ilustrasi lempeng tektonik yang ada di Bumi (commons.wikimedia.org/USGS)
Alasan utama mengapa pulau mampu bergerak dari posisi asalnya ialah pergerakan lempeng tektonik yang jadi penopangnya. Seperti yang kita ketahui, lempeng tektonik itu seperti permukaan yang “mengapung” di atas mantel Bumi. Dilansir University of Hawaii, lempeng tektonik itu terbagi atas dua jenis, yakni lempeng benua yang tidak terlalu padat dan lempeng samudra yang lebih padat.
Lempeng tektonik selalu bergerak secara konstan. Gerakan tersebut secara umum terbagi atas tiga, yakni divergen, konvergen, dan transform. Gerakan divergen berarti ada dua lempeng yang bergerak saling menjauh hingga membentuk celah atau lembah, baik di daratan maupun dasar laut. Sementara, gerakan konvergen berupa dua lempeng yang saling bertabrakan sampai membentuk pegunungan, palung, dan busur kepulauan. Terakhir, gerakan transform berarti gerakan horizontal dan berlawanan arah dari dua lempeng berbeda sehingga saling bergesekan dan membentuk sesar.
Dari contoh gerakan lempeng tektonik di atas, terlihat kalau dampaknya bisa dirasakan sampai ke permukaan. Ada banyak hal yang berubah di permukaan, termasuk posisi pulau-pulau yang ada di atas lempeng Bumi. Dilansir National Geographic, seiring dengan pergerakan lempeng Bumi, pulau akan turut terbawa secara perlahan, terutama pada daerah lempeng yang dipenuhi aktivitas vulkanis seperti Hawaii.
Selain membuat pulau yang ada mampu berpindah posisi, pergerakan lempeng tektonik turut membantu terciptanya pulau-pulau baru. Salah satu alasan utama terbentuknya suatu pulau itu ada hubungannya dengan gerakan lempeng. Daratan yang menjadi pulau terbentuk dari tabrakan dua lempeng berbeda yang mengangkat daratan ke atas. Selain itu, gerakan lempeng yang memicu aktivitas vulkanik tak jarang menghasilkan pulau baru sesaat setelah gunung berapi erupsi, terutama yang berada di tengah laut.
Sebenarnya, ada lagi satu fenomena lagi yang dapat menyebabkan pulau bergerak. Hanya saja, kondisinya sangat spesifik. Maksudnya, agar fenomena tersebut dapat terjadi, pulau tersebut harus berukuran sangat kecil dan berada di badan air tawar. Fenomena yang disebut sandbar ini terjadi ketika pulau superkecil yang tercipta dari material organik dapat terapung mengikuti pasang-surut air di sekitar. Hal ini memungkinkan karena pulau kecil dari material organik hanya mengakar pada material organik, bukan lempeng tektonik. Contoh pulau yang mengalami fenomena ini bisa kita lihat pada Pulau Begansar yang ada di Kalimantan Barat.