Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Ikan Sapu-Sapu Bisa Dimakan? Ini Penjelasan ahli

ikan sapu-sapu (commons.wikimedia.org/Ayesha)
ilustrasi ikan sapu-sapu (commons.wikimedia.org/Ayesha)

Ikan sapu-sapu sering ditemukan di sungai, danau, hingga saluran air yang kotor. Ikan ini dikenal sebagai pemakan sisa-sisa kotoran di dasar perairan sehingga kerap dianggap “pembersih alami”. Bentuk tubuh uniknya dan daya tahan hidupnya yang kuat pada kondisi ekstrem membuat banyak orang penasaran soal manfaat lainnya. Termasuk keamanannya untuk dikonsumsi.

Di balik perannya sebagai “petugas kebersihan” air, apakah ikan sapu-sapu bisa dimakan? Beberapa penelitian dan pendapat ahli menunjukkan bahwa ikan ini memang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, terutama jika berasal dari lingkungan air bersih. Meski begitu, ikan sapu-sapu yang hidup di perairan tercemar bisa mengandung logam berat berbahaya yang dapat berisiko bagi kesehatan manusia. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Apakah ikan sapu-sapu bisa dimakan?

Secara teknis, ikan sapu-sapu bisa dikonsumsi, tetapi ada banyak faktor yang harus diperhatikan sebelum menjadikannya sebagai olahan makanan. Menurut Murwantoko, Dosen Departemen Perikanan UGM, ikan ini aman dimakan jika hidup di lingkungan air yang bersih dan bebas polusi. Namun, banyak ikan sapu-sapu ditemukan di perairan tercemar sehingga membuat dagingnya mengandung logam berat berbahaya seperti timbal atau merkuri. Jika dikonsumsi, logam-logam berat tersebut dapat mengganggu fungsi enzim pada tubuh manusia, bahkan bersifat karsinogenik alias pemicu kanker.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Dr. Intan Faraha dari Universiti Selangor. Ia menegaskan bahwa ikan sapu-sapu aman dikonsumsi hanya jika berasal dari perairan yang tidak tercemar. Sayangnya, kondisi sungai yang tercemar membuat hampir semua jenis ikan, termasuk sapu-sapu, tidak layak konsumsi.

Di sisi lain, Profesor Mohammad Noor Amal Azmai dari Universiti Putra Malaysia juga menyoroti bahwa ikan sapu-sapu memiliki daging yang sangat sedikit dan kulit tebal. Oleh karenanya, secara ekonomi dan kuliner, ikan ini dianggap kurang menguntungkan untuk dikonsumsi.

Kandungan gizi ikan sapu-sapu

Ikan sapu-sapu (commons.wikimedia.org/5snake5)
ilustrasi ikan sapu-sapu (commons.wikimedia.org/5snake5)

Meski jarang dikonsumsi, ikan sapu-sapu sebenarnya memiliki kandungan gizi yang cukup menarik, terutama dari segi protein. Berdasarkan penelitian, ikan sapu-sapu berukuran besar (panjang lebih dari 40 cm) memiliki kandungan protein sekitar 14,52 persen. Sementara itu, ikan berukuran kecil (panjang kurang dari 22 cm) hanya 0,52 persen. Perbedaan ini dipengaruhi oleh ukuran dan usia ikan. Semakin besar tubuh ikan, makin optimal kemampuannya dalam menyintesis protein.

Namun, manfaat gizi ini bisa berkurang drastis jika ikan hidup di lingkungan tercemar. Contohnya pada ikan sapu-sapu dari Sungai Ciliwung, kandungan logam berat seperti kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan timbal (Pb) dilaporkan melebihi ambang batas aman menurut BPOM dan SNI. Akumulasi logam-logam ini bisa mengganggu fungsi fisiologis ikan, termasuk menurunkan kemampuan tubuhnya untuk memproduksi protein secara optimal.

Fakta ikan sapu-sapu

Ikan sapu-sapu bukan hanya dikenal sebagai "pembersih akuarium", tapi juga punya banyak fakta unik yang mungkin belum kamu tahu. Berikut beberapa di antaranya:

  • Ukurannya bisa tumbuh sangat besar

Di toko ikan hias, sapu-sapu biasanya hanya berukuran 5—10 cm. Namun di alam liar, ikan ini bisa tumbuh hingga panjang 30—60 cm. Pertumbuhannya sangat tergantung pada kondisi lingkungan, seperti ketersediaan makanan dan kualitas air. Inilah mengapa ikan ini bisa terlihat jauh lebih besar saat dilepas di sungai atau danau dibandingkan ketika masih di akuarium.

  • Umur panjang dan tahan hidup di lingkungan ekstrem

Sapu-sapu dikenal sebagai salah satu ikan yang tangguh. Ikan ini bisa hidup selama 10 hingga 15 tahun, terutama jika dirawat dengan baik. Kemampuannya bertahan di berbagai kondisi air, termasuk lingkungan kotor dan tercemar, membuatnya mudah menyebar dan sulit dikendalikan jika dilepas di alam.

  • Mulut unik dan kebiasaan makan yang tidak biasa

Mulut ikan ini berbentuk cakram isap yang berada di bagian bawah kepalanya. Bentuk ini memungkinkannya menempel kuat pada permukaan akuarium atau batu di dasar sungai. Sapu-sapu dikenal sebagai pemakan alga dan sisa-sisa organik sehingga sering dijuluki “janitor fish” karena dianggap membantu membersihkan akuarium.

Itulah penjelasan lengkap terkait ikan sapu-sapu apakah bisa dimakan. Apakah kamu penasaran ingin mencobanya?

Referensi

"‘Ensure Clean Source Before Consuming Suckermouth Catfish’". The Star. Diakses Juni 2025.

"Marine Experts Warn Consumers Against Eating Suckermouth Catfish". The Straits Time. Diakses Juni 2025.

Hasrianti, Hasrianti, Armayani M, Surianti Surianti, A Rini Sahni Putri, and Abd Hakim Akbar. “Analysis of Nutritional Content and Heavy Metals of Suckermouth Catfish (Pterygoplichthys Pardalis) in Lake Sidenreng, South Sulawesi, Indonesia.” Biodiversitas Journal of Biological Diversity 23, no. 7 (July 11, 2022).

"Suckermouth Catfish". The Smithsonian’s National Zoo and Conservation Biology Institute. Diakses Juni 2025.

"Hypostomus Plecostomus: Care Guide, Breeding & Tank Size". The Aquarium Guide. Diakses Juni 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us