6 Fakta Menarik Bekicot, Siput Raksasa yang Menjadi Hewan Invasif

Bekicot berasal dari Afrika Timur

Kamu pasti sering melihat bekicot di sawah, kebun, sungai, danau, atau waduk. Hewan satu ini sering ditemukan di daerah lembab yang banyak ditumpuhi tanaman. Namun apakah kamu tahu kalau bekicot bukanlah hewan asli Indonesia? Nyatanya hewan dengan nama ilmiah Lissachatina fulica ini adalah hewan yang berasal dari Afrika, lho. Ia bisa ditemukan di Indonesia karena adanya campur tangan manusia. Siput raksasa ini juga menjadi hama bagi tanaman seperti pohon pisang. Bekicot juga punya beberapa fakta menarik lainnya yang akan dibahas di artikel ini!

1. Bekicot berasal dari Afrika

6 Fakta Menarik Bekicot, Siput Raksasa yang Menjadi Hewan InvasifBekicot (commons.wikimedia.org/Alexander R. Jenner)

Walau dapat ditemukan di berbagai daerah termasuk Indonesia, nyatanya bekicot bukan hewan asli Indonesia. Animal Diversity Web menerangkan kalau moluska satu ini berasal dari pesisir Afrika Timur. Karena berasal dari Afrika bekicot juga punya lain, yaitu giant african snail atau siput afrika raksasa. Namun saat ini bekicot tidak hanya bisa ditemukan di Afrika, ia bisa ditemukan hampir di seluruh dunia.

Bekicot juga bukan hewan yang bisa bermigrasi atau berpindah ke tempat yang jauh. Hal ini membuat para ahli berspekulasi kalau bekicot menyebar ke daerah lain melalui campur tangan manusia. Jual beli hewan ilegal dan bekicot yang tidak sengaja terbawa oleh kapal jadi beberapa hal yang diduga membuat bekicot tersebar ke daerah lain. Saat ini bekicot bisa ditemukan Benua Afrika, Asia, Amerika, daerah Pasifik, dan Kepulauan Karibia. Daerah lembab seperti sawah, hutan, kebun, waduk, sungai, rerumputan, atau danau jadi habitat favorit bekicot.

2. Bekicot menjadi hewan invasif

6 Fakta Menarik Bekicot, Siput Raksasa yang Menjadi Hewan InvasifBekicot di Indonesia (commons.wikimedia.org/Setiawanap)

Global Invasive Species Database dan National Invasive Species Information Center menjelaskan kalau bekicot adalah hewan invasif yang memberikan efek buruk ke ekosistem suatu daerah. Hewan ini adalah herbivora dengan nafsu makan yang luar biasa  besar dan populasi yang sangat melimpah, karenanya ia mampu membunuh flora asli suatu daerah. Ketahanan tubuhnya juga tidak bisa diremehkan, bekicot mampu hidup di daerah tropis sampai subtropis.

Bahkan bekicot jadi salah satu hama siput paling buruk dan paling merugikan di dunia. Tak cuma berbahaya bagi tanaman, bekicot juga mampu membawa penyakit dan parasit yang berbahaya bagi manusia. Jika tidak ditangani dengan serius bekicot bisa terus merusak ekosistem suatu daerah dan membahayakan manusia.

3. Bekicot punya tubuh raksasa

6 Fakta Menarik Bekicot, Siput Raksasa yang Menjadi Hewan InvasifPerbandingan ukuran bekicot dengan tangan manusia (commons.wikimedia.org/Thomas Brown)

Dilansir Charles Darwin Foundation, siput satu ini mampu tumbuh sepanjang 20 cm. Ukuran yang sangat besar untuk seekor siput. Cangkangnya punya perpaduan warna cokelat muda dan cokelat tua. Cangkangnya juga punya bentuk oval memanjang dan runcing di bagian ujung. Tubuhnya sendiri punya warna yang sedikit berbeda dengan perpaduan cokelat muda, hitam atau abu-abu. Seperti kebanyakan siput dan keong bekicot juga punya gerakan yang lambat.

4. Makanan bekicot

6 Fakta Menarik Bekicot, Siput Raksasa yang Menjadi Hewan InvasifBekicot hendak makan (commons.wikimedia.org/PaleoGeekSquared)

Bekicot adalah herbivora yang tidak pilih-pilih makanan, ia akan memakan semua jenis tanaman entah yang masih hidup atau yang sudah mati. Dengan penciumannya yang tajam bekicot juga dapat menemukan makanan dengan mudah. Namun bekicot kerap ditemukan memakan hal lain selain tanaman seperti spesies siput lain, jamur atau bangkai hewan. Individu muda dan dewasa juga punya preferensi makanan yang berbeda, lho.

Bekicot muda cenderung lebih suka memakan tumbuhan yang sudah mati atau alga. Sementara itu bekicot dewasa sangat suka memakan tanaman yang masih hidup. Beberapa makanan favorit bekicot adalah timun, labu, pepaya, dan pisang. Bekicot juga punya nafsu makan yang besar, hal inilah yang membuatnya dapat tumbuh menjadi sangat besar dan berbahaya bagi ekosistem. Jika ditemukan seekor bekicot di suatu tempat biasanya terdapat bekicot lain di tempat tersebut.

5. Bekicot punya lima subspesies

6 Fakta Menarik Bekicot, Siput Raksasa yang Menjadi Hewan InvasifBekicot (commons.wikimedia.org/Timur V. Voronkov)

Melansir GBIF, bekicot punya lima subspesies, yaitu Lissachatina fulica fulica, Lissachatina fulica coloba, Lissachatina fulica castanea, Lissachatina fulica hamillei, dan Lissachatina fulica rodatzi. Setiap subspesies punya ukuran, corak, penyebaran, dan morfologi yang berbeda. Namun jika hanya dilihat sekilas kamu tidak akan bisa menemukan perbedaannya. Salah satu perbedaan yang dapat kamu lihat adalah perbedaan warna, seperti contoh L. f. rodatzi punya tubuh berwarna cokelat muda dan cangkang yang berwarna krem atau cokelat muda. Sementara itu supspesies lain punya warna cangkang dan warna tubuh yang lebih gelap.

6. Bekicot sering dijadikan makanan

6 Fakta Menarik Bekicot, Siput Raksasa yang Menjadi Hewan InvasifBekicot dijadikan makanan di Ghana (commons.wikimedia.org/Antoshananarivo)

Walau merupakan hewan yang cukup merugikan ternyata bekicot juga punya nilai bagi manusia. Di beberapa daerah bekicot kerap dimanfaatkan sebagai pakan ikan sampai dijadikan makanan bagi manusia, jelas India Biodiversity Portal. Bekicot bisa diolah menjadi berbagai hidangan dan bisa dikombinasikan dengan beberapa bumbu. Kamu bisa merebus, menumis sampai menggoreng bekicot. Namun sebelum mengolah bekicot menjadi makanan lezat kamu wajib membersihkan tubuh siput satu ini. Jika tidak diolah dan dibersihkan dengan benar maka bakteri dan parasit di tubuh bekicot bisa membahayakan tubuh.

Walau bekicot sering terlihat di Indonesia, namun bukan berarti bekicot merupakan hewan asli Indonesia. Nyatanya bekicot adalah hewan invasif yang berbahaya bagi ekosistem Indonesia. Ia jadi siput yang sangat merusak dan populasinya tidak terkendali. Munculnya hewan invasif seperti bekicot memberikan dampak negatif bagi ekosistem suatu daerah. Penanganan secara serius harus dilakukan supaya alam Indonesia tidak terus rusak akibat ancaman hewan invasif seperti bekicot.

Baca Juga: 4 Perbedaan Siput, Bekicot, dan Keong yang Perlu Diketahui

Arzha Ali Rahmat Photo Verified Writer Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya