5 Tokoh-Tokoh Ilmu Kedokteran dalam Islam

Siapa saja mereka?

Pada masa kejayaan Islam, rumah sakit tidak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan para pasien, namun juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru yang menyebabkan penelitian dan pengembangan yang begitu gencar. Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, dan Ibn- Maimun. 

1. Al-Razi (841-926 M)

5 Tokoh-Tokoh Ilmu Kedokteran dalam Islamilustrasi laboratorium (pixabay)

Al-Razi dikenal di Barat dengan nama Razes. Beliau pernah menjadi dokter Istana Pangeran Abu Saleh Al-Mansur, penguasa Khurasan. Beliau kemudian pindah ke Baghdad dan menjadi dokter kepala di rumah sakit Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Buku kedokteran yang dihasilkannya berjudul Al-Mansuri (Liber Al-Mansofis) dan Al-Hawi.

2.  Al-Zahrawi (930-1013 M) 

5 Tokoh-Tokoh Ilmu Kedokteran dalam Islamilustrasi dokter bedah (pixabay)

Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal di Barat Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas Cordova. Dia menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdul Rahman III. Sebagain besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya masalah bedah.

Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, Al-Tastif Liman Ajiz’an Al-Ta’lif (ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad pertengahan). Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17. Al-Zahrawi menerapkan metode cautery untuk mengendalikan pendarahan, menggunakan alkohol dan lilin untuk mengentikan pendarahan dari tengkorak selama membedah tengkorak. Al-Zahrawi juga menulis buku tentang tentang operasi gigi.

Baca Juga: 5 Ilmuwan Matematika Paling Brilian yang Turut Membentuk Dunia Modern

3. Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M)

5 Tokoh-Tokoh Ilmu Kedokteran dalam Islamilustrasi obat-obatan (pixabay)

Dokter muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M). Salah satu kitab kedokteran fenomenal yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qānūn fi al- Țibb atau Canon of Medicine. Kitab itu menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa.

4. Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M)

5 Tokoh-Tokoh Ilmu Kedokteran dalam Islamilustrasi laboratorium (pixabay)

Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul Al- Kulliyat fi Al-Țibb’ (Colliyet). Buku itu berisi rangkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran lainnya berjudul Al-Taisir mengupas praktik-praktik kedokteran.

5. Ibn-Maimun

5 Tokoh-Tokoh Ilmu Kedokteran dalam Islamilustrasi obat-obatan (pixabay)

Ibn Maimun juga dikenal sebagai dokter agung. Ia didaulat menjadi dokter khusus Sultan Shalahuddin al-Ayyubi dan juga perdana menterinya, al-Qadhi al-Fadhil. Dalam bidang farmakologi dan medikologi, Ibn Maimun menulis al-Amtsal al-Thibbiyyah yang merupakan ringkasan teori-teori kedokteran Galen, Hypocrates, al-Razi, dan Ibnu Sina. Karya kedokteran terbesar Ibn Maimun lainnya adalah Fushul al-Qurthubi, juga dikenal dengan Fushul Musa, yang merupakan salah satu ensiklopedi terlengkap dalam ilmu kedokteran.

Di dalamnya, Ibn Maimun membahas berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit luar dan dalam, ciri-ciri penyakit dan pembagiannya, penyebab berbagai macam penyakit dan cara penyembuhannya, unsur-unsur kedokteran, langkah-langkah pengobatan dan syarat-syarat menjadi seorang dokter, penyakit wanita dan anak, cara menjaga kesehatan dengan ramuan dan olah raga, hingga kajian terhadap ilmu obat-obatan dan racun.

Selain itu, ia juga menulis Kitab Al-Mukhtashar yang merupakan intisari dan ringkasan atas teori-teori ilmu kesehatan Galen. Ibn Maimûn juga menulis Fushul Abqaruth yang merupakan tinjauan dan ulasan atas teori-teori kedokteran Hypocrates. Ibn Maimun juga mengarang beberapa karya kedokteran yang secara khusus didedikasikan kepada para sultan Dinasti Ayyubiyyah dan juga para perdana menteri.

Ibn Maimun menulis Maqalah fi Tadabir al-Shihhah yang merupakan panduan pengobatan dan kesehatan yang diperuntukkan bagi anak Sultan Shalahuddin, al-Malik Ali. Karya medikal lainnya adalah al-Risalah al-Fadhiliyyah yang mengkaji toksikologi (ilmu racun) dan dipersembahkan untuk Perdana Menteri Sultan Shalahuddin, al-Qadhi al-Fadhil.

Dalam dua karya yang disebutkan terakhir, Ibn Maimûn mengungkapkan pandangan-pandagan kedokterannya berdasarkan observasi, eksperimen, dan pengalamannya sendiri, dengan diperkuat oleh pandangan-pandangan kedokteran terdahulu, baik dari Yunani maupun Arab-Islam.

Khuriyatul Aqliyah Photo Writer Khuriyatul Aqliyah

Lu cuma orang kecil, melangkah pelan pelan aja. Bisa kok!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya