Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Paus Fransiskus Dimakamkan dalam Tradisi 3 Peti Mati?

Paus Fransiskus memberkati peti jenazah Benediktus XVI (commons.wikimedia.org/Agência Lusa)

Kabar duka menyelimuti hati umat Katolik di seluruh dunia. Pada 21 April 2025, Paus Fransiskus dilaporkan meninggal dunia. Kepergiannya menandai berakhirnya tradisi yang sudah berlangsung selama berabad-abad lamanya, ketika para paus dimakamkan dalam 3 peti mati.

Dikenal sebagai seorang paus yang berupaya mewujudkan reformasi gereja, Paus Fransiskus terkenal karena kesederhanaannya dan tidak mengagungkan kemegahan, baik dalam dirinya sendiri maupun Gereja Katolik. Paus Fransiskus justru terkenal karena inklusinya untuk semua. Dalam hal itu, sekitar setahun sebelum kepergiannya, Paus Fransiskus membuat beberapa perubahan yang bertujuan untuk menyederhanakan beberapa ritus pemakaman Kepausan bagi para Paus.

Pasalnya, Paus Fransiskus memperbarui Ordo Exsequiarum Romani Pontificis, sebuah dokumen yang menetapkan hak pemakaman Kepausan. Kemudian pada 29 November 2024, edisi baru buku ini pun diterbitkan. Buku ini mencakup beberapa perubahan dengan menghapus beberapa perintah lama, seperti tradisi Paus yang dimakamkan dalam 3 peti mati. Bagaimana sejarah 3 peti mati ini? Apakah hanya bersifat praktis dan simbolis?

1. Ritual 3 peti mati dimaksudkan untuk mengawetkan jasad Paus

pemakaman Paus Emeritus Benediktus XVI (commons.wikimedia.org/Quirinale)

Ritual 3 peti mati mungkin terdengar asing bagi kamu, tetapi salah satu alasan mengapa adanya praktik ini adalah untuk mengawetkan jasad Paus selama mungkin. Dalam ritual 3 peti mati tradisional, peti pertama terbuat dari cemara, peti kedua terbuat dari timah, dan peti terakhir terbuat dari kayu elm. Ketiga peti tersebut juga melambangkan siapa Paus semasa hidupnya.

2. Ritual 3 peti mati melambangkan Paus dan berisi dokumen-dokumen Kepausan

peti mati Paus Benediktus XVI di dalam liang lahat (commons.wikimedia.org/Agência Lusa)

Peti mati cemara adalah peti tempat jenazah Paus dimasukkan, bersama dengan tiga kantong koin tembaga, perak, dan emas yang melambangkan pengabdian Paus. Kemudian, tiga pita sutra dililitkan di sekitar peti mati cemara setelah petinya ditutup rapat. Sementara itu, peti mati cemara dimaksudkan sebagai pengingat bahwa Paus adalah orang biasa, hamba Tuhan yang rendah hati, dan dikuburkan dengan bahan sederhana seperti kayu.

Di sisi lain, peti mati timah dimaksudkan bahwa Paus adalah sosok istimewa. Sebab, peti mati timah biasanya digunakan untuk Paus dan bangsawan. Untuk Paus, peti mati kedua ini diukir dengan berbagai simbol, dokumen, dan tanggal. Peti mati timah juga sangat kuat, karena setelah disolder hingga tertutup rapat, peti itu juga dimaksudkan untuk memperlambat pembusukan tubuh di dalamnya, mengingat sangat kedap udara. Dokumen-dokumen Paus juga dimasukkan ke dalam peti mati timah.

Peti mati timah yang berisi peti mati cemara akan ditempatkan ke dalam peti mati besar yang terbuat dari kayu elm dan dipaku hingga tertutup rapat dengan paku emas. Elm dianggap sebagai kayu yang berharga di Roma, penggunaannya sebagai peti mati merupakan simbol "martabat" Paus di dalamnya. Daftar prestasi Paus yang dibacakan dengan suara keras, kemudian dimasukkan ke dalam tabung tembaga dan diletakkan di peti mati yang terbuat dari kayu elm. Lalu, seluruh peti mati itu dibungkus dengan sutra ungu dan disegel dalam lilin sebelum ditempatkan dikuburkan di ruang bawah tanah.

3. Paus Fransiskus adalah Paus pertama yang tidak dimakamkan dalam tradisi 3 peti mati

Jenazah Paus Fransiskus disemayamkan dalam peti. (vaticannwes.va / VATICAN MEDIA Divisione Foto)

Tradisi 3 peti mati rupanya sudah tidak ada lagi setelah meninggalnya Paus Fransiskus. Itu berarti, Paus Benediktus XVI, yang meninggal pada 2022, beberapa tahun setelah mengundurkan diri dari jabatannya, adalah paus terakhir yang dimakamkan dalam tradisi 3 peti mati. Namun, keputusan Paus Fransiskus untuk menghapus ritual pemakaman 3 peti mati merupakan reformasinya sebagai Paus agar lebih dekat dengan rakyat.

Seperti yang dilaporkan oleh Vatican News, Uskup Agung Diego Ravelli, Master of Apostolic Ceremonies, mengatakan bahwa Paus Fransiskus selalu mengedepankan pentingnya menyederhanakan ritus-ritus tertentu. Ia menambahkan bahwa ritus baru ini (tentang pemakaman Paus) menekankan bahwa pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang pendeta dan murid Yesus Kristus, bukan pemakaman seorang tokoh berkuasa di dunia.

Paus Fransiskus dan semua Paus berikutnya akan dimakamkan di dalam satu peti jenazah berlapis seng dan dibawa ke Basilika Santo Petrus, di mana para pelayat dapat memberikan penghormatan terakhir mereka. Selamat jalan Paus Fransiskus, tokoh inspiratif yang selalu memberikan pesan perdamaian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Izza Namira
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us