4 Fakta Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Indonesia Punya?

PLTN dapat menjadi solusi pembangkit listrik masa depan

Di era serba modern ini, perkembangan teknologi begitu pesat. Hal tersebut memicu peningkatan kebutuhan akan energi listrik. Berbagai upaya telah dilakukan guna memastikan pasokan listrik tetap terjaga. Mulai menghemat penggunaan listrik hingga memperbanyak pembangkit listrik.

Salah satu jenis pembangkit listrik adalah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), yang mengubah energi panas dari reaktor nuklir menjadi listrik. Ingin tahu lebih banyak tentang PLTN? Yuk, cari tahu jawabannya dengan membaca artikel ini!

1. Prinsip kerja PLTN

4 Fakta Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Indonesia Punya?ilustrasi PLTN (pexels.com/Alexandre Loureiro)

Dilansir Foro Nuclear, prinsip kerja PLTN sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pembangkit listrik konvensional. Pembedanya terletak pada sumber energi yang digunakan. PLTN memanfaatkan reaksi berantai fisi nuklir uranium untuk memperoleh energi panas. Proses ini menghasilkan energi panas yang kemudian digunakan untuk mengubah air menjadi uap bertekanan tinggi guna memutar turbin. Putaran dari turbin mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Uranium khusus dengan isotop U-235 digunakan sebagai sumber energi panas PLTN. Alasan uranium dipilih sebagai sumber energi adalah karena reaksi pembelahan intinya menghasilkan jumlah energi panas yang besar. Energi panas ini bermanfaat untuk memicu reaksi fisi nuklir.

Baca Juga: 4 Spesies Kupu-kupu Memukau yang Hidup di Amerika Serikat, Eksotis!

2. Mengenal perbedaan reaksi fisi dan fusi nuklir

4 Fakta Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Indonesia Punya?ilustrasi nuklir (pixabay.com/slightly_different)

Dilansir Just Energi, reaksi fisi nuklir adalah proses atom uranium dengan isotop U-235 terbelah menjadi beberapa atom. Atom uranium U-235 memiliki 92 proton, 92 elektron, dan 143 neutron. Reaksi ini dimulai dengan menembak uranium menggunakan partikel subatom yang menyebabkannya kehilangan neutron. Reaksi berantai akan terjadi terus menerus hingga bahan bakar digunakan habis.

Reaksi fusi menjadi kebalikan dari reaksi fisi, yaitu proses penggabungan dua inti atom menjadi satu inti atom yang lebih besar. Dilansir BYJUS, meskipun reaksi fusi belum bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, reaksi ini tetap memegang peran penting di alam semesta. Salah satu contohnya yaitu reaksi fusi yang terjadi pada bintang. Benda langit ini memanfaatkan reaksi penggabungan atom untuk menghasilkan panas dan energi dalam jumlah besar.

3. Apakah energi nuklir ramah lingkungan?

4 Fakta Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Indonesia Punya?ilustrasi energi ramah lingkungan (pexels.com/Siegfried Poepperl)

Pemanasan global adalah fenomena kenaikan suhu rata-rata Bumi di atas batas normalnya. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak pemanasan global adalah dengan beralih menggunakan pembangkit listrik ramah lingkungan. Pembangkit listrik jenis ini menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang sedikit. Namun, apakah PLTN termasuk pembangkit listrik ramah lingkungan?

Ternyata nuklir termasuk energi ramah lingkungan. Dilansir laman National Grid Group, PLTN termasuk kategori energi ramah lingkungan karena hanya menghasilkan sedikit emisi gas rumah kaca. Hal ini sejalan dengan tujuan PLTN yang bertujuan menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang dapat mencemari lingkungan.

4. Meski begitu, PLTN juga memiliki kekurangan

4 Fakta Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Indonesia Punya?ilustrasi dampak buruk PLTN (pixabay.com/ELG21)

Bak pisau bermata dua, energi nuklir juga memiliki kekurangan yang patut diperhatikan. Meskipun PLTN ramah lingkungan dalam hal emisi karbon, limbah nuklir yang dihasilkan bersifat radioaktif. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah tersebut dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang serius.

Bencana PLTN Chernobyl di kota Pripyat, Ukraina menunjukkan dampak buruk energi nuklir. Dilansir laman World Nuclear Association, insiden yang terjadi pada 26 April 1986 ini diakibatkan adanya cacat desain reaktor nuklir dan human error. Hal tersebut menimbulkan ledakan yang melepaskan 5% bahan radioaktif ke lingkungan. Tragedi Chernobyl menewaskan sebanyak 31 orang, jumlah ini belum termasuk korban jiwa akibat radiasi jangka panjang. Diperkirakan sekitar 30.000 penduduk Pripyat mengungsi untuk menghindari bahaya radiasi nuklir.

5. Apakah Indonesia memiliki PLTN?

4 Fakta Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Indonesia Punya?ilustrasi PLTN (pexels.com/Michael Gattorna)

Energi nuklir telah lama dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Hal ini karena nuklir mampu menghasilkan energi listrik dengan proses yang ramah lingkungan. Oleh karenanya, banyak negara di dunia berlomba-lomba mengembangkan PLTN. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Hingga kini, Indonesia belum memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir. Dikutip jurnal ilmiah FITK UIN Syarif Hidayatullah tentang kesiapan masyarakat memiliki PLTN, menunjukkan sebanyak 35-40 responden setuju adanya PLTN di Indonesia, sedangkan yang tidak setuju kurang dari 5 orang. Meski begitu, terdapat berbagai pertimbangan untuk mendirikan PLTN, seperti wilayah yang rawan terjadi bencana alam, minimnya pakar nuklir hingga tingginya biaya pembangunan PLTN.

Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi salah satu pembangkit listrik ramah lingkungan. Meskipun begitu, PLTN juga memiliki kekurangan yang menjadi pertimbangan beberapa negara untuk membangun PLTN.

Baca Juga: 4 Dampak Perang Nuklir bagi Dunia jika Benar-Benar Terjadi

Aryo Akhmad Maulana Photo Writer Aryo Akhmad Maulana

Seorang remaja yang tertarik dengan dunia psikologi dan sains

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya