Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi apakah kucing boleh makan kacang? (pexels.com/Anıl Karakaya)
ilustrasi apakah kucing boleh makan kacang? (pexels.com/Anıl Karakaya)

Intinya sih...

  • Kucing adalah obligate carnivores, mereka butuh protein hewani berkualitas dan tidak bisa mencerna nutrisi nabati dengan efisien.

  • Kacang dapat mengandung zat berbahaya seperti aflatoksin dan xylitol yang berpotensi merusak hati dan pencernaan kucing.

  • Kacang tinggi lemak dapat memicu masalah pencernaan atau pankreatitis pada kucing, jenis kacang yang dianggap "aman" juga sebenarnya bermasalah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagai cat lover, kita sering melihat si meong menatap makanan di meja dengan mata penuh harap, dan hati kita otomatis luluh. Maksud hati ingin membahagiakan mereka, tapi khawatir, apakah kucing boleh makan kacang yang ada di piring kita?

Yuk, telusuri jawaban itu dari sudut pandang sains secara lengkap. Disimak, ya!


1. Kenapa pencernaan kucing berbeda dari manusia dan kenapa itu penting untuk diketahui?

ilustrasi cara breeding kucing (pexels.com/Sam Lion)

Kucing adalah obligate carnivores, artinya tubuh mereka berevolusi untuk mendapatkan nutrisi utama dari daging, bukan tumbuhan. Sistem pencernaan mereka, profil enzim, dan kebutuhan asam amino spesifik seperti taurine membuat mereka butuh protein hewani berkualitas. Eits, nutrisi dari kacang gak menggantikan kebutuhan ini, lho. 

Itu sebabnya ketika kita memberi makanan berbasis nabati (termasuk kacang), tubuh kucing gak selalu bisa memecah atau menyerap nutrisi tersebut dengan efisien. Sekali-kali sedikit sniff atau lidah menjilat gak fatal, tetapi menjadikan kacang sebagai camilan rutin akan memberi “kalori kosong” tanpa nutrisi esensial yang mereka perluka, itu bertentangan dengan naluri makan alami mereka, lho.


2. Apa saja racun tersembunyi di dalam kacang yang harus kita waspadai?

Ilustrasi kacang tanah yang akan digiling (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Beberapa kacang (atau produk kacang) dapat mengandung zat berbahaya. Contohnya adalah aflatoksin, racun jamur yang bisa berkembang pada kacang yang disimpan buruk. Paparan aflatoksin bisa menyebabkan kerusakan hati yang serius pada hewan peliharaan. 

Selain itu, beberapa produk kacang (seperti selai kacang) bisa mengandung pemanis xylitol yang sangat berbahaya bagi hewan, menurut U.S. Food and Drug Administration. Selain racun kimia atau jamur, ada juga masalah bahan tambahan, yaitu kacang yang diasinkan, digoreng dengan bumbu, atau dilumuri cokelat/garam/rempah bisa memperparah risiko.


3. Bagaimana kacang bisa memicu masalah pencernaan atau pankreatitis pada anabul?

ilustrasi kucing sakit (pixabay.com/aruggeri)

Kacang umumnya tinggi lemak yang dapat menjadi pemicu masalah pada perut kucing. Pada beberapa kasus, makanan sangat berlemak bisa memicu gangguan pencernaan serius atau memperburuk kondisi pankreas. Pada kucing, gejala bisa samar (lesu, kehilangan nafsu makan) tapi juga dapat muncul muntah dan diare, dari Merck Veterinary Manual

Perlu dicatat bahwa hubungan langsung antara kacang dan pankreatitis pada kucing belum sejelas pada anjing, tetapi prinsip umum, yaitu makanan tinggi lemak dan makanan asing dapat memicu gangguan pencernaan atau memperberat kondisi kronis. 


4. Jenis kacang mana yang benar-benar berbahaya dan yang tampak “aman” sebenarnya bermasalah juga

ilustrasi apakah kucing boleh makan kacang? (pexels.com/Anıl Karakaya)

Beberapa jenis kacang disebut-sebut lebih berbahaya, macadamia dan black walnut terkenal berbahaya untuk anjing, dan untuk kucing risikonya juga dianggap cukup tinggi karena lemak dan kemungkinan racun/jamur. 

Peanut (kacang tanah) kadang dianggap relatif “aman” jika gak mengandung xylitol, tetapi tetap tinggi lemak dan bisa mengandung aflatoksin bila buruk penyimpanannya. 

Selain itu, kacang berlapis rasa (garam, bawang, cokelat, rempah) atau kacang goreng yang berminyak jelas bukan pilihan. Bahkan kacang “aman” sekalipun seringkali menawarkan kalori tanpa manfaat gizi yang spesifik untuk kucing, jadi lebih baik dihindari sebagai kebiasaan, ya.


5. Jika anabul makan “camilan kacang” tanpa sengaja, apa yang harus kita lakukan?

ilustrasi kucing sakit (pixabay.com/guvo59)

Pertama, tenang. Periksa jumlah dan jenis kacang yang tertelan. Jika hanya sedikit gigitan kacang polos (tanpa xylitol atau bumbu), observasi di rumah seringkali cukup, sambil memperhatikan muntah, diare, lesu, atau perubahan perilaku. 

Namun jika kacang berlapis bumbu, ada kemungkinan xylitol, atau kucing menunjukkan tanda-tanda syok/kejang/kesulitan bernapas, segera pergi ke dokter hewan darurat, dilansir laman ASPCA.


6. Ingin memberi camilan? Ini alternatif yang lebih aman dan disukai kucing

ilustrasi kucing makan (pixabay.com/rotbart94)

Daripada kacang, kita bisa memberikan potongan kecil daging matang tanpa bumbu (ayam atau ikan tanpa tulang) sebagai treat yang aman dan memuaskan naluri karnivora mereka. Mengutip Cornell Feline Health Center, kita juga bisa memilih camilan komersial berkualitas yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kucing (mengandung taurine dan asam amino penting lainnya).

Langkah mengubah ritual memberi camilan juga membantu, kok. Kita bisa memakai camilan berbasis daging saat latihan atau sesekali beri sedikit tuna air (sekali-sekali saja) supaya si meong tetap merasa spesial tanpa risiko kesehatan. 

Jadi, untuk pertanyaan apakah kucing boleh makan kacang? Tentu jawabannya, lebih baik hindari. Guys, meski si meong hanya mencicipi sedikit sekali, kemungkinan besar gak berbahaya, tapi jika dijadikan rutinitas, bahaya kesehatannya sangat besar buat anabul, lho. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team