Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
chicagotonight.wttw.com

Sebuah aplikasi telah dikembangkan oleh para peneliti dari University of Illinois di Chicago. Tim yang dipimpin oleh Dr. Alex Leow, profesor psikiatri dan bioteknologi di UIC College of Medicine, dan Peter Nelson, profesor ilmu komputer dan dekan dari UIC College of Engineering telah mengembangkan software yang dinamai BiAffect guna mendeteksi mood dan memprediksi adanya gangguan bipolar. 

Cara kerjanya yaitu dengan cara memonitor metadata pada dinamika keyboard handphone saat mengetik teks. Aspek yang diukur seperti melihat kecepatan dan ritme mengetik, kesalahan dalam teks, dan penggunaan backspace serta koreksi otomatis. 

Lalu bagaimana kolaborasi tim ini bisa berhasil dan memberi banyak manfaat bagi penelitian lain maupun orang dengan gangguan bipolar itu sendiri? Dilansir dari situs MedicalXpress.com, berikut penjelasannya.

1. BiAffect dapat melihat metadata pengguna ponsel, termasuk penggunaannya dari waktu ke waktu, jumlah penekanan tombol, dan penggunaan periksa ejaan

twitter.com/i/moments/

Orang-orang yang mengunduh BiAffect dapat melihat metadata mereka sendiri, termasuk penggunaan ponsel mereka dari waktu ke waktu, jumlah penekanan tombol, penggunaan periksa ejaan dan banyak lagi. Nelson menjelaskan bahwa aplikasi ini dapat membantu mereka melihat episode manik dan depresi serta mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi efek dari episode-episode itu. 

Selain itu Leow juga memaparkan bahwa orang tanpa gangguan mood juga bisa menggunakan aplikasi ini untuk lebih memahami dinamika mood pada orang dewasa sehat dibandingkan dengan gangguan bipolar. Cara ini bisa memungkinkan untuk melihat "biomarker virtual" atau pendeteksi gangguan bipolar dengan teknologi virtual.

2. Dikembangkan dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa perubahan dinamika mengetik berkorelasi dengan episode depresif dan manik pada orang dengan gangguan bipolar

Editorial Team

Tonton lebih seru di