ilustrasi menanam pohon (vecteezy.com/Seftian Anderson)
Pohon baru memerlukan pemantauan konsisten karena masa adaptasi terhadap iklim setempat tidak singkat sehingga pemeliharaan dasar seperti penyiraman teratur, perlindungan dari gangguan hewan, serta pengendalian gulma memberikan peluang pohon bertahan lebih lama. Bibit merbau, contohnya, memiliki laju tumbuh lambat sehingga perawatannya perlu lebih disiplin agar tidak kalah bersaing dengan tanaman liar yang tumbuh cepat. Upaya penanaman ribuan bibit sering gagal karena ketidakhadiran perawatan tiga tahun pertama sehingga persentase hidup turun drastis walau jumlah bibit yang ditanam terlihat besar.
Perawatan jangka panjang memungkinkan pohon mencapai usia dewasa ketika kapasitas penyimpanan karbon meningkat drastis karena volume biomassa terus bertambah setiap tahun. Proses ini bisa terputus apabila pohon ditebang lebih cepat dari usia penyimpanan optimal sehingga manfaat pengurangan karbon hilang meskipun penanamannya awalnya cukup berhasil. Kesadaran menjaga kawasan reboisasi menciptakan pemahaman bahwa menanam pohon bukan kegiatan simbolis melainkan langkah ekologis berkelanjutan yang membutuhkan rencana jangka panjang agar benar-benar memberikan efek terhadap iklim global.
Keyakinan bahwa pohon mampu membantu penyelamatan iklim dapat terbukti apabila seluruh prosesnya berjalan tepat. Harapan menahan laju krisis iklim tetap terbuka selama penanaman tidak hanya dilakukan sebagai aksi sesaat tetapi sebagai investasi ekologis yang terus dijaga. Menurutmu apakah strategi reboisasi di daerahmu sudah cukup untuk menghasilkan perubahan yang benar-benar berdampak nyata?
Referensi
"Examining the Viability of Planting Trees to Help Mitigate Climate Change". NASA. Diakses pada Desember 2025.
"Planting trees doesn’t always help with climate change". BBC. Diakses pada Desember 2025.
"Does planting trees really help cool the planet?" UC Riverside. Diakses pada Desember 2025.
"5 Reasons We Need Trees for a Healthy Planet". Canopy Tree Project. Diakses pada Desember 2025.