga mengalami perburuan liar. Contohnya saja gajah Afrika yang diburu untuk diambil gadingnya. Di samping itu, National Geographic melaporkan bahwa gajah Asia telah kehilangan setengah dari total populasi mereka dalam 75 tahun terakhir. Sedih, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us